ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Aisyah RA, Rasul SAW bersabda:
صَلِّي
فِي الْحِجْرِ إِذَا أَرَدْتِ دُخُولَ الْبَيْتِ فَإِنَّمَا هُوَ قِطْعَةٌ مِنْ
الْبَيْتِ
“Shalatlah
di hijr kalau ingin masuk ke dalam Ka'bah karena Hijr ini termasuk bagian
Ka'bah”. [HR Ahmad]
Catatan
Alvers
Menurut
Al-Hasan Al-Bashri ada 15 tempat di mana doa dari tempat tersebut menjadi
mustajabah. Salah satunya adalah di dalam baitullah. [Hasyiyah Al-Idlah] namun
masuk ke dalam ka’bah adalah hal yang hampir dibilang tidak mungkin kecuali
para pembesar negara, lantas bagaimana kita bisa melakukannya?. Ada cara yang
lebih mudah yaitu dengan masuk ke dalam hijr.
Apakah
hijr itu? Hijr atau yang lumrah disebut dengan Hijr Ismail adalah sebuah
bangunan tembok berbentuk setengah lingkaran yang terletak di sebelah utara
bangunan Ka'bah. Dengan spesifikasi : Tinggi dinding temboknya 1.32 M dan Panjang lingkaran dinding 21.5 M. Hijr
merupakan bagian ka’bah karena dahulu Nabi Ibrahim membangun ka’bah dengan
mencakup area hijr. Pada zaman jahiliyah terjadi banjir yang merusak bangunan
ka’bah dan saat itu dibangun lagi namun ka’bah di bangun sebagian saja
sementara bagian lain yang tidak dibangun diberi tanda pagar yang sekarang
disebut dengan hijr. Imam Nawawi berkata :
سُمِّىَ
حِجْرُ الْبَيْتِ حِجْرًا لِأَنَّهُ يَمْنَعُ مِنَ الطَّوَافِ بِهِ
Hijr
dari baitullah dinamakan dengan hijr (yang artinya “al-man’u” mencegah) karena
ia bisa mencegah thawaf di area tersebut. [Al-Majmu’]
Ibnu
Umar berkata bahwasannya Rasul SAW masuk ke dalam ka’bah beserta Usamah bin
Zaid, Bilal dan Utsman bin Thalhah, lalu ia menutupnya. [HR Muslim] dan Aisyah
ingin masuk ke dalam ka’bah. Aisyah RA berkata : “Wahai Rasulullah, semua
keluargamu telah masuk ke dalam baitullah kecuali aku”. Rasul SAW bersabda :
“Pergilah ke Syaibah agar ia membukakan pintu ka’bah untukmu”. Setelah Aisyah
menemuinya, Syaibah berkata : “Kami tidak bisa membukanya di malam hari, baik
pada masa jahiliyah maupun pada masa Islam”. Maka Rasul menyuruh Aisyah untuk
shalat di hijr. [HR Ahmad] Mengapa beliau menyuruh Aisyah shalat di hijr
padahal Aisyah ingin shalat di dalam ka’bah? Hal ini dikarenakan hijr itu
termasuk bagian dalam ka’bah. Rasul SAW bersabda sebagaimana hadits utama di
atas : “Shalatlah di hijr ini kalau ingin masuk ke dalam Ka'bah karena Hijr ini
termasuk bagian Ka'bah”. [HR Ahmad]
Kok
bisa demikian? Kenapa hijr itu termasuk bagian dalam ka’bah padalah ia berada
di luar bangunan ka’bah? Rasul menjelaskan :
وَلَكِنَّ
قَوْمَكِ اسْتَقْصَرُوا حِينَ بَنَوْا الْكَعْبَةَ فَأَخْرَجُوهُ مِنْ الْبَيْتِ
“akan
tetapi sesungguhnya dahulu kaummu berada dalam keterbatasan (dana) saat mereka
membangun ka’bah sehingga mereka (mampu nyamembangun sebagian saja dan)
menjadikannya area hijr berada di luar (bangunan) ka’bah." [HR Ahmad]
Kekurangan
dana itu dikarenakan dana renovasi ka’bah disyaratkan dari harta yang baik
saja, sehingga saat itu umumkan :
لَا
تُدْخِلُوا فِيْهِ مِنْ كَسْبِكُمْ إِلَّا الطَّيِّبَ ، وَلَا تُدْخِلُوا فِيْهِ
مَهْرَ بَغِيٍّ وَلَا بَيْعَ رِبًا وَلَا مَظْلَمَةَ أَحَدٍ مِنَ النًّاسِ
Jangan
masukkan kedalamnya (biaya renovasi ka’bah) kecuali dari hasil pekerjaan yang
baik, jangan pula uang hasil melacur, hasil riba dan hasil dari kedzaliman atas
orang lain. [Fathul Bari]
Di
samping urusan hijr yang berada di luar bangunan ka’bah, Aisyah bertanya lagi :
"Kenapa pintunya (ka’bah) tinggi begitu (sehingga sulit untuk masuk ke
dalamnya) ?" beliau menjawab: "Itu siasat kaummu, supaya mereka dapat
memasukkan orang yang disukainya dan menghalangi orang yang tidak disukai.
