إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Friday, October 14, 2022

SIHIR KATA-KATA INDAH

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda :

إِنَّ مِنْ الْبَيَانِ لَسِحْرًا

“Sesungguhnya sebagian dari Al-bayan (susunan kata-kata yang indah) adalah sihir” [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Banyak wanita yang dibuat “klepek-klepek” hanya dengan kata-kata indah dari seorang pria yang pada hakikatnya kata-kata itu adalah rayuan gombal semata. Ada kejadian dimana wanita menjadi terbuai dengan kata-kata indah laki-laki di dunia maya, padahal keshalihahnya belum tentu nyata. Begitu menikah, wanita itu baru sadar bahwa kenyatannya tidak seperti mimpi indahnya. Kata-kata indah seperti itu layaknya sihir yang bisa memikat. Maka benarlah apa yang disabdakan Nabi di atas : “Sesungguhnya sebagian dari Al-bayan (susunan kata-kata yang indah) adalah sihir” [HR Bukhari]

 

Ibnu at-Tin berkata : Bayan (penjelasan) itu ada dua macam. Pertama, perkataan yang menjelaskan maksud. Kedua, merangkai kata-kata yang indah untuk menarik perhatian. Bayan yang kedua inilah yang diserupakan dengan sihir. Bayan akan menjadi tercela jika digunakan untuk tujuan keburukan. Diserupakan dengan sihir karena sihir itu bisa memalingkan sesuatu dari hakikatnya.  [Fathul Bari]

 

Suatu ketika datanglah dua orang utusan dari bani Tamim, yaitu Zibriqan bin badr dan Amru Ibnul Ahtam menghadap Nabi SAW. Zibriqan dengan bangga memperkenalkan diri: Ya Rasulallah, Aku adalah pemimpin bani tamim, orang yang ditaati dan dipatuhi di kalangan mereka, aku mencegah mereka dari kedzaliman dan aku pula yang menunaikan hak-hak mereka. Itu  semua diketahui oleh orang ini (yakni Amru Ibnul Ahtam). Amru berkata : Sungguh dia pandai berbicara, Dia mencegah kedzaliman dari orang-orang dekatnya saja dan dia ditaati di kedua telinganya saja. Zibriqan berkata : Demi Allah, Wahai Rasulullah sungguh dia mengetahui dariku tidak seperti yang diucapkannya. Tidaklah ia enggan mengatakan yang sesungguhnya melainkan karena sifat hasud. Amru berkata : Apakah Aku hasud padamu? Demi Allah, Wahai Rasulullah sungguh dia itu tercela pamannya, baru menjadi orang kaya, bodoh orang tuanya, menyia-nyiakan keluarganya. Demi Allah, Wahai Rasulullah Aku jujur pada perkataan pertama dan tidak bohong pada perkataan yang terakhir.

وَلَكِنِّي رَجُلٌ إِذَا رَضِيْتُ قُلْتُ أَحْسَنَ مَا عَلِمْتُ، وَإِذَا غَضِبْتُ قُلْتُ أَقْبَحَ مَا وَجَدْتُ

“Hanya saja aku adalah orang yang jika senang maka akan mengatakan yang terbaik dari apa yang aku ketahui dan jika aku marah maka aku akan mengatakan yang terburuk dari apa yang aku temukan”.

Mendengar perkataan tadi lalu Rasul SAW bersabda dengan hadits utama di atas yaitu : “Sesungguhnya sebagian dari Al-bayan (susunan kata-kata yang indah) adalah sihir”[Fathul Bari]

 

Maka kata-kata itu bisa menghipnotis. Perkataan yang jelek akan menjadi lebih jahat melebihi sihir dalam merusak keadaan. Sebutlah contoh ilustrasi berikut. Si A (Ani) bertanya saat kunjungan seminggu setelah Si B (Bumil)  melahirkan : "Hadiah apa yang diberikan suamimu setelah engkau melahirkan ?" "tidak ada" jawab Si B. Si A berkata lagi : "Masa sih, apa engkau tidak berharga disisinya ? aku bahkan sering diberi hadiah walau tanpa alasan yang istimewa". Siang itu, ketika sang suami lelah pulang dari kantor tiba tiba menemukan istrinya (si B) merajuk di rumah, keduanya lalu terlibat pertengkaran. Sebulan kemudian, antara Si B dan suaminya bercerai. Dari mana sumber masalahnya ? Dari kalimat sederhana yang diucapkan Si A kepada Si B. Perkataan demikian layaknya perkataan istri Abu Lahab yang digelari “Hammalatal Hathab” (provokator).

