إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Saturday, February 10, 2024

FAKE REVIEW

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA berkata :

نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّجَشِ

Rasul SAW melarang praktek jual beli dengan sistem “najasy” [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Kita sekarang berada di era serba online. Tidak hanya urusan belajar kita lakukan secara online, Work from home (bekerja dari rumah secara online), namun juga jual beli secara online bahkan hal ini yang paling umum dilakukan karena sangat memudahkan. Jual beli dlakukan secara online, mulai jual beli kendaraan, gadget, pakaian, hingga kebutuhan sehari-hari seperti makanan.

 

Ketika membeli secara online maka calon pembeli akan meneliti barang yang akan dibeli biasanya dengan cara memperhatikan ulasan pembeli dan pemberian bintang dari para pembeli sebelumnya. Secara umum, banyaknya ulasan positif dari pembeli dan banyaknya bintang akan menaikkan rating dan selanjutkan akan menaikkan kepercayaan calon-calon pembeli baru setelahnya.

 

Namun ternyata tidak selamanya pembeli merasa puas membeli barang yang mendapat banyak ulasan baik dan bintang yang banyak dikarenakan ulasan dan bintang itu telah direkayasa oleh penjual. Rakasaya seperti ini dikenal dengan “fake review” atau ulasan palsu.  Penjual melakukan transaksi fiktif di toko online-nya sendiri dengan menggunakan akun fake atau akun lain atau juga dengan cara menyewa penyedia jasa pembuatan order, pembelian dan ulasan fiktif. Penjual menjadikan hal ini sebagai bagian dari strategi pemasaran (promosi) dengan meningkatkan reputasi toko, menaikkan rating pembelian untuk menaikkan kepercayaan calon konsumen.

 

Hal seperti itu sering terjadi dalam pasar tradisional dengan illustrasi seorang pedagang yang memiliki beberapa orang anak buah. Orang-orang berpura-pura melakukan penawaran terhadap barang yang dijual. Lalu orang yang berlalu lalang di sekitar menjadi tertarik untuk membeli barang tersebut. Rekayasa seperti ini dalam islam disebut dengan “Bai’ Najasy”. Ibnu Hajar Al-Asqalany mmemberikan definisinya yaitu :

اَلزِّيَادَةُ فِي ثَمَنِ السِّلْعَةِ مِمَّنْ لَا يُرِيْدُ شِرَاءَهَا لِيَقَعَ غَيْرُهُ فِيْهَا

upaya menaikkan harga barang dagangan oleh orang yang sebenarnya tidak mau membeli barang tersebut dengan tujuan agar orang lain jatuh dalam jebakannya”. [Fathul Bari]

 

Rekayasa, dalam di jual beli seperti Najasy di atas merupakan aktivitas terlarang dalam hukum islam karena melanggar ketentuan Rasul dimana dalam hadits utama disampaikan bahwa Rasul SAW melarang praktek “najasy”. Begitu pula rekayasa dalam jual beli online dengan fake review dihukumi haram karena terdapat kebohongan didalamnya. Pertama, Rasul SAW bersabda:

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا ، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

“Kedua pihak, penjual dan pembeli, boleh memilih selama belum berpisah. Jika keduanya jujur dan berterus terang, maka keduanya akan diberkahi dalam perdagangannya. Tapi jika keduanya menyembunyikan sesuatu dan berdusta, maka keberkahannya akan dihapus dari perdagangannya”. [HR Bukhari]

 

Kedua, Nabi SAW bersabda : “Ada tiga golongan yang mana Allah tidak sudi memandangnya pada hari Kiamat kelak serta dan Allah tidak sudi menyucikan mereka. Dan bagi mereka adzab yang pedih”. Lalu kami tanyakan, “Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah ? Mereka itu benar-benar gagal lagi merugi”. Beliau menjawab.

“Orang yang menyebut-nyebut pemberian, pria yang memanjangkan pakaiannya di bawah mata kaki” Lalu beliau menyebutkan : 

وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ

dan yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah bohong”.[HR Tirmidzi]

 

Ketiga, Kebohongan dalam promosi merupakan penipuan dan Rasul SAW bersabda; "Barangsiapa menipu maka dia bukan dari golonganku.” [HR Muslim].

