Wednesday, March 14, 2018

SHALAWAT PANCASILA


ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Amr bin Murrah, Aku mendengar Abdullah bin Abi Awfa, ia termasuk salah seorang dari ashabus Syajarah (sahabat yang melakukan bai’atur ridlwan) Ia berkata :
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَاهُ قَوْمٌ بِصَدَقَةٍ قَالَ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِمْ فَأَتَاهُ أَبِي بِصَدَقَتِهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ أَبِي أَوْفَى
Ketika Rasulullah saw didatangi suatu Kaum dengan membawa sedekah,  beliau (menyambut mereka) dengan bersabda : “Allahumma Shalli 'alaihim” (Ya Allah limpahkan rahmat kepada mereka).  Kemudian datanglah ayahku (Abi Awfa) dengan membawa sedekahnya,  maka Nabi bersabda : “Allahumma Shalli ala Aali Abi awfa” (Ya Allah limpahkan rahmat kepada keluarga Abi awfa). [HR Bukhari]

Catatan Alvers

“Shallallahu 'Ala Pancasila, Shallallahu 'Ala Nusantara, dan Shallallahu 'Ala Indonesia”. Itulah bacaan dalam aksi ritual shalawat atas nama Pancasila  yang sempat menjadi viral di media sosial. Aksi ini dilakukan oleh sejumlah pemuda ini di sebuah rumah kawasan Lakarsantri surabaya dalam waktu lalu.

Aksi ini menuai protes keras dari netizen dan masyarakat umum dan akhirnya pihak kepolisian mengamankan para pelakunya agar tak menuai keresahan. Pihak MUI Jatim pun meminta pelaku tak melakukan sensasi dengan aksi ritual yang sama karena meski beralasan untuk mempersatukan NKRI namun ritual tersebut tidak layak dengan alasan bahwa ekspresi cinta tanah air melalui shalawat Pancasila, tentu saja berbeda dengan shalawat nabi. [Pojokpitu]


Tanpa ingin melawan arus, Odoh kali ini membahas kejadian tersebut secara ilmiyah dari sudut pandang hadits tanpa melibatkan faktor emosional apalagi sensasional sehingga bisa memuaskan bathin yang sedang haus dan dahaga.

Menurut sumbernya, Shalawat bisa berasal dari Allah, dari malaikat dan dari kalangan makhluk lainnya seperti kita. Makna Shalawat itu menjadi berbeda sesuai dengan sumbernya.  Syeikh Zainuddin al-Munawi berkata :
فإن الصلاة من الله رحمة ومن الملائكة استغفار ومن الغير دعاء وطلب
Shalawat dari Allah itu bermakna (curahan) rahmat dan dari malaikat berarti istighfar (memohonkan ampunan) sedang dari lainnya adalah doa dan permintaan [Faidl al-Qadir]

Menurut tujuannya, Shalawat bisa di tujukan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW seperti firman Allah swt :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا  
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya, bershalawat atas Nabi, wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”. [QS Al-Ahzab 56].

Shalawat juga di tujukan kepada selain Baginda Nabi seperti Nabi Ibrahim AS. Basyir bin Sa’ad RA bertanya kepada Nabi SAW : “Allah telah memerintahkan kepada kami untuk bershalawat kepadamu, bagaimanakah kami mengucapkan shalawat kepadamu?” Kemudian Rasulullah SAW menjawab : 
قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ وَالسَّلَامُ كَمَا قَدْ عَلِمْتُمْ
“Ucapkanlah: “Ya Allah, berikanlah kemuliaan kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberikan kemuliaan kepada Ibrahim. Dan berilah karunia kepada Muhammad beserta keluarganya sebagaimana Engkau memberikan karunia kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta ini, hanya Engau-lah yang Mahaterpuji lagi Maha mulia. Adapun mengucapkan salam maka seperti yang telah kalian ketahui.” [HR Muslim]

Lebih tegasnya, Rasul SAW bersabda :
صلوا على أنبياء الله ورسله فإن الله بعثهم كما بعثني.
Ber-shalawatlah kalian kepada para nabi Allah dan utusn-Nya karena Allah mengutus mereka semua sebagaimana Allah mengutusku [HR Baihaqi]

Ibnul Qayyim berkata : banyak ulama menceritakan ijma’ ulama bahwasannya shalawat kepada semua nabi termasuk disyari’atkan. Diantaranya adalah imam Nawawi dan lainnya. Adapun apa yang dikatakan oleh Imam malik:
أنه لا يصلى على غير نبينا صلى الله عليه وسلم
Bahwasannya tidak boleh bershalawat kepada selain Nabi Muhammad .
Maka para muridnya berkata bahwa perkataan tersebut ditakwil dengan maksud bahwa kita tidak beribadah dengan shalawat kepada selain Nabi Muhammad SAW sebagaimana Allah memerintahkan kita bershawalat kepada Nabi Muhammad . [Jala’il Afham]

