Tuesday, October 26, 2021

MOVE ON

 



ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d bahwasannya malaikat Jibril mendatangi Nabi SAW lalu ia berkata :

يَا محمد عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ

Wahai Muhammad SAW, hiduplah sesukamu (tapi ingatlah) sesungguhnya engkau akan wafat, cintailah orang yang kau cintai (tapi ingatlah) sesungguhnya engkau akan meninggalkannya dan berbuatlah sesukamu (tapi ingatlah) engkau akan mendapat balasannya. [HR Al-Hakim]

 

Catatan Alvers

 

Istilah Move on berasal dari bahasa Inggris yang bermakna 'pindah'. Dalam tataran praktisnya Move on  diartikan sebagai membuka diri untuk menerima cinta yang baru setelah hubungan cintanya berakhir dengan perceraian misalnya.

 

Banyak yang menganggap bahwa arti move on sama dengan melupakan cinta lama atau melupakan kenangan buruk dari masa lalu. Anggapan inilah yang menjadikan proses move on itu menajdi berat bahkan rentan mengalami kegagalan. Mengapa demikian? karena inti dari move on itu bukan melupakan. Rasul SAW tidak bisa melupakan kenangan bersama Khadijah RA sebagaimana dikatakan oleh Sayyidah Aisyah RA :

مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ لِكَثْرَةِ ذِكْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاهَا وَثَنَائِهِ عَلَيْهَا

“Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Rasulullah  SAW seperti cemburuku kepada Khadijah karena Rasulullah SAW banyak menyebutnya dan memujinya.” [HR Bukhari]

 

Maka Move on itu intinya berdamai dengan semua kenangan dan ingatan yang terjadi di masa lampau dengan cara meyakini bahwa semua hal yang telah terjadi itu mengandung hikmah. Kejadian pahit masa lalu memang tampaknya pahit namun boleh jadi itu pahit tersebut layaknya pahitnya jamu sehingga meskipun pahit rasanya  namun hal itu akan mendatangkan manfaat yang besar di masa yang akan datang. Allah SWT berfirman :

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia amat baik bagi kalian, dan boleh jadi pula kalian menyukai sesuatu , padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah mengetahui sedangkan kalian tidak tahu".[QS al-Baqarah : 216]

 

Kenangan buruk masa lalu seperti musibah ataupun perpisahan itu bukan untuk disesali dalam waktu yang lama karena hal itu akan menjadikan seseorang tidak menerima takdir Allah SWT. Itulah mengapa Rasul SAW melarang kita untuk mengucapkan kata seandainya. Baginda Nabi SAW bersabda :

وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

Apabila menimpamu sesuatu yang buruk, maka janganlah kau mengatakan: kalau seandainya aku berbuat begini atau begitu, tapi katakanlah: itu adalah takdir Allah dan Ia akan melakukan apapun yang dikehendakinya, karena perkataan “seandainya” bisa membuka pekerjaan setan.[HR Muslim]

 

Begitu besar duka karena kehilangan istri yang sangat dicintai yang telah menemani beliau selama kurang lebih 24 Tahun dan memiliki jasa yang sangat besar dalam kehidupan baik dalam keluarga maupun dalam perjuangan beliau. Ketika  ditanya oleh Khaulah bintu Hakim, Rasul menjawab peran Khadijah dalam keluarga sebagai :

كاَنَتْ أُمَّ الْعِيَالِ وَرَبَّةَ الْبَيْتِ

Ia sebagai Ibu rumah tangga dan wanita yang mengurusinya. [At-Thabaqat Al-Kubra Libni Sa’d]

 

Belum lagi ditambah dengan meninggalnya paman beliau dalam waktu yang hamper bersamaan, sebagaimana  dikatakan oleh Ibnu Ishaq:

أنَّ مَوْتَ خَدِيْجَةَ كاَنَ بَعْدَ مَوْتِ أَبِي طَالِبٍ بِثَلَاثَةِ أَيَّامٍ

Sesungguhnya wafatnya Khadijah itu terjadi tiga hari setelah kematian Abu Thalib. [Dala’ilun Nubuwwah Lil Bayhaqi]

 

Sampai-sampai tahun tersebut dikenal dengan “Amul huzn” (tahun kesedihan), namun demikian hal itu tidak menjadikan beliau berlarut larut dalam kesedihan apalagi men”duda” dalam kurun waktu yang lama. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh Nabi SAW untuk move on pasca ditinggal wafat istri tercinta?

 

Kapan Siti Khadijah wafat? Berikut datanya :

تُوُفِّيَتْ خَدِيْجَةُ لِعَشْرٍ خَلَوْنَ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ وَذَلِكَ قَبْلَ الْهِجْرَةِ بِثَلَاثِ سِنِيْنَ

Siti Khadijah wafat pada tanggal 10 Ramadhan, 3 tahun sebelum hijrah. (Tahun 10 kenabian). [At-Thabaqat Al-Kubra Libni Sa’d]

 

Dan kapan Rasul SAW menikahi Saudah, wanita pertama yang dinikahi pasca wafatnya khadijah? Berikut datanya :

تَزَوَّجَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم سَوْدَةَ فِي رَمَضَانَ سَنَةَ عَشْرَةٍ مِنَ النُّبُوَّةِ بَعْدَ وَفَاةِ خَدِيْجَةَ

Rasul SAW menikahi Saudah (binti Zam’ah) pasca wafatnya khadijah pada bulan Ramadhan tahun 10 kenabian. [At-Thabaqat Al-Kubra Libni Sa’d]

 

Jadi Rasul SAW menikah lagi di bulan yang sama dan tahun yang sama dengan wafatnya Khadijah, yaitu bulan ramadhan di tahun 10 kenabian atau 3 tahun sebelum hijrah. Meskipun tidak disebut tanggalnya, dipastikan itu artinya beliau menikah lagi dalam rentang waktu paling lama 20 hari atau kurang dari satu bulan.

 

Meskipun cinta beliau kepada Khadijah begitu besar sampai-sampai Sayyidah Aiysah RA dibuatnya cemburu dan berkata kepada beliau :

كَأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ فِي الدُّنْيَا امْرَأَةٌ إِلَّا خَدِيجَةُ

“Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita kecuali Khadijah?” [HR Bukhari]

Namun hal itu tidak menjadikan beliau susah move on. Terbukti dalam pernyataan Amr bin Ash RA berikut :

فَقُلْتُ أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ عَائِشَةُ

Aku bertanya “Siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab “Aisyah”. [HR Bukhari]

 

Maka paparan di atas menyatakan bahwa Beliau SAW berhasil move on dalam waktu yang singkat. Dan menurut hemat saya, sesuatu yang bisa membantu seseorang untuk move on adalah pesan malaikat Jibril di atas yang disetting sejak awal memuuskan untuk jatuh cinta yaitu “cintailah orang yang kau cintai (tapi ingatlah) sesungguhnya engkau akan meninggalkannya (satu saat nanti). [HR Al-Hakim]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita agar senantiasa menerima segala ketentuan Allah, yang kita baik maupun yang kita anggap buruk dan selanjutnya bisa berdamai dengan masa lalu.

 

Salam Satu Hadits,

Dr. H. Fathul Bari Alvers

 

NB.

Hak Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang  lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Abdullah Alhaddad]

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani

Ayo Mondok! Mondok itu Keren!


0 komentar:

Post a Comment