إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Monday, November 14, 2022

JANGAN BALAS KEJELEKAN

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dalam As-Syama’il Al-Muhammadiyah bahwa Aisyah RA berkata :

مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مُنْتَصِرًا مِنْ مَظْلَمَةٍ ظُلِمَهَا قَطُّ

Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasul SAW membalas atas kedzaliman yang menimpa pribadi beliau. [HR Tirmidzi]

 

Catatan Alvers

 

Kebanyakan orang mengira bahwa “husnul khuluq” (budi pekerti) itu adalah berbuat baik kepada orang lain. Mereka lupa bahwa hal itu tidaklah cukup, tetapi ada yang lain dan ini justru lebih penting. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Imam Ghazali :

فَإِنَّ حُسْنَ الْخُلُقِ اِحْتِمَالُ الْأَذَى

Sesungguhnya budi pekerti itu menerima (dengan sabar) perbuatan jelek orang lain (kepada kita). [Ihya Ulumiddin]

 

Rasul SAW tidak membalaskan kedzaliman yang menimpa pribadi beliau, Sebagaimana hadits utama di atas. Al-Qurtubi meriwayatkan bahwa ketika terjadi perang uhud, gigi Rasul SAW terlepas dan wajah beliau terluka dan hal ini menjadikan para sahabat merasa berat sekali. Mereka berkata : Doakan saja mereka agar segera binasa! Maka beliau menjawab :

إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَلَكِنِّي بُعِثْتُ دَاعِيًا وَرَحْمَةً، اَللهم اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ

Aku tidaklah diutus untuk melaknat (mendoakan jelek) namun aku diutus untuk mengajak mereka dan menebarkan kasih sayang. Ya Allah, ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui (kebenaran) [Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an]

 

Rasul SAW tidak ingin membalas kejelekan dengan kejelekan walaupun sekedar dengan doa kejelekan, karena mendoakan jelek kepada orang yang berbuat jelek kepada kita itu artiya kita membalas kejelekan dengan kejelekan. Rasul SAW bersabda :

مَنْ دَعَا عَلَى مَنْ ظَلَمَهُ فَقَدِ انْتَصَرَ

Barang siapa mendoakan jelek kepada orang yang mendzaliminya maka sungguh ia telah membalasnya. [HR Tirmidzi]

 

Rasul SAW adalah pribadi yang bersabar atas perbuatan jelek orang lain. Anas bin Malik RA berkata;  Aku berjalan bersama Rasulullah SAW, ketika itu beliau mengenakan kain (selimut) Najran (daerah antara hijaz dan yaman) yang kasar ujungnya, lalu ada seorang Arab badui (pedalaman) yang menemui beliau dan Ia langsung menarik beliau dengan keras. Hingga Aku melihat permukaan bahu beliau membekas lantaran ujung selimut akibat tarikan Arab badui yang kasar tadi. Arab badui tersebut berkata;

مُرْ لِي مِنْ مَالِ اللَّهِ الَّذِي عِنْدَكَ

"Berikan kepadaku dari harta Allah yang ada padamu",

maka beliau menoleh kepadanya diiringi senyum serta menyuruh salah seorang sahabat untuk memberikan sesuatu kepadanya." [HR Bukhari]

 

Perilaku seperti ini bukanlah pekerti khusus untuk beliau karena beliau juga menganjurkan kepada para sahabat. Ada seorang lelaki mendatangi Rasul SAW guna mengadukan kedzaliman yang menimpanya. Rasul SAW mempersilahkan orang tersebut agar duduk. Ia ingin membalaskan kedzalimannya lalu beliau bersabda :

 إِنَّ الْمَظْلُوْمِيْنَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Sesungguhnya orang-orang yang didzalimi, mereka itulah orang-orang yang beruntung pada hari kiamat kelak.

Setelah mendengar hadits ini maka ia tidak lagi ingin membalaskan dendamnya kepada orang yang telah mendzaliminya. [Ihya Ulumiddin]

 

Suatu ketika ada seorang lelaki berkata kepada Rasul SAW: “Sesungguhnya aku mempunyai kerabat, aku selalu menyambung tali silaturahim dengan mereka tetapi mereka selalu memutuskannya, aku berbuat baik kepada mereka akan tetapi mereka berbuat jelek kepadaku, aku berlaku bijak (dalam berucap) akan tetapi mereka berlaku bodoh (dengan perkataan jelek mereka)”. Rasul SAW kemudian bersabda :

لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ

Jika demikian keadaannya maka engkau seakan-akan memberi makanan kepada mereka berupa abu yang panas dan Allah senantiasa akan memberikan pertolongan kepadamu atas mereka selama kau dalam keadaan seperti itu. [HR Muslim]

 

Mengapa Rasul Saw menjawab demikian? Rasul SAW menyamakan perbuatan baik yang mereka terima seperti makanan, namun karena mereka tidak mau membalas kebaikannya maka makanan tadi diserupakan dengan abu yang panas yang membahayakan diri mereka sendiri. Dan di sisi lain, sama sekali tidak ada bahaya yang mengenai orang yang memberikannya.

 

Ulama terdahulu meneladani perilaku Nabi SAW ini dengan baik. Dikisahkan bahwa pada suatu hari Ibrahim bin adham sedang melakukan perjalanan ke suatu tempat. Di tengah jalan, Ibrahim bertemu dengan seorang tentara. Tentara itu berkata : Apakah kamu seorang hamba? Ibrahim menjawab : Iya. Tentara bertanya : Dimana letak pemukiman? Ibrahim menunjuk ke arah kuburan. Merasa dipermainkan maka tentara itu memukul kepala ibrahim hingga berdarah. Beberapa saat kemudian banyak orang berdatangan dan memberi tahu bahwa orang yang dipukul itu adalah Syeikh Ibrahim bin Adham. Mengetahui hal itu maka sang tentara langsung turun dari kudanya dan bersimpuh, mencium tangan dan kaki syeikh ibrahim sembari meminta maaf kepadanya. Syeikh Ibrahim berkata : Ketika tentara itu memukul kepalaku maka saat itu aku memohonkan surga untuknya. Orang-orang bertanya kepo : “Mengapa bisa demikian, bukankah engkau didzalimi?”

Syeikh Ibrahim menjawab :

عَلِمْتُ أَنَّنِي أُؤْجَرُ عَلَى مَا نَالَنِي مِنْهُ فَلَمْ أُرِدْ أَنْ يَكُوْنَ نَصِيْبِي مِنْهُ الْخَيْرَ وَنَصِيْبُهُ مِنِّي الشَّرَّ

Aku manyadari bahwa aku mendapat pahala dari perbuatannya maka dari itu aku tidak ingin (aku saja yang) mendapatkan kebaikan darinya sementara ia mendapatkan kejelekan dariku. [Ihya Ulumiddin]

 

Bersabar atas perbuatan jelek orang lain dan memaafkannya merupakan salah satu puncak kemuliaan budi pekerti. Rasul SAW bersabda kepada Uqbah bin Amir RA :  

يَا عُقْبَةُ ، أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَفْضَلِ أَخْلَاقِ أَهْلِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ . تَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ وَتُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ وَتَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ

Wahai Uqbah, maukah aku beritahu akhlak terbaik dari penduduk dunia akhirat? Yaitu engkau menyambung tali silaturahim kepada kerabat yang memutuskan hubungannya denganmu, engkau memberi kepada orang yang menghalangi pemberiannya kepadamu dan engkau memaafkan orang yang mendzalimimu. [HR Al-Hakim]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa berbuat baik kepada orang lain dan bersabar atas perbuatan jelek mereka bahkan dengan ikhlas memaafkan setiap perbuatan jeleknya.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Friday, November 11, 2022

ANCAMAN RESESI DUNIA

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah RA, Rasul SAW bersabda :

أيُّها النَّاسُ اتَّقوا اللَّهَ وأجملوا في الطَّلبِ

“Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah, dan carilah rizki dengan cara yang baik. [HR Ibnu Majah]

 

Catatan Alvers

 