 

Dalam Islam, jangankan berbohong menjadi masalah. Diam dan tidak menjelaskan cacat barang yang hendak dijual itu saja sudah menjadi masalah. Suatu ketika Abu Siba' membeli unta dari rumah Watsilah bin Al Asyqa', ketika ia keluar, Abu Siba’ ditanya oleh Watsilah ; "Apakah engkau membeli unta itu?" Abu Siba' menjawab, "Ya". Watsilah bertanya, "Apakah penjual telah menjelaskan aib yang ada pada unta itu?" "Kaki unta itu berlubang (cacat), dan Watsilah bin Al-Asyqa' berkata : Aku mendengar Rasul SAW bersabda:

لَا يَحِلُّ لِأَحَدٍ يَبِيعُ شَيْئًا إِلَّا يُبَيِّنُ مَا فِيهِ وَلَا يَحِلُّ لِمَنْ يَعْلَمُ ذَلِكَ إِلَّا يُبَيِّنُهُ

"Tidak halal bagi seseorang untuk menjual sesuatu kecuali dia menjelaskan segala hal ihwal (cacat) barangnya, dan tidak halal bagi seseorang yang mengetahui hal tersebut kecuali harus menjelaskannya."[HR Ahmad]

 

Jadi jual beli semacam ini hukumnya haram hukumnya meskipun secara fikih hukumnya sah. Syekh Zainuddin Al-Malibari berkata :

وَمَدْحُ السِّلْعَةِ لِيُرَغِّبَ فِيْهَا بِالْكَذِبِ كَالنَّجَشِ ... وَيَصِحُّ الْبَيْعُ مَعَ التَّحْرِيْمِ فِي هَذِهِ الْمَوَاضِعِ

“Adapun memuji-muji barang dagangan agar diminati dengan cara berbohong itu sama seperti Najasy... Akad jual beli yang dilakukan dengan cara demikian (Najasy dan memuji-muji barang) hukumnya sah namun haram dilakukan.” [Fathul Muin]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk tidak merugikan orang lain dengan berbohong atau menipu sebagaimana kita sendiri enggan ditipu atau dibohongi orang lain.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Monday, February 5, 2024

ILLEGAL ACCESS

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas RA, Nabi SAW bersabda :

وَمَنِ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ أَوْ يَفِرُّونَ مِنْهُ ، صُبَّ فِى أُذُنِهِ الآنُكُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa menguping omongan orang lain, sedangkan mereka tidak menyukainya atau lari darinya, maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada hari kiamat.” [HR. Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Viral kasus “illegal access“ yang dilaporkan oleh mantan pasangan artis ke Polda Metro Jaya. Baru-baru ini sang mantan suami melaporkan mantan istrinya atas kasus dugaan akses ilegal yang dilakukan sewaktu ia masih dalam berstatus sebagai istri sahnya. [Insertlive com] Yaitu dengan cara mengakses aplikasi percakapan suami tanpa izin kemudian data percakapan itu disebarkan di media sosial. [viva co id]

 

Kasus akses ilegal secara umum berpotensi dikategorikan masuk dalam hukum yang dinyatakan dalam Pasal 30 ayat (1) UU ITE yaitu “setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik milik orang lain dengan cara apapun”. Membuka dan melihat tanpa izin diancam pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 600 juta. Jika bertujuan mengambil dokumen maka diancam pidana penjara 7 tahun dan/atau denda paling banyak Rp700 juta. Jika dilakukan dengan menjebol sistem pengamanan maka diancam penjara paling lama 8 tahun dan/atau denda paling banyak Rp800 juta. [Mh uma acid]

Lantas bagaimana hukum kasus “illegal access“ aplikasi percakapan di atas dalam pandangan islam?.

 

Percakapan di era digital dengan menggunakan Aplikasi seperti whatsapp atau dikenal dengan istilah “Chatting”, tak ubahnya percakapan langsung atau dikenal dengan “Mengobrol” namun dalam aplikasi biasanya lebih banyak berupa teks sementara dalam percakapan lebih banyak berupa suara. Maka keduanya adalah sama namun hanya berbeda sarananya saja sehingga dengan demikian hukumnya identik sama.

Mengakses “chatting” tanpa ijin dikenal dengan “illegal access“ sementara mengakses “Obrolan” tanpa ijin dikenal dengan menyadap atau menguping. Hukum menguping pembicaraan orang lain dengan sengaja dan tanpa ijin sementara mereka yang mengobrol tidak menyukai obrolannya dikuping oleh orang lain maka hukumnya haram. Bahkan Nabi SAW dengan keras dalam hadits utama di atas bersabda :

وَمَنِ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ أَوْ يَفِرُّونَ مِنْهُ ، صُبَّ فِى أُذُنِهِ الآنُكُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa menguping omongan orang lain, sedangkan mereka tidak menyukainya atau lari darinya, maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada hari kiamat.” [HR. Bukhari]

 

Dengan demikian Islam telah melindungi privasi setiap orang. Hal ini seperti rumah yang bagian dalamnya merupakan privasi sehingga orang lain tidak boleh untuk mengintip ada yang ada didalamnya tanpa ijin. Beliau bersabda :

اِنَّمَا جُعِلَ اْلاِسْتِئْذَانُ مِنْ اَجْلِ اْلبَصَرِ

Bahwasannya dijadikannya minta izin masuk rumah orang lain itu (untuk menjaga) pandangan mata”. [HR. Bukhari, Muslim]

 

Dan bagi yang melanggar hak privasi ini akan terhitung bermaksiat kepada Allah. Rasul SAW bersabda :

 مَنْ دَخَلَتْ عَيْنهُ قَبْلَ اَنْ يَسْتَأْذِنَ وَ يُسَلِّمَ فَلاَ اِذْنَ وَ قَدْ عَصَى رَبَّهُ

“Barangsiapa yang matanya melihat-lihat ke dalam rumah sebelum minta izin dan mengucapkan salam, maka tidak ada izin (baginya) dan sungguh dia telah bermaksiat kepada Tuhannya”. [HR Thabrani]

 

Dahulu ada seorang pedalaman mendatangi pintu Nabi SAW, lalu orang tersebut mengintip lewat celah-celah pintu. Kemudian Nabi SAW mengetahuinya, maka beliau bermaksud menculek matanya dengan besi atau sebatang kayu. Setelah orang tersebut melihatnya, dia menjadi bingung. Lalu Nabi SAW bersabda, “Ketahuilah, sungguh jika kamu tetap mengintip begitu akan kuculek matamu”. [HR Nasa’i]

 

Setiap orang punya privasi tak terkecuali suami dan istri. Suami punya keluarga dan komunitasnya sendiri, begitu pula istri. Boleh jadi dalam HP masing-masing ada curhatan teman dekat (sesama jenis) yang tidak etis jika diketahui oleh pasangannya, ada kisah aib orang lain yang mengadu kepadanya, ada masalah internal keluarganya yang jika dibaca oleh pasangan maka akan menimbulkan kebencian dan uneg-uneg berkepanjangan, dll. Maka hendaknya masing-masing pasangan menghormati privasi ini, terkecuali ada kesepahaman atau kesepakatan khusus di antara mereka.

Perbuatan seseorang mengakses secara ilegal atas chatting orang lain boleh jadi dikarenakan adanya suatu prasangka. Sementara prasangka itu sendiri diperintahkan untuk dijauhi. Allah SWT berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa” [QS Al-Hujurat : 12]

Dan Rasulullah SAW bersabda :

إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ

“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan.”[HR Bukhari]

 

Selanjutnya dari prasangka buruk ini seseorang akan melakukan pelanggaran yang lain yaitu perilaku “tahassus” yang dilarang oleh Rasul SAW dalam sabdanya : “Wala Tahassasu” Janganlah kalian memata-matai (orang lain untuk kepentingan diri sendiri).”[HR Bukhari]

Dan selanjutnya seseorang akan melakukan pelanggaran yang lain yaitu perilaku “tajassus”.  Menyuruh orang lain (agen) untuk memata-matai target. Allah SWT melarang “tajassus” ini dalam firman-Nya : “Wala Tajassasu” Janganlah kalian memata-matai (orang lain untuk kepentingan pihak lain) [QS al-Hujurat : 12]

 

Mencari-cari kesalahan orang lain merupakan perilaku tercela. Rasul SAW bersabda  :

مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعِ اللهُ عَوْرَتَهُ وَ مَنْ يَتَّبِعِ اللهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فىِ بَيْتِهِ

Barangsiapa yang menyelidiki aib mereka (kaum muslimin), maka Allah akan menyelidiki aibnya. Dan barangsiapa yang diselidiki aibnya oleh Allah, maka Allah akan membongkar (aib)nya (yang dikerjakan) di rumahnya”. [HR Abu Dawud]

 

Islam merupakan agama yang sangat menghormati hak-hak sesama manusia baik bagi setiap individu maupun masyarakat. Dalam rangka menjaga keharmonisan hubungan sesama manusia maka islam menganjurkan setiap individu menutup aib orang lain dan melarang mencari-cari kesalahan mereka dengan menguping dan memata-matai.

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk tidak mencurigai orang lain tanpa adanya bukti yang kuat dan hendaknya kita menjaga privasi orang lain sebagaimana kita ingin privasi kita terjaga.  

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

NAPAK TILAS THA’IF

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RA, bahwasannya Rasul SAW bersabda :

بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

"(Tidak), Bahkan aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang-tulang sulbi mereka (penduduk Thaif), orang yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun." [HR Bukhari - Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Thaif, merupakan destinasi wisata religi bagi para jamaah haji dan umrah yang berjarak sekitar 90 kilometer dari Masjidil Haram dan ditempuh sekitar 1,5 jam perjalanan dengan kontur jalan menanjak karena Thaif berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Udaranya jauh lebih dingin dari Makkah. [Kumparan com] Di kota ini Rasul SAW pernah diusir oleh penduduknya dan di kota ini pula kita menyaksikan penduduknya yang muslim berkah doa beliau sebagaimana hadits utama di atas.

 

Salah satu objek wisata yang dikunjungi di sana adalah masjid Addas. Nama masjid ini diambil dari nama seorang budak yang masuk Islam setelah bertemu dengan beliau di sela-sela kedatangan beliau di thaif. Menurut Az-Zarkaly, Di tempat tersebut Addas masuk Islam dan di sana pula addas dimakamkan. [ar wikipedia org] Masjid sederhana itu berukuran kurang lebih 12x12 Meter. Lantai dibalut karpet tebal namun tak ada lampu mewah, atau ornamen yang mencolok. Yang ada hanya sejumlah rak berisi Al-Quran. [Kumparan com]

 

Al-Qurtuby dalam Tafsirnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Said bin Jubair, Mujahid dll Mereka berkata : Ketika Abu Thalib wafat, Nabi keluar menuju Thaif untuk mencari pertolongan dari (pemuka Kabilah) Tsaqif. Beliau mencari AbduYalil, Mas’ud dan Habib. Mereka adalah saudara-saudara dari Banu Amr bin Umar di mana diantara mereka ada yang menikah dengan wanita Quraisy dari bani Jumah. Rasul mengajak mereka masuk Islam dan meminta pertolongan untuk menghadapi kaum kuffar Mekkah.

 

(Jauh dari harapan, bukannya diterima beliau malah ditolak mentah mentah). Orang pertama berkata bahwa dia akan meruntuhkan kiswah ka’bah, jika benar-benar Allah telah mengutusmu (Nabi Muhammad SAW). Orang kedua berkata : “Apakah Allah tidak menemukan orang lain sehingga dia memilihmu untuk menjadi utusan-Nya?”. Orang ketiga berkata : “Demi Allah, aku tidak akan berbicara denganmu selamanya. Sebab jika benar engkau seorang utusan Allah maka bahaya jika aku menolak ucapanmu dan jika kau berbohong maka sudah sepantasnya aku tidak berbicara denganmu”.

 

Lalu mereka memerintahkan orang rendahan dan para budak untuk mengumpat dan menertawakan beliau sehingga orang-orang berkumpul dan mengusir beliau sampai ke kebun milik Utbah dan Syaibah bin Rabi’ah. Salah seorang diantara mereka menegur kepada wanita Quraisy dari Kabilah Jumah, ia berkata : “Apakah yang diperbuat oleh keluarga besarmu kepada kami?”

 

Di situlah (di lokasi Kebun Anggur) Nabi (mengadukan masalahnya kepada Allah SWT). Beliau berdoa :

اللهم إِنِّي أَشْكُو إِلَيْكَ ضُعْفَ قُوَّتِي وَقِلَّةَ حِيْلَتِي وَهَوَانِي عَلَى النَّاسِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

"Ya Allah!, sesungguhnya aku mengadukan kepadaMu akan lemahnya kekuatanku dan sedikitnya upayaku serta hinanya diriku di hadapan manusia, wahai Yang dzat Maha Pengasih di antara para pengasih! Dst.

 

Menyaksikan hal tesebut, rasa belah kasih Uthbah dan Syaibah bin Rabi'ah tergerak. Keduanya memanggil budak Nasrani yang bernama Addas seraya berkata : "Ambilkan setangkai anggur lalu taruh di nampan ini kemudian suguhkan kepada orang tersebut (Nabi)," Tatkala Addas menyuguhkan anggur maka beliau mengulurkan tangan sambil membaca 'bismillah", lalu memakannya.

 

Addas-pun keheranan. Ia berkata, "Sesungguhnya ucapan ini tidak biasa diucapkan oleh penduduk negeri ini." Lantas Nabi bertanya tentang identitas Addas. Ia menjawab, "Aku seorang Nasrani dari penduduk Ninawa (Nineveh)." Nabi berkata lagi, "Apakah engkau berasal dari negeri seorang pria shalih bernama Yunus bin Matta?" Addas berkata, "Apa yang kamu ketahui tentang Yunus bin Matta?" Nabi menjawab, "Dia adalah saudaraku, dia seorang Nabi, demikian pula dengan diriku." Addas langsung merengkuh Nabi dan menciumi kepala, kedua tangan dan kedua kaki beliau. Melihat hal itu, Uthbah dan Syaibah bin Rabi'ah bertanya: "Kenapa engkau melakukan demikian?” Addas menjawab :

يَا سَيِّدِي مَا فِي الْأَرْضِ خَيْرٌ مِنْ هَذَا أَخْبَرَنِي بِأَمْرٍ مَا يَعْلَمُهُ إِلَّا نَبِيٌّ

"Wahai tuanku! Tidak ada sesuatu pun di muka bumi ini yang lebih baik dari orang ini! Dia telah memberitahukan kepadaku sesuatu hal yang tidak diketahui kecuali oleh seorang Nabi." [Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an]

 

Peristiwa penolakan Nabi dari kota thaif itu sungguh hari yang sangat berat.

Siti Aisyah pernah bertanya :

يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ أَتَى عَلَيْكَ يَوْمٌ كَانَ أَشَدَّ مِنْ يَوْمِ أُحُدٍ

Wahai Rasulullah, adakah hari yang lebih berat (ujiannya) daripada hari (kekalahan dalam perang) Uhud?

 

Menjawab hal ini, Beliau menyebutkan hari dimana beliau diusir dari kota Thaif. Hari itu merupakan ujian terberat dalam dakwah beliau bahkan lebih berat daripada kekalahan pada perang Uhud. Hal itu membuat Nabi sedih dan gundah gulana hingga beliau berkata :

فَانْطَلَقْتُ وَأَنَا مَهْمُومٌ عَلَى وَجْهِي فَلَمْ أَسْتَفِقْ إِلَّا بِقَرْنِ الثَّعَالِبِ

Akupun pergi (meninggalkan thaif) dengan penuh kesedihan diwajahku, dan aku baru tersadar ketika aku sampai di daerah Qarnits Tsa'alib (Daerah Miqat Qarnul Manazil). [HR Bukhari]

 

Imam Nawawi berkata : saking dari susahnya Nabi saat itu, Nabi tidak tahu harus pergi kemana. Beliau baru tersadar kalau langkah kakinya telah sampai di daerah Qarnul Manazil. [Al-Minhaj, Syarah Nawawi]

 

Di tempat tersebut beliau melihat ada awan yang menaungi dan beliau melihat Malaikat Jibril, ia berkata : “Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu dan penolakan mereka terhadap ajakanmu. Dan Dia telah mengutus malakul jibal (malaikat penjaga gunung) agar engkau menyuruhnya untuk menghancurkan mereka sekehendak hatimu'."

Malakul Jibal berkata :

إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمْ الْأَخْشَبَيْنِ

Jika engkau menghendaki, maka aku akan menutupkan dua gunung ini kepada mereka.

Rasulullah SAW bersabda kepadanya:

بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

"(Tidak), Bahkan aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang-tulang sulbi mereka orang yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun." [HR Muslim]

 

Mulla Al-Qari berkata : Diriwayatkan bahwa peristiwa yang tersebut terjadi pada bulan syawal tahun 10 kenabian tepatnya tiga bulan setelah wafatnya Siti Khadijah, Beliau ditemani oleh Zaid bin Haritsah (Seorang budak dan pernah menjadi anak angkat beliau) dan beliau berada di sana selama satu bulan. [Mirqatul Mafatih Syarah Misykatul Mashabih]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa meneladani kesabaran beliau, baik dalam berdakwah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

 

Tuesday, January 30, 2024

MAKAM ABDULLAH IBNU ABBAS

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Abbas RA, bahwasannya Rasul SAW menaruh tangan beliau di atas pundak Abdullah kemudian beliau berdoa :

اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ

Ya Allah, pahamkanlah ia dalam urusan agama dan ajarkanlah ia tafsir quran. [HR Ahmad]

 

Catatan Alvers

 

Ketika Umrah atau haji, salah satu tempat bersejarah yang sering dikunjungi para jamaah umrah dan haji adalah Masjid Abdullah Ibnu Abbas di Kota Thaif. Masjid Abdullah Ibn Abbas ini dibangun pada tahun 592 H tepatnya pada masa Nashir Lidinillah Abil Abbas Al-Abbasy. Masjid ini dinamakan demikian karena lokasi masjid berdampingan dengan makam Abdullah Ibnu Abbas. Menurut sejarawan Isa Al-Qashir, Lokasi makam beliau terletak di arah depan mushala Nisa (wanita) yang sekarang. Dahulu semasa hidupnya, Ibnu Abbas sering berpindah-pindah dari kota ke kota, mulai dari syam, madinah dan thaif untuk mengajar ilmu agama, hanya saja beliau lebih senang tinggal di Thaif karena dekat dengan Mekkah. Beliau menetap di Thaif hingga hari wafatnya pada tahun 68 H. [ar wikipedia org]

 

Beliau di akhir hayatnya menderita kebutaan. Beliau berkata dalam syairnya :

إِنْ يَأْخُذِ اللَّهُ مِنْ عَيْنَيَّ نُورَهُمَا :: فَفِي لِسَانِي وَقَلْبِي مِنْهُمَا نُورُ

قَلْبِي ذَكِيٌّ وَعَقْلِي غَيْرُ ذِي دَخَلٍ :: وَفِي فَمِي صَارِمٌ كَالسَّيْفِ مَأْثُورُ

Jika Allah mengambil cahaya dari kedua mataku maka pada mulut dan hatiku masih ada cahaya. Hatiku cerdas dan akalku tidak terganggu. Mulutku terkenal (memiliki analisa yang) tajam seperti pedang. [I’anatut Thalibin]

 

Mengenai sebab kebutaannya tersebut, Al-Hakim meriwayatkan bahwa hal itu dikarenakan Ibnu Abbas suatu saat pernah melihat seseorang bersama Nabi yang tak lain adalah malaikat Jibril dan Nabi SAW bersabda :

لَمْ يَرَهُ خَلْقٌ إِلَّا عُمِّيَ إِلَّا أَنْ يَكُونَ نَبِيًّا، وَلَكِنْ أَنْ يُجْعَلَ ذَلِكَ فِي آخِرِ عُمُرِكَ

Tidaklah seseorang melihat Malaikat Jibril melainkan ia akan buta, kecuali dia adalah nabi. Akan tetapi engkau akan dijadikan buta pada akhir umurmu. [Al-Mustadrak]

 

Namun Ibnul Qatthan menilai perawi hadits ini yang bernama sulaiman bin Aly tidak dikenal dalam dunia hadits. Dan secara matan, hadits ini bertentangan dengan hadits shahih yang menyatakan bahwa sejumlah sahabat melihat malaikat jibril ketika menjelma menjadi manusia namun hal itu tidak menjadikan mereka buta. Maka dari itu, ad-Dzahabi mengatakan hadits ini berstatus munkar.

 

Ada kisah unik terdapat dalam kitab Al-Bidayah Wan nihayah yaitu ketika beliau wafat di usia 71 Tahun. Beliau di shalati oleh Muhammad Ibnul Hanafiyah (yang sekarang makamnya bersebelahan dengan Makam Ibnu Abbas). Tatkala jamaah hendak memasukkan jenzah ke liang kubur maka ada burung putih dengan bentuknya yang langka masuk ke dalam kain kafannya lalu menyatu dengannya sehingga burung itu dikubur bersamanya.

 

Dalam satu riwayat disebutkan bahwa ketika jenazah beliau diletakkan di liang lahad maka ada suara bacaan Qur’an misterius yang tidak terlihat orangnya, dan dalam riwayat yang lain bahwa bacaan itu terdengar dari dalam kuburnya. [Al-Bidayah Wan nihayah] Ayat yang terdengar adalah :

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلى رَبِّكِ راضِيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku. [QS Al-Fajr : 27-30]

 

Ketika beliau wafat, maka semua merasa kehilangannya. Mujahid berkata :

مَا رَأَيْتُ مِثْلَ ابْنِ عَبَّاسٍ قَطُّ ، وَلَقَدْ مَاتَ يَوْمَ مَاتَ وَهُوَ حَبْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ

Aku tidak pernah melihat sosok seperti Abdullah ibnu Abbas, Ia wafat ketika itu ia adalah “Habr Hadzihil Ummah” (orang yang alim lagi luas wawasannya) dari ummat ini. [Al-Mustadrak]

 

Umar RA berkata :

نِعْمَ تُرْجُمَانُ الْقُرْآنِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ

Sebaik-baik penafsir Al-Quran adalah Abdullah ibnu Abbas. [Al-Bidayah Wan Nihayah]

 

Bahkan Umar RA memasukkan Abdullah ibnu Abbas yang masih muda saat itu ke dalam golongan “Asyakhi Badr” (sahabat-sahabat senior veteran perang Badar). Maka sebagian dari mereka mempertanyakan keberadaannya dan berkata: "Mengapa pemuda ini masuk beserta kita, sedangkan kita mempunyai anak-anak yang sebaya umurnya dengannya?" Umarpun menjawab:

إِنَّهُ مِمَّنْ قَدْ عَلِمْتُمْ

"Sungguh ia adalah sebagian dari orang yang kalian ketahui." (keutamaan ilmunya) .[HR Bukhari]

 

Keluasan Ilmu yang dimiliki oleh Abdullah ibnu Abbas tak lepas dari berkah Rasul SAW. Beliaulah orang yang pernah didoakan oleh Nabi SAW Seraya menaruh tangan beliau di atas pundaknya dengan doa sebagaimana hadits utama di atas, yaitu :

اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ

Ya Allah, pahamkanlah ia dalam urusan agama dan ajarkanlah ia tafsir quran. [HR Ahmad]

 

Doa itu diperoleh setelah Rasul SAW mengetahui bahwa orang yang senantiasa menyediakan air wudlu setelah beliau keluar dari jamban, ia adalah Abdullah Ibnu Abbas. [HR Bukhari]

 

Oleh karena keluasan ilmu beliau maka wajarlah jika di area makam beliau dibangunkan sebuah perpusatakaan megah yang diberi nama Perpustakaan Abdullah ibn Abbas. Dalam sebuah catatan yang ditempel pada dinding bagian luar perpustakaan, terdapat keterangan bahwa Perpustakaan ini dibangun pada tahun 1291H oleh penguasa Hijaz Muhammad Rasyid Pasa asy-Syarwani. Dikisahkan bahwa sebelum ada perpustakaan, beliau mewakafkan kitab ke masjid bagi para pencari ilmu dan menjadi sebuah tradisi pada kurun abad tujuh hingga sepuluh hijriyah. Perpustakaan ini mempunyai luas sekitar 100 meter persegi. Perpustakaan ini menyimpan beragam koleksi berupa ribuan kitab yang tersusun rapih berdasarkan bidang kajiannya, mulai dari Tafsir dan Ilmu Tafsir, Hadits dan Ilmu Hadits, Adab, Bahasa Arab, Nahwa dan Sharaf, Bahasa Inggris, Sirah Nabawiyah, Ekonomi dan Politik, serta pengetahuan umum seperti filsafat. Di antara koleksi prasastinya berupa tulisan arab yang belum menggunakan titik dan tanda baca (harakat). Ada juga tulisan yang sudah lengkap dengan titik dan tanda baca. [Kemenag go id]

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa meniru khidmah seperti yang dilakukan oleh Abdullah Ibnu Abbas sehingga mendapat ridlo dan doa dari sang guru, yaitu Nabi Muhammad SAW.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]