Friday, November 26, 2021

CERMIN TETANGGA

 



ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abi Syuraih Al-Adawy RA, Rasul SAW bersabda :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya. [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Dalam ajaran Islam, barometer keimanan tidak hanya ditentukan dengan seberapa baiknya ritual seseorang akan tetapi juga ditentukan dengan seberapa baik hubungannya dengan tetangga sebagaimana hadits utama di atas bahkan tetangga itu menjadi cermin yang bisa menunjukkan identitas seseorang sebenarnya.

 

Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW seraya berkata,

"Wahai Nabiyyullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang bila aku mengerjakannya, niscaya aku akan masuk surga."

Beliau SAW bersabda : "Jadilah engkau seorang yang berkelakuan baik." Lelaki itu bertanya, "Bagaimana aku bisa mengetahui bahwa aku adalah seorang yang berkelakuan baik?" Beliau SAW menjawab:

سَلْ جِيرَانَكَ فَإِنْ قَالُوا: إِنَّكَ مُحْسِنٌ فَإِنَّكَ مُحْسِنٌ، وَإِنْ قَالُوا: إِنَّكَ مُسِيءٌ فَإِنَّكَ مُسِيءٌ

"Tanyakan kepada para tetanggamu. Jika mereka bilang, "Sesungguhnya engkau adalah orang yang berkelakuan baik, maka (berarti) engkau adalah orang yang berkelakuan baik. Jika mereka bilang, "Sesungguhnya engkau adalah orang yang berkelakuan buruk, maka (berarti) engkau adalah orang yang berkelakuan buruk".  [HR Al-Hakim]

 

Berhubungan baik dengan tetangga juga dipesankan oleh malaikat Jibril. Rasul SAW bersabda :

مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ بِالْـجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ

Jibril senantiasa menasihatiku tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta waris.  [HR Bukhari]

 

Agar kita benar-benar menjadi orang baik kepada tetangga maka sebaiknya kita mengetahui apa saja yang menjadi hak tetangga yang harus kita tunaikan.  Dalam satu hadits disebutkan ada seseorang bertanya “Wahai Rasulullah, Apakah hak tetangga atasku?” Maka Rasul SAW bersabda:

إِنْ مَرِضَ عُدْتَهُ، وَإِنْ مَاتَ شَيَّعْتَهُ، وَإِنِ اسْتَقْرَضَكَ أَقْرَضْتَهُ، وَإِنْ أَعْوَزَ سَتَرْتَهُ، وَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ هَنَّأْتَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ مُصِيبَةٌ عَزَّيْتَهُ، وَلا تَرْفَعْ بناءَكَ فَوْقَ بنائِهِ فَتَسُدَّ عَلَيْهِ الرِّيحَ، وَلا تُؤْذِهِ بِرِيحِ قِدْرِكَ إِلا أَنْ تَغْرِفَ لَهُ مِنْهَا"

Bila ia sakit maka hendaknya kau menjenguknya dan bila wafat maka hendaknya kau menghantarkan jenazahnya. Bila dia meminjam uang maka hendaknya kau memberikan pinjaman dan bila dia mengalami kesulitan maka hendaknya kau membantunya. Bila dia memperoleh kebaikan maka hendaknya kau mengucapkan selamat kepadanya dan bila dia mengalami musibah maka hendaknya kau bertakziyah kepadanya. Janganlah kau meninggikan rumahmu melebihi bangunan rumahnya yang dapat menutupi kelancaran angin baginya dan janganlah kamu mengganggunya dengan aroma periuk masakanmu kecuali kau menciduk sebagian untuk diberikan kepadanya.” [HR At-Thabrani]

 

Dalam riwayat lain, terdapat tambahan :

إِنِ اشْتَرَيْتَ فَاكِهَةً فَاهْدِ لَهُ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَأَدْخِلْهَا سِرًّا وَلَا يَخْرُجُ بِهَا وَلَدُكَ لِيَغِيْظَ بِهَا وَلَدُهُ

Jika kau membeli buah-buahan maka berikan juga kepada tetangga. Jika tidak, maka bawalah masuk buah-buahan tersebut secara diam-diam dan jangan sampai anakmu membawanya keluar hingga menyebabkan anak tetangga marah (karena menginginkannya). [HR Baihaqi]

 

Sebaliknya, jangan sampai kita mengganggu tetangga karena itu akan menghalangi kita masuk surga. Nabi SAW bersabda :

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya. [HR Muslim]

 

Dari pentingnya memperhatikan hak-hak tetangga maka sama-sama dosa, berbuat jelek kepada tetangga akan mendatangkan dosa yang jauh lebih besar. Rasul SAW bersabda :

“ Seseorang berzina dengan 10 wanita itu lebih ringan dosanya dibandingkan berzina dengan istri tetangganya”. Dalam lanjutannya, Rasul SAW juga bersabda :

لَأَنْ يَسْرِقَ الرَّجُلُ مِنْ عَشْرَةِ أَبْيَاتٍ أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ يَسْرِقَ مِنْ جَارِهِ

Seseorang mencuri dari 10 rumah itu lebih ringan dosanya dibandingkan mencuri dari rumah tetangganya. [HR Ahmad]

Maka tidak mengherankan jika Rasul SAW tidak sudi dibantu oleh orang yang menyakiti tetangganya. Ketika hendak berangkat perang beliau berpesan :

لا يَصْحَبْنَا الْيَوْمَ مَنْ آذَى جَارَهُ

“Janganlah ada yang menemaniku hari ini, orang yang menyakiti tetangganya”.

Maka ada seseorang lelaki berkata : Aku mengencingi pondasi temboknya tetanggaku!. Maka beliau bersabda: Kamu jangan bersamaku hari ini. [HR Thabrani]

 

Memiliki tetangga yang baik itu adalah anugerah maka bersyukurlah. Nabi SAW bersabda :

مِنْ سَعَادَةِ الْمَرْءِ الْجَارُ الصَّالِحُ

Diantara (penopang) kebahagiaan seseorang adalah (memiliki) tetangga yang baik. [HR Ahmad]

 

Namun jika kita ditakdirkan memiliki tetangga yang jelek maka bersabarlah. Rasul SAW bersabda : Ada tiga golongan yang dicintai Allah, (salah satunya adalah) :

وَالرَّجُلُ يَكُونُ لَهُ الْجَارُ يُؤْذِيهِ جِوَارُهُ فَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُ حَتَّى يُفَرِّقَ بَيْنَهُمَا مَوْت

seseorang yang memiliki tetangga yang menyakitinya tapi dia tetap bersabar hingga kematian memisahkan keduanya”. [HR Ahmad]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita agar senantiasa berbuat baik kepada tetangga dengan tanpa mempermasalahkan bagaimana perbuatan mereka kepada kita.

 

Salam Satu Hadits,

Dr. H. Fathul Bari Alvers

 

NB.

Hak Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang  lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Abdullah Alhaddad]

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani

Ayo Mondok! Mondok itu Keren!

0 komentar:

Post a Comment