Resesi ekonomi menjadi hantu menyeramkan bagi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. [Cnbcindonesia com] Apakah resesi itu? Resesi diartikan sebagai kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti); menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri): [KBBI]  Resesi ekonomi global diprediksi terjadi pada tahun depan. Ancaman krisis ditandai dengan dua hal. Pertama, bank sentral menaikkan suku bunga untuk menghadapi inflasi yang tidak terkendali. Kedua, krisis ini juga disebabkan oleh ketegangan geopolitik. Rusia-Ukraina itu baru sampiran. Yang utama nanti antara Tiongkok dan Amerika Serikat. [Bareksa com]

 

Resesi ekonomi diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Hal ini memicu penurunan keuntungan perusahaan yang mengakibatkan perusahaan mengadakan PHK besar-besaran. Lalu hal ini memicu meningkatnya pengangguran, lalu menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan banyak kelaparan. Saat kondisi seperti itu maka akan banyak tindak kriminalitas di satu sisi dan disisi lain akan banyak penyalahgunaan narkoba bahkan bunuh diri yang dianggap sebagai solusinya.

 

Mengingatkan akibat resesi tersebut, penyanyi chrise merilis lagu yang berjudul “Resesi” pada 1983. Dalam liriknya disebutkan “Resesi ekonomi. Dunia gelisah semakin nyata. Tuntutan hidup serba harmoni. Hanya mimpi belaka. Kehidupan disana-sini. Kini tengah dilanda histeria. Muda-mudi banyak yang frustrasi. Orang tua acuh tak perduli. Broken home dan segalanya. Melanda hidup remaja kota. Kokain morfin dan ganja. Dunia pelariannya. Terbang-terbang melayang. Segala pikirannya. Mencoba melupakan. Segala problema”. [tagar id]

 

Bahkan sebelum lagu chrise tersebut, Mara Karma merilis lagu Resesi Dunia yang viral pada tahun 1980. Lagu ini mengingatkan hakikat resesi dan solusinya. Dalam liriknya disebutkan “Sementara ribut soal resesi dunia. Orang hampir lupa Pencipta semesta. Sana sini resah soal resesi dunia. Padahal semua kehendak Pencipta. Heran-heran. Seakan dunia mereka yang mengaturnya. Jangan soal dunia dan segala macamnya, Isi lautan mudah di keringkan-Nya. Jangan dunia dan segala sombongnya, Matahari pun mudah di hancurkan-Nya. Jawab-Nya kerja keras Dan bersujud padaNya. Dia Tuhan yang Maha Kuasa, bukan teknologi orang-orang yang tak beriman.” [tirto id]

 

Sebagai orang yang beriman maka hendaknya kita mengetahui bahwa ketakutan akan terjadinya resesi dunia itu adalah bagian dari ujian Allah kepada manusia dan kewajiban kita adalah bersabar dalam menghadapinya. Allah SWT berfirman :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. [QS Al-Baqarah : 155]

 

Menghadapi kesulitan demi kesulitan janganlah mencari solusi dengan akal saja karena akal manusia itu terbatas. Maka hendaknya kita kembali kepada dzat yang tak terbatas kekuasaannya dengan melakukan shalat. Allah SWT berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱستَعِينُواْ بِالصَّبرِ وَٱلصَّلَوٰةِ

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu…  [QS Al-Baqarah : 153]

 

Sahabat Hudzaifah RA berkata :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى

Jika ada perkara yang menyusahkan Nabi SAW, maka beliau mendirikan sholat. [HR Abu Dawud]

 

Disisi lain, hendaknya ancaman resesi dunia tersebut tidak menjadikan kita khawatir berlebihan. Mengapa demikian? Karena kita yakin bahwa Allah menanggung rizki kita, asal kita berikhtiyar. Allah SWT berfirman :

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya. [QS Hud : 6]

 

Namun demikian janganlah keyakinan bahwa rizki telah dijamin menjadikan kita berpangku tangan menunggu datangnya rizki tanpa diiringi dengan usaha. Sayyidina Umar RA berkata :

