إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Showing posts with label ODOH 5. Show all posts
Showing posts with label ODOH 5. Show all posts

Monday, December 25, 2017

ISLAM DAN PEDANG


ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasul SAW bersabda :
جَاهِدُوا اَلْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ, وَأَنْفُسِكُمْ, وَأَلْسِنَتِكُمْ
Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan hartamu, jiwamu dan lidahmu. [HR Ahmad]

Catatan Alvers

Islam adalah agama teroris, agama yang mengajarkan kekerasan bahkan menyerukan pengikutnya untuk menyebarkan agama dengan pedang. Itulah tuduhan yang dialamatkan kepada Agama Islam yang secara bahasa bermakna damai dan menentramkan. Tuduhan tersebut seakan menjadi kebenaran ketika dikait-kaitkan dengan bendera arab saudi yang identik dengan muara agama islam dimana benderanya bergambarkan dua pedang dan kalimat tauhid.

Benarkah demikian? Orang yang berakal sehat tentu paham bahwa agama itu masalah kepercayaan dan keyakinan bathin dan jiwa yang tidak terjangkau dengan pedang maka dari itu agama islam tidak bisa dipaksakan kepada seseorang. Itulah mengapa Allah SWT berfirman :
لَآ إِكْرَاهَ فِى ٱلدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَىِّ
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. [QS Al-Baqarah : 256]

Saturday, December 23, 2017

FENOMENA MENGUMPAT


FENOMENA MENGUMPAT
ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abu ad-Darda’ RA, Rasul SAW bersabda: 
مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ
Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat di timbangan kebaikan seorang mu'min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar [HR Tirmidzi]

Catatan Alvers

Mengumpat (Mesoh ; jawa) yang kami maksud adalah mengeluarkan kata-kata kotor yang biasanya dimaksudkan untuk melampiaskan kekesalan ketika sedang jengkel. Dalam term jawa timuran seperti Janc*k!, *su!, W*dus! Dan lainnya. Perkataan ini adalah perkataan yang amat kasar dan tidaklah pantas keluar dari mulut orang yang berpendidikan dan berperadaban.

Dahulu setiap orang tua akan mewanti-wanti anak - anak kecilnya untuk tidak meniru ujaran tersebut. Namun yang terjadi sekarang miris, Jamak ditemui remaja bahkan anak - anak kecil mengucapkan kata-kata umpatan (mesoh) dengan lancar dan fasihnya. Bahkan secara reflek, ketika seseorang tersandung batu langsung saja umpatan tersebut keluar dari mulutnya. Tidak hanya dalam guyonan mereka, namun dalam situasi serius pun kata-kata umpatan tersebut dianggap hal yang biasa bahkan luar biasa. Ya Luar biasa karena tertipu dengan penelitian yang menyebutkan orang yang memiliki kecerdasan tinggi ternyata lebih sering mengatakan umpatan dan mengucapkan sumpah serapah. [inovasee.com]

Friday, August 18, 2017

JAS MERAH KEHIDUPAN




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari ‘Amir bin watsilah bahwa Abdullah Ibn Mas’ud berkata :
الشَّقِيُّ مَنْ شَقِيَ فِي بَطْنِ أُمِّهِ وَالسَّعِيدُ مَنْ وُعِظَ بِغَيْرِهِ
Orang yang celaka adalah orang yang (ditakdirkan) celaka (sejak) di perut ibunya dan orang yang beruntung adalah orang yang mengambil pelajaran dari (peristiwa yang dialami) oleh orang lain. [Shahih Muslim]

Catatan Alvers

Sang proklamator, Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1966 membacakan pidato proklamasi terakhirnya yang terkenal dengan JAS MERAH. Apa itu JAS MERAH? Jangan Sekali-sekali Meninggalkan Sejarah. [erepublik dot com] Di depan MPRS saat itu beliau menilai bahwa Supersemar telah dibelokkan menjadi surat penyerahan kekuasaan pemerintahan (transfer of power) yang sejatinya hanya berupa perintah untuk melakukan pengamanan atas situasi buruk menyusul Peristiwa G 30 S (Gerakan 30 September) yang oleh Bung Karno disebut Gestok (Gerakan 1 Oktober). [sindonews]