 

Dan sebaliknya, perkataan yang baik bisa jadi lebih dahsyat melebihi ruqyah dalam memperbaiki keadaan.  Dalam satu kisah disebutkan bahwa ada seorang raja memiliki cincin bertuliskan “these too, will pass” (yang inipun akan berlalu). Tulisan inilah yang ajaib, bukan cincinnya. Tatkala menghadapi persoalan kerajaan yang pelik, ia membaca tulisan di cincin itu dan ia pun menjadi lebih tenang karena ia menyadari bahwa “inipun akan berlalu.”. Dan tatkala ia sedang bersenang-senang, ia pun tak sengaja membaca tulisan di cincin itu, dan merenung  “inipun akan berlalu lantas ia menjadi rendah hati kembali. Dan begitulah seterusnya, dalam kondisi apapun sang raja menyikapinya dengan lebih baik berkat kata-kata tersebut. [Annasindonesia com]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk bisa berkata-kata yang baik sehingga menimbukan efek yang baik pula serta menjauhi kata-kata yang jelek sehingga tidak menimbukan efek yang jelek bagi lingkungan kita.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

GUNUNG TERCINTA

ONE DAY ONE HADITH

 

Dari Sahal bin Sa’d RA, Rasul SAW bersabda :

أُحُدٌ جَبَلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ

Uhud adalah gunung yang mencintai kami dan kamipun mencintainya. [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Gunung Uhud adalah sebuah gunung yang berada di utara Madinah dengan ketinggian sekitar 1077 meter. Gunung Uhud terbentuk dari batu granit warna merah memanjang dari tenggara ke barat laut dengan panjang tujuh kilometer dan lebar hampir tiga kilometer. Gunung ini adalah gunung terbesar dan tertinggi di Madinah. [wikipedia] Gunung ini berjarak lebih kurang tiga mil dari kota Madinah. [ihram co id] atau perjalanan selama 25 menit atau 9 KM dari masjid Nabawi versi google map.

 

Dari sisi arti, Uhud sama dengan kata ahad yang berarti satu atau menyendiri. Gunung tersebut dinamakan demikian, karena gunung tersebut menyendiri dan gunung-gunung lainnya dan dikelilingi oleh lembah. Menurut versi lainnya, dinamakan uhud dikarenakan dahulu ada seseorang dari penduduk “amaliq” (penduduk pertama madinah) yang bernama “uhud” yang pindah menetap di gunung itu sehingga gunung tadi dinamai dengan nama orang tersebut. Pendapat ketiga menyatakan bahwa kata Uhud bermakna satu dan esa, sehingga gunung uhud menjadi simbol keesaan Allah SWT. [ar wikipedia org] Mungkin versi ketiga inilah yang menyebabkan Rasul SAW mencintai gunung uhud.

 

Dalam hadits disebutkan :

مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا أَكْثَرَ مِنْ ذِكْرِهِ

Barang siapa mencintai sesuatu maka ia akan banyak menyebutnya. [HR Ad-Dailami]

Teori ini menunjukkan kecintaan Nabi Saw kepada gunung uhud karena beliau sering sekali menyebut nama gunung itu di dalam berbagai kesempatan. Diantaranya adalah ketika beliau berjalan bersama Abu Dzar dan melihat gunuing uhud beliau bersabda :

لَوْ كَانَ لِي مِثْلُ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا يَسُرُّنِي أَنْ لَا يَمُرَّ عَلَيَّ ثَلَاثٌ وَعِنْدِي مِنْهُ شَيْءٌ إِلَّا شَيْءٌ أُرْصِدُهُ لِدَيْنٍ

Seandainya aku memiliki emas sebesar Uhud, maka tidaklah akan membuatku senang jika berlalu tiga (hari) dan masih ada yang tersisa darinya di sisiku, kecuali sebagian yang aku simpan untuk membayar hutang. [HR Bukhari]

 

Begitu pula ketika meng-ijazahkan doa pelunas hutang kepada sahabat Muadz, Beliau bersabda :

أَلَا أُعَلِّمُكَ دُعَاءً تَدْعُو بِهِ لَوْ كَانَ عَلَيْكَ مِثْلُ جَبَلِ أُحُدٍ دَيْنًا لَأَدَّاهُ اللهُ عَنْكَ

Maukah kamu aku ajarkan doa yang sekiranya kamu mempunyai hutang sebesar gunung uhud niscaya Allah akan melunaskannya darimu?. [HR Thabrani]

 

Ketika Beliau menjelaskan pahala mengurus jenazah, beliau bersabda : Barang siapa mensholati jenazah maka ia mendapatkan pahala satu qirath. Dan jika ia menyaksikan penguburannya maka ia mendapatkan pahala dua qirath.