لَا يَقْعُد أَحَدُكُمْ عَنْ طَلَبِ الرِّزْقِ يَقُوْلُ اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي فَقَدْ عَلِمْتُمْ أَنَّ السَّمَاءَ لَا تُمْطِرُ ذَهَبًا وَلاَ فِضَّةً

Janganlah salah seorang kalian duduk-duduk tidak mau mencari rizki, ia hanya berdoa “Ya Allah berilah aku rizki” karena kalian tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas atau perak. [Ihya Ulumuddin]

 

Lalu lakukanlah usaha dan pekerjaan dengan cara yang baik sebagaimana sabda Rasul SAW dalam hadits utama di atas ““Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah, dan carilah rizki dengan cara yang baik. [HR Ibnu Majah] dan dalam lanjutan hadits beliau menjelaskan “carilah rizki dengan cara yang baik, ambilah yang halal-halal dan tinggalkan yang haram-haram.”

 

Selanjutnya perbanyaklah istighfar, karena boleh jadi semua pertiwa tersebut terjadi karena dosa-dosa yang kita lakukan. Maka dengan istighfar, Allah akan mengampuni dosa kita dan selanjutnya memberikan solusinya. Rasul SAW bersabda :

مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barang siapa memperbanyak istighfar niscaya Allah akan memberikan kelapangan untuk setiap kesempitannya, jalan keluar bagi setiap kesedihannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. [HR Ahmad]

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk tetap tenang dalam menyikapi kabar resesi dunia dan senantiasa meminta pertolongan dalam menghadapinya.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Saturday, November 5, 2022

PAHALA TANPA AMAL

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Umar Bin Khattab RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Amalan itu tergantung pada niatnya. Dan setiap orang itu hanya mendapatkan apa yang ia niatkan. [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Kebanyakan orang memandang perbuatan sementara Allah melihat apa yang ada dalam hatinya, Yaitu niat. Hal ini ditegaskan oleh Nabi SAW dalam hadits utama “Amalan itu tergantung pada niatnya. Dan setiap orang itu hanya mendapatkan apa yang ia niatkan. [HR Bukhari] Dalam lanjutannya : Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya keapda Allah dan Rasul-Nya. Namun barang siapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut.” [HR Bukhari]

 

Hijrah yang merupakan perbuatan mulia namun jika apa yang ada dalam hatinya bukan karena Allah maka perbuatannya hanya akan menghasilkan tujuannya saja, sementara di sisi Allah ia tidak mendapatkan apa-apa. Ada diantara mereka yang hijrahnya karena urusan wanita. Dijelaskan oleh Ibnu Mas’ud RA :

كَانَ فِيْنَا رَجُلٌ خَطَبَ اِمْرَأَةً يُقَالُ لَهَا : أُمُّ قَيْسٍ ، فَأَبَتْ أَنْ تَزَوَّجَهُ حَتَّى يُهَاجِرَ فَهَاجَرَ فَتَزَوَّجَهَا فَكُنَّا نُسَمِّيْهِ مُهَاجِرَ أُمِّ قَيْسٍ

Diantara kami terdapat seorang lelaki yang meminang seorang wanita yang bernama ummu qays. Namun Wanita itu menolak dinikahi hingga sang lelaki ikut hijrah ke madinah maka sang lelaki itupun berhijrah sehingga kami menjulukinya dengan “Muhajir Ummu Qays” (lelaki yang berhijrah karena ummu Qays). [Ma’rifatus Shahabah]

 

Begitupula saat jihad, niat begitu penting. Abu Musa Al Asy'ari RA meriwayatkan bahwa ada seorang Arab Badui bertanya kepada Nabi SAW: " Ada orang yang berperang karena untuk mendapatkan harta ghanimah, ada juga orang yang berperang agar menjadi terkenal,  ada juga orang yang ikut berperang supaya dilihat kedudukannya (yang tinggi), manakah diantara mereka yang disebut fii sabilillah?". Maka Beliau bersabda:

مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

"Siapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah dialah yang disebut fii sabilillah". [HR Bukhari]

 