Tuesday, August 15, 2017

PENOPANG KEBAHAGIAAN




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Sa’d Bn Abi Qaqqash RA, Rasul SAW bersabda :
أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ : الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ ، وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ ، وَالْمَرْكَبُ الهَنِيءُ، وَأَرْبَعٌ مِنَ الشَّقَاوَةِ : الجاَرُ السُّوءُ ، وَالْمَرْأَةُ السُّوءُ ، وَالْمَسْكَنُ الضَّيِّقُ ، وَالْمَرْكَبُ السُّوْءُ
“Terdapat empat faktor kebahagiaan yaitu : istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang nyaman. Ada empat kesengsaraan: tetangga yang buruk, istri yang buruk, rumah yang sempit, dan kendaraan yang buruk”. [HR Ibnu Hibban]

Catatan Alvers

Hadits tersebut dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya dan memang demikian, ulama menilai sanad hadits tersebut shahih sesuai syarat (perawi) bukhari muslim. Setelah kita mengetahui keshahihan sanadnya, maka selanjutnya kita akan tertarik akan keshahihan maknanya mengingat Beliau berkata sesuai dengan apa yang diwahyukan oleh Allah swt.

Sebagai perbandingan, dalam riwayat Al-Hakim disebutkan dengan redaksi “tiga diantara faktor kebahagiaan” dengan menafikan faktor tetangga. Sama seperti riwayat Thabrani namun tidak menyebut jumlah (di antara faktor kebahagiaan). Dan di dalam hadits yang sering kita dengar, disebutkan :
أَرْبَعٌ مِنْ سَعَادَةِ الْمَرْءِ: أَنْ تَكُوْنَ زَوْجَتُهُ مُوَافِقَةً، وَأَوْلاَدُهُ أَبْراَراً، وَإِخْوَانُهُ صَالِحِيْنَ، وَأَنْ يَكُوْنَ رِزْقُهُ فِي بَلَدِهِ
Terdapat 4 faktor yang merupakan kebahagiaan seseorang, memiliki istri yang cocok, anak-anak yang berbakti, teman-teman yang shalih dan sumber mata pencahariannya berada di daerahnya sendiri [Ittihaful Khiyarah]

Tuesday, August 1, 2017

FENOMENA “CINGKRANG”




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :
مَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ مِنْ الْإِزَارِ فَفِي النَّارِ
“(anggota badan yang terkena) Kain yang di bawah dua mata kaki, maka (akan di siksa) di dalam neraka”. [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Acap kali kita temui orang yang memakai sarung, jubah atau celana dengan ukuran bagian bawahnya setengah betis atau di atas mata kaki. Pakaian seperti ini dalam bahasa jawa disebut “cingkrang”. Tren cingkrang seperti ini bermula dari propaganda keharaman isbal (mengenakan pakai menjulur melebihi mata kaki) yang dipahami secara mutlak tanpa qayyid sebagaimana hadits utama di atas.

Hal ini menjadi fenomena tersendiri yang menarik untuk dikaji, dimana pengikut aliran cingkrang mengharamkan orang yang melakukan isbal dan sebaliknya pelaku isbal menganggap aneh perilaku berpakaian pengikut aliran cingkrang.

Pengikut aliran cingkrang mempropagandakan hadits di atas dan mengatakan ini adalah hadits shahih namun tidak menyertakan hadits yang menjadi mukhasshishnya (pengecualiannya) yang mana hadits itu juga berstatus shahih sehingga pemahamannya dipertanyakan.

Memahami hukum yang bersumber dari Quran atau hadits haruslah memahami dan mempelajari juga ayat atau hadits-hadits yang lain yang saling berkaitan (tematik) sehingga kesimpulan yang dihasilkan menjadi valid. Seperti contoh ayat iddah berikut :
وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ
“Para wanita yang diceraikan, mereka menunggu iddah selama tiga kali sucian” [QS Al-Baqarah : 282]

Orang yang mengkaji surat ke dua yakni al-Baqarah dan tergesa-gesa maka ia akan ber”fatwa” bahwa “Para wanita yang telah diceraikan tidak boleh menikah kecuali setelah melewati tiga kali sucian dan karena ayat ini mutlak maka hukum ini berlaku umum, termasuk untuk wanita yang diceraikan sebelum digauli. Ia harus menunggu tiga kali suci”.