اَلْقِيْرَاطُ مِثْلُ جَبَلِ أُحُدٍ

Satu qirath itu seperti gunung uhud (besarnya). [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]

 

 

Pada kesempatan lainnya, Beliau melarang orang memaki para sahabat. Beliau memberikan alasannya :

فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ

"Sekiranya salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya hal itu tidak akan menyamai (pahala) satu mud atau setengahnya dari sedekah mereka."  [HR Bukhari]

 

Tatkala Rasul SAW mencela orang-orang yang suka menimbun harta maka beliau bersabda :

مَا أُحِبُّ أَنَّ لِي مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا أُنْفِقُهُ كُلَّهُ إِلَّا ثَلَاثَةَ دَنَانِيرَ

“Tidaklah aku memiliki emas sebesar gunung Uhud yang aku infaqkan semuanya melainkan aku suka menyisakan tiga dinar saja“. [HR Bukhari]

 

Demikian pula tatkala Beliau menceritakan penghuni neraka. Beliau bersabda : Sesungguhnya ahli neraka akan membesar di dalam neraka, sehingga jarak antara daun telinga ke bahu mereka adalah sejauh 700 tahun. Dan tebal kulitnya pula adalah 40 hasta,

وَضِرْسُهُ أَعْظَمَ مِنْ جَبَلِ أُحُدٍ

dan gigi gerahamnya adalah lebih besar dari gunung Uhud. [HR Thabrani]

 

Beliau juga berbicara dengan gunung uhud. Suatu ketika, Nabi SAW mendaki Gunung Uhud bersama Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman. Lalu gunung Uhud itu bergetar, maka beliau bersabda:

اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ

 “Tenanglah wahai Uhud, karena di atasmu sekarang ada Nabi, As-shiddiq (Abu Bakar) dan dua orang (yang akan mati) syahid (‘Umar dan ‘Utsman),” [HR Bukhari].

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mencintai apa yang dicintai oleh Nabi SAW sehingga kitapun akan dicintai oleh beliau.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Wednesday, September 28, 2022

FULL SENYUM

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Dzar RA, Rasul SAW bersabda :

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah. [HR Tirmidzi]

 

Catatan Alvers

  

“Mbok yo, sing full senyum sayang. Ben aku semangat berjuang, Ojo nuruti gengsimu

Jelas-jelas, aku ndak mampu”. (Sebaiknya kau tersenyum lebar wahai istriku, supaya aku semangat bekerja. Jangan menuruti gengsimu karena aku tidak mampu memenuhinya). Lagu ini akhir-akhir ini (2022) viral mejadi back sound di berbagai platform medsos.

 

Lirik lagu ini mewakili curhatan banyak suami yang memiliki istri yang sering cemberut dan jarang tersenyum. Ketika istri cemberut maka suami akan merasa berat menjalani hari-harinya. Itulah kenapa wanita shalihah memiliki peran menyenangkan suami tatkala dipandang. Dalam hadits disebutkan :

إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ

 (istri yang shalihah) jika suaminya melihatnya maka ia akan menyenangkannya. [HR Abu Daud]

 

Menyenangkan orang lain, tidak hanya kepada istri tetapi juga kepada saudara, tetangga, teman bahkan kepada orang yang belum dikenal, merupakan perbuatan terpuji. Dan itu di contohkan oleh Nabi SAW dengan banyak tersenyum dan menilainya sebagai sedekah sebagaimana ditegaskan pada hadits utama di atas.

 

Jarir ibnu Abdillah RA, berkata :

مَا حَجَبَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسْلَمْتُ وَلَا رَآنِي إِلَّا تَبَسَّمَ فِي وَجْهِي

Nabi SAW tidak pernah melarangku untuk bertemu beliau semenjak aku masuk Islam dan tidaklah beliau melihat aku melainkan beliau tersenyum ke wajahku. [HR Bukhari]

 

Abdullah ibnul Harits juga memberikan kesaksian serupa. Ia berkata :

مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Aku tidak melihat seseorang yang lebih banyak senyumnya mengalahkan Rasul SAW. [Sunan Tirmidzi]

 

Membagi-bagikan senyum akan mencukupi untuk semua orang, hal ini berbeda dengan membagi-bagikan harta, maka harta sebanyak apapun pasti akan habis. Beliau bersabda :

إِنَّكُمْ لَا تَسَعُونَ اَلنَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ لِيَسَعْهُمْ بَسْطُ اَلْوَجْهِ وَحُسْنُ اَلْخُلُقِ

"Sesungguhnya kalian tidak akan cukup memberi manusia dengan harta kalian tetapi kalian akan cukup memberikan kepada mereka dengan wajah yang berseri dan akhlak yang baik." [HR al-Hakim]

 

Senyum adalah termasuk bagian dari tertawa. Dalam kamus Bahasa Indonesia disebutkan tawa adalah ungkapan rasa gembira, senang, geli, dan sebagainya dengan mengeluarkan suara (pelan, sedang, keras) melalui alat ucap. Tertawa bergumam : tertawa yang tertahan,  tertawa besar : tertawa terbahak-bahak, tertawa kecil : tersenyum, tertawa pahit  : tertawa kecil karena kurang suka, tertawa terbahak-bahak : tertawa dengan suara besar dan keras-keras. [KBBI]

 

Ibnu Hajar menukil perkataan ahli bahasa (Arab):

التبسم مبادئ الضحك ، والضحك انبساط الوجه حتى تظهر الأسنان من السرور ، فإن كان بصوت وكان بحيث يسمع من بعد فهو القهقهة وإلا فهو الضحك ، وإن كان بلا صوت فهو التبسم ،

Tabbassum (tersenyum) adalah awal dari tertawa sedangkan tertawa adalah berseri-serinya wajah seseorang karena gembira sehingga tampak giginya, jika menimbulkan suara sekiranya orang yang jauh bisa mendengarnya maka disebut dengan “Qahqahah” (terbahak-bahak) jika tidak dapat didengar oleh orang yang jauh maka disebut dengan tertawa namun jika tidak disertai dengan suara maka disebut dengan tersenyum. [Fathul Bari]

 

Abdullah ibnul Harits menjelaskan bahwa Rasul itu lebih banyak tersenyum daripada tertawa, Ia berkata :

مَا كَانَ ضَحِكُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا تَبَسُّمًا

Tidaklah tertawanya Rasul SAW melainkan berupa senyuman. [Sunan Turmidzi]

 

Ini perlu dibedakan karena tertawa dan tersenyum meskipun serupa namun hukumnya tidaklah sama. Banyak tersenyum adalah dianjurkan sementara banyak tertawa adalah dilarang. Beliau bersabda :

إياك وكثرة الضحك ، فإنه يميت القلب ، ويذهب بنور الوجه

Hindarilah banyak tertawa karena itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya pada wajah. [HR Baihaqi]

 

Lebih jauh, Beliau bersabda :

وَلَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا

Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, kalian benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” [HR Muslim]

 

Ibnu Hajar berkata : Yang jelas dari keterangan sekumpulan hadits bahwa Nabi SAW dalam sebagian besar kondisinya beliau tidak lebih dari tersenyum. Terkadang saja beliau lebih dari itu, beliau tertawa. Dan tertawa yang dimakruhkan adalah memperbanyak tertawa atau tertawa secara berlebihan karena hal itu akan menghilangkan kewibawaan seseorang. [Fathul Bari]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk terus tersenyum dan membahagiakan orang lain dengannya serta tidak berlebihan didalam tertawa riang.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Monday, September 26, 2022

HAKIKAT HARTA


 ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

يَقُولُ الْعَبْدُ مَالِي مَالِي إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلَاثٌ مَا أَكَلَ فَأَفْنَى أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ

"Seseorang berkata : Hartaku, hartaku, sesungguhnya hartanya hanya ada tiga bagian : harta yang dimakan akan menjadi habis, harta yang dipakai akan menjadi usang, harta yang disedekahkan itu akan menjadi miliknya, dan selain tiga bagian itu maka akan lenyap dan akan ia tinggalkan untuk orang lain”. [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Pasca wafatnya Ratu Elizabeth II pada 8 September 2022 lalu di Skotlandia pada usia 96 tahun, beredar potret gudang yang penuh dengan emas 24 karat milik ratu terlama (70 tahun) di inggris itu yang berada di ruang bawah tanah. Diketahui tumpukan emas batangan itu disimpan di ruang penyimpanan Bank Of England. Dalam foto terlihat potret sang Ratu tengah melihat ruang penyimpanan ribuan emas batangan miliknya. [Tribunnews com]

 