Lalu bolehkah shalawat ditujukan kepada selain para Nabi? Disinilah letak perdebatan. Namun kami cenderung kepada pendapat yang membolehkan mengingat keterangan dari hadits shahih utama di atas bahwa ketika Rasulullah saw didatangi suatu Kaum dengan membawa sedekah,  beliau mendoakan mereka : “Allahumma Shalli 'alaihim” (Ya Allah limpahkan rahmat kepada mereka).  Kemudian datanglah Abi Awfa dengan membawa sedekahnya,  maka Nabi juga mendoakannya: “Allahumma Shalli ala Aali Abi awfa” (Ya Allah limpahkan rahmat kepada keluarga Abi awfa). [Lihat HR Bukhari]

Menurut Imam Nawawi, Shalawat yang dibacakan oleh Rasul untuk para pembayar sedekah (zakat) tersebut adalah wujud perintah Allah SWT [Syarah Muslim] dalam firman-Nya :
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan ber-shalawatlah (doa) untuk mereka. Sesungguhnya “Shalawat” (doa) kamu itu (menjadi) rahmat dan ketentraman bagi mereka...[QS At-Taubah : 103]

Lebih luas tujuannya, Dalam hadits yang lain di riwayatkan dari Jabir bin Abdillah, Ia berkata :
أَنَّ امْرَأَةً قَالَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلِّ عَلَيَّ وَعَلَى زَوْجِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكِ وَعَلَى زَوْجِكِ
Ada seorang perempuan berkata kepada Nabi saw : wahai Rasulullah saw aku mohon agar engkau bershalawat untukku dan untuk suamiku,  maka Nabi saw bersabda : “Shallallahu Alaiki wa 'ala Zawjiki”(Semoga Allah bershalawat kepadamu dan dan suamimu) [HR Abu Daud]

Berdasarkan argumen hadits di atas, satu pendapat membolehkan bershalawat kepada selain Nabi tentu dengan makna yang berbeda dengan shalawat kepada Nabi. Makna umum dari shalawat adalah doa dan keberkahan. Sedangkan untuk Nabi, Shalawat bermakna Ta’dzim dan penghormatan sehingga shalawat yang bermakna seperti inilah yang khusus dan hanya untuk Rasul [Aunul Ma’bud]

Dengan demikian maka problem shalawat pancasila tersebut adalah lebih kepada problem ketidak-patutan dan pelanggaran terhadap norma-etika masyarakat serta efek meresahkan di tengah masyarakat. Terlepas para pelaku telah meminta maaf dan mengaku khilaf, kajian ini hanya untuk memenuhi dahaga kalbu penulis dan alhamdulilah jika bisa bermanfaat untuk pembaca. Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka cakrawala berpikir kita dan meluaskan pengetahuan kita akan ajaran islam yang menentramkan.

Salam Satu Hadits,
DR.H.Fathul Bari. SS., M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jawa Timur Indonesia

Artikel di atas bisa anda dapatkan versi bukunya dalam
BUKU ONE DAY ONE HADITH
sistem SPAA (Singkat, Padat, Akurat). SINGKAT karena  Didesain sekali duduk bisa selesai baca satu judul ::PADAT karena  Tidak bertele-tele :: AKURAT karena disertai referensinya dan AKTUAL karena membahas fenomena yang sedang terjadi.

ONE DAY#1 *INDAHNYA HIDUP BERSAMA RASUL SAW* ISBN : 9786027404434
ONE DAY#2 *MOTIVASI BAHAGIA DARI RASUL SAW* ISBN : 9786026037909
ONE DAY#3 *TAMAN INDAH MUSTHAFA SAW* ISBN : 9786026037923
(Pre Order) ONE DAY#4 *TAFAKKUR ZAMAN NOW*, ISBN: 978-602-60379-5-4
Bisa dapat harga promo dan kirim via tiki/JNE silahkan hub. Ust. Muadz 08121674-2626


Umrah Ramadhan 13 Hari bersama Pesantren Wisata An-Nur 2, Tanggal : 8 Mei 2018 Hotel Mekkah : Al-Masa, Madinah : Al-Mukhtara Pesawat Saudia hanya 30 Jutaan. Seat terbatas. SMS. 08121-686-1111

2 comments: