Monday, February 5, 2024

NAPAK TILAS THA’IF

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RA, bahwasannya Rasul SAW bersabda :

بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

"(Tidak), Bahkan aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang-tulang sulbi mereka (penduduk Thaif), orang yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun." [HR Bukhari - Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Thaif, merupakan destinasi wisata religi bagi para jamaah haji dan umrah yang berjarak sekitar 90 kilometer dari Masjidil Haram dan ditempuh sekitar 1,5 jam perjalanan dengan kontur jalan menanjak karena Thaif berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Udaranya jauh lebih dingin dari Makkah. [Kumparan com] Di kota ini Rasul SAW pernah diusir oleh penduduknya dan di kota ini pula kita menyaksikan penduduknya yang muslim berkah doa beliau sebagaimana hadits utama di atas.

 

Salah satu objek wisata yang dikunjungi di sana adalah masjid Addas. Nama masjid ini diambil dari nama seorang budak yang masuk Islam setelah bertemu dengan beliau di sela-sela kedatangan beliau di thaif. Menurut Az-Zarkaly, Di tempat tersebut Addas masuk Islam dan di sana pula addas dimakamkan. [ar wikipedia org] Masjid sederhana itu berukuran kurang lebih 12x12 Meter. Lantai dibalut karpet tebal namun tak ada lampu mewah, atau ornamen yang mencolok. Yang ada hanya sejumlah rak berisi Al-Quran. [Kumparan com]

 

Al-Qurtuby dalam Tafsirnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Said bin Jubair, Mujahid dll Mereka berkata : Ketika Abu Thalib wafat, Nabi keluar menuju Thaif untuk mencari pertolongan dari (pemuka Kabilah) Tsaqif. Beliau mencari AbduYalil, Mas’ud dan Habib. Mereka adalah saudara-saudara dari Banu Amr bin Umar di mana diantara mereka ada yang menikah dengan wanita Quraisy dari bani Jumah. Rasul mengajak mereka masuk Islam dan meminta pertolongan untuk menghadapi kaum kuffar Mekkah.

 

(Jauh dari harapan, bukannya diterima beliau malah ditolak mentah mentah). Orang pertama berkata bahwa dia akan meruntuhkan kiswah ka’bah, jika benar-benar Allah telah mengutusmu (Nabi Muhammad SAW). Orang kedua berkata : “Apakah Allah tidak menemukan orang lain sehingga dia memilihmu untuk menjadi utusan-Nya?”. Orang ketiga berkata : “Demi Allah, aku tidak akan berbicara denganmu selamanya. Sebab jika benar engkau seorang utusan Allah maka bahaya jika aku menolak ucapanmu dan jika kau berbohong maka sudah sepantasnya aku tidak berbicara denganmu”.

 

Lalu mereka memerintahkan orang rendahan dan para budak untuk mengumpat dan menertawakan beliau sehingga orang-orang berkumpul dan mengusir beliau sampai ke kebun milik Utbah dan Syaibah bin Rabi’ah. Salah seorang diantara mereka menegur kepada wanita Quraisy dari Kabilah Jumah, ia berkata : “Apakah yang diperbuat oleh keluarga besarmu kepada kami?”

 

Di situlah (di lokasi Kebun Anggur) Nabi (mengadukan masalahnya kepada Allah SWT). Beliau berdoa :

اللهم إِنِّي أَشْكُو إِلَيْكَ ضُعْفَ قُوَّتِي وَقِلَّةَ حِيْلَتِي وَهَوَانِي عَلَى النَّاسِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

"Ya Allah!, sesungguhnya aku mengadukan kepadaMu akan lemahnya kekuatanku dan sedikitnya upayaku serta hinanya diriku di hadapan manusia, wahai Yang dzat Maha Pengasih di antara para pengasih! Dst.

 

Menyaksikan hal tesebut, rasa belah kasih Uthbah dan Syaibah bin Rabi'ah tergerak. Keduanya memanggil budak Nasrani yang bernama Addas seraya berkata : "Ambilkan setangkai anggur lalu taruh di nampan ini kemudian suguhkan kepada orang tersebut (Nabi)," Tatkala Addas menyuguhkan anggur maka beliau mengulurkan tangan sambil membaca 'bismillah", lalu memakannya.