Dari pentingnya niat, maka ada orang yang ia mendapatkan pahala dari amalan yang tidak dilakukannya. Bagaimana bisa? Dalam Hadits Qudsy diriwayatkan :

فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً

Barangsiapa yang berniat untuk mengerjakan amal kebaikan namun tidak bisa melaksakannya, maka Allah akan catat baginya satu kebaikan yang sempurna. [HR Bukhari]

 

Imam Ghazali meriwayatkan : Ada seorang hamba, ia beramal dengan amalan baik lalu malaikat membawa amalan tadi dalam catatan (suhuf) yang tertutup rapat dan dihaturkan ke hadapan Allah SWT. Namun Allah SWT berfirman :

ألْقُوا هَذِهِ الصَّحِيْفَةَ فَإِنَّهُ لَمْ يُرِدْ فِيْهَا وَجْهِي

“Buang saja catatan ini karena orangnya tidak menghendaki balasan dariku”.

 

Lalu Allah memanggil malaikat : Catatlah amalan ini dan itu untuk si fulan dan catatlah amalan ini dan itu untuk si fulan. Malaikat berkata : Wahai tuhanku, ia tidak melakukan apapun dari amalan tersebut. Maka Allah SWT menjawab : Sesungguhnya ia telah meniatkannya. [Ihya Ulumiddin]

 

Ada orang yang mendapat pahala jihad padahal mereka duduk-duduk di rumah dan tidak ikut berperang. Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, bahwasannya ketika pulang dari perang Tabuk dan sudah berada dekat dengan kota madinah maka Beliau bersabda :

إِنَّ بِالْمَدِينَةِ أَقْوَامًا مَا سِرْتُمْ مَسِيرًا وَلَا قَطَعْتُمْ وَادِيًا إِلَّا كَانُوا مَعَكُمْ

Sesungguhnya di Madinah terdapat orang-orang (yang tidak ikut perang tabuk) yang mana kalian tidak melintasi jalan-jalan dan juga tidak (melintasi) lembah melaikan mereka bersama-sama kalian,

Para sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, mereka di madinah?” . Rasul SAW menjawab : “mereka di madinah”. Mereka tidak ikut berperang karena terhalang oleh udzur. [HR Bukhari]

 

Begitu pula ada orang yang mendapat pahala sedekah meskipun ia tidak memiliki harta untuk disedekahkan. Rasul SAW bersabda : Terdapat empat macam cara manusia dalam memperlakukan harta dunia. (Pertama), seorang hamba yang dikaruniai Allah harta dan ilmu, dan dengan ilmu itu ia bertakwa kepada Allah dan dengan harta itu ia dapat menggunakannya untuk menyambung tali silaturrahim. Dan ia tahu kewajibannya kepada Allah atas harta yang dimilikinya, dan inilah tingkatan “afdhalul Manazil” (yang paling baik).

“(Kedua), seorang hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, namun ia memiliki niat yang tulus sambil berkata:

لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ

“andai saja aku memiliki harta, niscaya aku akan melakukan amalan seperti si Fulan (orang pertama)”.

Maka dengan niatnya tadi, ia mendapatkan pahala yang sama dengan orang pertama.

“(Ketiga), seorang hamba yang diberikan harta namun Allah tidak memberikannya ilmu. Ia menghabiskan hartanya tanpa ilmu, ia tidak takut kepada Allah, tidak menyambung tali   silaturrahim dan dia tidak mengetahui kewajibannya kepada Allah atas hartanya. Dan inilah “Akhbatsil Manazil” (tingkatan terburuk).”

“(Keempat), seorang hamba yang tidak diberikan Allah harta maupun ilmu dan ia berkata: “andai aku memiliki harta maka aku akan melakukan apa yang dilakukan oleh Fulan (orang yang ketiga)”.

فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ

Maka dengan niatnya tadi, ia mendapat dosa yang sama dengan orang yang ketiga”. [HR Tirmidzi]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk meniatkan setiap amalan karena Allah SWT semata dan meniatkan setiap amalan yang akan dikerjakan sehingga dalam kondisi apapun kita menuai pahalanya.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]