Begitu banyak harta sang ratu, namun ketika sang ratu meninggal dunia lantas apakah ada manfaat untuk pribadinya? Itu adalah pelajaran untuk kita bahwa memiliki harta yang banyak itu tidak akan ada artinya jika orangnya sudah meninggal karena hartanya tidak bisa dibawa mati atau mendatangkan kesenangan untuknya. Kiranya itulah yang diingatkan oleh Nabi SAW dalam hadits utama di atas. "Manusia berkata : Hartaku, hartaku, sesungguhnya hartanya hanya ada tiga bagian : harta yang dimakan akan menjadi habis, harta yang dipakai akan menjadi usang atau harta yang disedekahkan itu akan menjadi miliknya, dan selain tiga bagian itu maka akan lenyap dan akan ia tinggalkan untuk orang lain”. [HR Muslim]

 

Harta akan dinikmati di dunia sebentar saja dan ia akan segera lenyap seperti air hujan yang menggenang di atas tanah lalu dengan cepatnya ia meresap dan hilang dari permukaan tanah. Manusia dan harta dunia tidaklah bersama-sama selamanya karena hanya ada dua pilihan bagi manusia, dunia meninggalkan manusia atau manusia meninggal dunia. Allah SWT berfirman :

إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanyalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari arah langit.

Dalam lanjutan ayat : lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah dibabat habis, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir. [QS Yunus: 24]

 

Pada ayat tersebut, Allah menyerupakan harta dengan air hujan. Mengapa air hujan dan bukan air sumur?. Karena Air hujan itu didapat dengan tanpa usaha manusia sementara air sumur didapat dengan kerja kerasnya dengan menggali tanah dengan alat bor. Syeikh Muhammad bin Ahmad As-Shawy dalam tafsirnya berkata :

إِنَّ الدُّنْيَا تَأْتِي بِلَا كَسْبٍ مِنْ صَاحِبِهَا وَلَا تُعَانُ مِنْهُ كَمَاءِ السَّمَاءِ بِخِلَافِ مَاءِ الْاَرْضِ فَيُنَالُ بِالْاَلَاتِ

Harta itu diperoleh bukan dengan usaha dari pemiliknya (manusia), dan tidak didapatkan darinya seperti halnya air hujan. Hal ini berbeda dengan air sumber yang bisa didapatkan dengan alat (bor). [Hasyiyah As-Shawy]

 

Menyadari akan hakikat  ini, Nabi sulaiman AS berkata :

هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْ لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِه وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ

“Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.” [QS An-Naml : 40]

 

Lain halnya dengan Qarun, Ia berkata :

اِنَّمَآ اُوْتِيْتُه عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْ

Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” [QS Al-Qashash : 78]

 

Dalam sebuah quote di medsos yang viral disebutkan : “Rezeki datang bukan semata-mata karena kerja keras. Sebab, jika rezeki datang karena kerja keras, maka kulit bangunan menjadi orang paling kaya di dunia. Jika rezeki datang karena kepintaran, maka dosen, guru, dan mereka yang berilmu tinggi, menjadi orang yang paling kaya. Jika rezeki datang karena pangkat dan kedudukan, maka presiden dan raja -raja merupakan orang paling kaya dan berada pada urutan pertama terkaya di dunia. Jika rezeki datang karena lamanya waktu kerja, maka warung kopi yang buka 24 jam menjadi orang terkaya di dunia. Rezeki itu datang bukan karena semua itu, melainkan karena kasih sayang Allah. Karenanya, mengejar rezeki bukan mengejar karena banyaknya atau jumlahnya yang besar, tetapi kejarlah berkah”. [republika.co.id]

 

Maka bekerja itu adalah ikhtiyar (usaha) sementara rizki itu tetaplah merupakan anugerah dari Allah SWT. Usaha bisa ditiru namun rezeki tidak demikian. Maka untuk mendapatkan keberkahan seseorang haruslah berusaha dengan pekerjaan yang halal dan membelanjakannya dalam kebaikan. Ingat harta akan dipertanggugjawabkan di akhirat dengan dua pertanyaan, Yaitu :

عَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ

Ditanyakan perihal hartanya; Dari mana harta didapatkan dan dalam hal apa ia dibelanjakan. [HR Turmudzi]

 

Suatu ketika para sahabat bertanya kepada Sayyidina Ali KW. Wahai Abul Hasan, ceritakan kepadaku pandanganmu mengenai dunia.  Ali KW bertanya : Dengan panjang lebar ataukah dengan perkataan yang singkat? Para sahabat berkata : dengan singkat saja. Ali KW berkata :

حَلَالُهَا حِسَابٌ وَحَرَامُهَا عَذَابٌ

Halalnya dunia akan dihisab dan haramnya akan mendatangkan adzab. [Kanzul Ummal]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk terus berikhtiyar mencari rizki dengan penuh keyakinan bahwa rizki itu merupakan anugerah dari Allah SWT sehingga kita senantiasa bisa mensyukurinya.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

 

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]