Benarkah demikian? Ternyata “mufti” seperti ini akan “kecele” ketika ia melanjutkan kajiannya sampai kepada surat yang ke 33 yaitu surat al-Ahzab berikut :
إِذَا نَكَحْتُمُ الْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَمَسُّوهُنَّ فَمَا لَكُمْ عَلَيْهِنَّ مِنْ عِدَّةٍ تَعْتَدُّونَهَا
jika kalian menikahi wanita mukmin lalu kalian menceraikan wanita-wanita itu sebelum sempat kalian gauli, maka tiadalah bagi kalian menunggu iddah perempuan-perempuan tersebut yang kamu minta untuk menyelesaikannya. [QS Al-Ahzab : 49]

Perlu diketahui bahwa tidak selamanya Takhsis (pengecualian) itu Muttasil, maksudnya terjadi dalam satu kalimat yang sama. Namun terdapat juga Takhsis Munfasil, pengecualiannya berada dalam kalimat lain atau terpisah seperti contoh tersebut.

Contoh lain seperti hukum zakat pertanian pada hadits berikut :
فِيمَا سَقَتْ السَّمَاءُ وَالْعُيُونُ أَوْ كَانَ عَثَرِيًّا الْعُشْرُ
“ Dalam (hasil pertanian) yang diairi dari air hujan, sungai-sungai atau tanpa diairi maka zakatnya adalah 10 persen”. [HR Bukhari]

Kalimat yang dipakai disini bersifat umum (‘amm), baik hasil pertanian itu sedikit atau banyak. Namun dalam hadist lain terdapat perkecualiannya, yaitu:
وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوْسُقٍ صَدَقَةٌ
“Hasil pertanian dibawah lima wasaq (652,8 Kg.) tidak terkena kewajiban zakat”. [HR Bukhari]

Sehingga dipahami bahwa hasil pertanian yang kurang dari 652,8 Kg meskipun diairi dari air hujan, sungai-sungai atau tanpa diairi maka tidak terkena kewajiban zakat 10 persen.

Metode seperti inilah yang mesti dilakukan ketika memahami hadits larangan isbal di atas karena ada hadits lain yang statusnya juga shahih yang menjadi pengecualiannya bahkan dalam kasus ini banyak yang berupa takhsis muttashil namun tidak disampaikan sehingga terkesan disembunyikan. Berikut haditsnya :
مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلَاءَ لَمْ يَنْظُرْ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Barang siapa yang menyeret pakaiannya (isbal) karena sombong maka Allah tidak akan melihatnya (murka) di hari kiamat" [HR Bukhari]

Dalam kitab shahih bukhari saja saya temukan banyak redaksi “man jarra”seperti di atas yang diqayyidi dengan kata khuyala sebanyak 3 X, dengan kata “batharan” 1 X dan dengan kata “makhilah” 1 X dan semuanya bermakna sombong.

Dalam lanjutan hadits, Abu Bakar bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya salah satu bagian kainku terujulur (panjang), namun aku tidak sengaja”. Rasulullah menjawab :
لَسْتَ مِمَّنْ يَصْنَعُهُ خُيَلَاءَ
“(tidaklah mengapa, sebab) Engkau tidak termasuk orang yang melakukannya karena sifat sombong”. [HR. al-Bukhari].

Imam an-Nawawi berkata :
وَهَذَا التَّقْيِيْدُ بِالْجَرِّ خُيَلَاءَ يُخَصِّصُ عُمُوْمَ الْمُسْبِلِ إِزَارَهُ وَيَدُلُّ عَلَى أَنَّ الْمُرَادَ بِالْوَعِيْدِ مَنْ جَرَّهُ خُيَلَاءَ
Pembatasan Kata ‘memanjangkan’ dengan kata ‘sombong’, dapat mengkhususkan orang yang memanjangkan kain secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman neraka hanya berlaku kepada orang yang memanjangkan kainnya karena sombong. [Syarah Nawawi] Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari meneguhkan hati kita untuk senantiasa istiqamah dalam mengikuti ulama selaku pewaris para nabi dan tidak gegabah menyalahkan perilaku para ulama panutan tanpa ilmu yang cukup.

Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari
PP annur2.net Malang

READY STOCK
BUKU ONE DAY ONE HADITH
ONE DAY#1 Indahnya Hidup Bersama Rasul SAW ISBN : 9786027404434
ONE DAY#2 Motivasi Bahagia Dari Rasul SAW ISBN : 9786026037909
ONE DAY#3 Taman Indah Musthafa SAW ISBN : 9786026037923
OPEN BOOKING BUKU ONE DAY#4 Tadabbur Aktual
Distributor : Muadz 08121674-2626