 

Addas-pun keheranan. Ia berkata, "Sesungguhnya ucapan ini tidak biasa diucapkan oleh penduduk negeri ini." Lantas Nabi bertanya tentang identitas Addas. Ia menjawab, "Aku seorang Nasrani dari penduduk Ninawa (Nineveh)." Nabi berkata lagi, "Apakah engkau berasal dari negeri seorang pria shalih bernama Yunus bin Matta?" Addas berkata, "Apa yang kamu ketahui tentang Yunus bin Matta?" Nabi menjawab, "Dia adalah saudaraku, dia seorang Nabi, demikian pula dengan diriku." Addas langsung merengkuh Nabi dan menciumi kepala, kedua tangan dan kedua kaki beliau. Melihat hal itu, Uthbah dan Syaibah bin Rabi'ah bertanya: "Kenapa engkau melakukan demikian?” Addas menjawab :

يَا سَيِّدِي مَا فِي الْأَرْضِ خَيْرٌ مِنْ هَذَا أَخْبَرَنِي بِأَمْرٍ مَا يَعْلَمُهُ إِلَّا نَبِيٌّ

"Wahai tuanku! Tidak ada sesuatu pun di muka bumi ini yang lebih baik dari orang ini! Dia telah memberitahukan kepadaku sesuatu hal yang tidak diketahui kecuali oleh seorang Nabi." [Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an]

 

Peristiwa penolakan Nabi dari kota thaif itu sungguh hari yang sangat berat.

Siti Aisyah pernah bertanya :

يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ أَتَى عَلَيْكَ يَوْمٌ كَانَ أَشَدَّ مِنْ يَوْمِ أُحُدٍ

Wahai Rasulullah, adakah hari yang lebih berat (ujiannya) daripada hari (kekalahan dalam perang) Uhud?

 

Menjawab hal ini, Beliau menyebutkan hari dimana beliau diusir dari kota Thaif. Hari itu merupakan ujian terberat dalam dakwah beliau bahkan lebih berat daripada kekalahan pada perang Uhud. Hal itu membuat Nabi sedih dan gundah gulana hingga beliau berkata :

فَانْطَلَقْتُ وَأَنَا مَهْمُومٌ عَلَى وَجْهِي فَلَمْ أَسْتَفِقْ إِلَّا بِقَرْنِ الثَّعَالِبِ

Akupun pergi (meninggalkan thaif) dengan penuh kesedihan diwajahku, dan aku baru tersadar ketika aku sampai di daerah Qarnits Tsa'alib (Daerah Miqat Qarnul Manazil). [HR Bukhari]

 

Imam Nawawi berkata : saking dari susahnya Nabi saat itu, Nabi tidak tahu harus pergi kemana. Beliau baru tersadar kalau langkah kakinya telah sampai di daerah Qarnul Manazil. [Al-Minhaj, Syarah Nawawi]

 

Di tempat tersebut beliau melihat ada awan yang menaungi dan beliau melihat Malaikat Jibril, ia berkata : “Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu dan penolakan mereka terhadap ajakanmu. Dan Dia telah mengutus malakul jibal (malaikat penjaga gunung) agar engkau menyuruhnya untuk menghancurkan mereka sekehendak hatimu'."

Malakul Jibal berkata :

إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمْ الْأَخْشَبَيْنِ

Jika engkau menghendaki, maka aku akan menutupkan dua gunung ini kepada mereka.

Rasulullah SAW bersabda kepadanya:

بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

"(Tidak), Bahkan aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang-tulang sulbi mereka orang yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun." [HR Muslim]

 

Mulla Al-Qari berkata : Diriwayatkan bahwa peristiwa yang tersebut terjadi pada bulan syawal tahun 10 kenabian tepatnya tiga bulan setelah wafatnya Siti Khadijah, Beliau ditemani oleh Zaid bin Haritsah (Seorang budak dan pernah menjadi anak angkat beliau) dan beliau berada di sana selama satu bulan. [Mirqatul Mafatih Syarah Misykatul Mashabih]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa meneladani kesabaran beliau, baik dalam berdakwah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

 

0 komentar:

Post a Comment