وَلَوْلَا
أَنَّ قَوْمَكِ حَدِيثٌ عَهْدُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَأَخَافُ أَنْ تُنْكِرَ
قُلُوبُهُمْ لَنَظَرْتُ أَنْ أُدْخِلَ الْجَدْرَ فِي الْبَيْتِ وَأَنْ أُلْزِقَ
بَابَهُ بِالْأَرْضِ
Kalaulah
bukan karena kaummu yang baru saja meninggalkan masa jahiliyah, yang mana aku
khawatir hati mereka mengingkari niscaya aku telah berpikir untuk memasukkan
dinding (hijr) itu ke dalam bangunan Baitullah dan menjadikan pintu ka’bah
rendah sampai ke tanah." [HR Muslim]
Dalam
riwayat lain, Rasul bersabda :
لَوْلَا
أَنَّ قَوْمَكِ حَدِيثُ عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ لَأَمَرْتُ بِالْبَيْتِ فَهُدِمَ
فَأَدْخَلْتُ فِيهِ مَا أُخْرِجَ مِنْهُ وَأَلْزَقْتُهُ بِالْأَرْضِ وَجَعَلْتُ
لَهُ بَابَيْنِ بَابًا شَرْقِيًّا وَبَابًا غَرْبِيًّا فَبَلَغْتُ بِهِ أَسَاسَ
إِبْرَاهِيمَ
Kalaulah
bukan karena kaummu yang baru saja meninggalkan masa jahiliyah, niscaya aku
perintahkan agar baitullah dirobohkan (dan dibangun lagi ) dan aku masukkan
area yang berada diluar ka’bah (yaitu hijr) ke dalam area ka’bah (sebagaimana
bangunan asal Nabi Ibrahim dahulu), dan pintunya aku buat datar dengan tanah
dan dibuat dua pintu (keluar masuk) yaitu pintu timur dan pintu barat sehingga
aku membangun ka’bah tepat di atas pondasi Nabi Ibrahim. [HR Bukhari]
Ternyata
rencana Rasul SAW dalam hadits tersebut pernah direalisasikan oleh Ibnuz
Zubair. Yazid bin ruman berkata:
شَهِدْتُ
ابْنَ الزُّبَيْرِ حِينَ هَدَمَهُ وَبَنَاهُ وَأَدْخَلَ فِيهِ مِنْ الْحِجْرِ
وَقَدْ رَأَيْتُ أَسَاسَ إِبْرَاهِيمَ حِجَارَةً كَأَسْنِمَةِ الْإِبِلِ
Aku
menyaksikan Ibnu Zubair ketika merobohkan ka’bah dan membangunnya lagi dan Ia
memasukkan hijr ke dalam bangunan ka’bah. Dan aku melihat pondasi Ibrahim
berupa bebatuan (besarnya) seperti punuk-punuk unta.
Ibnu
Hajar Al-Asqalany menjelaskan bahwa ketika Al-Hajjaj (Lahir 40 – 95 H)
berkuasa, ia menulis surat pada tahun (73 H) kepada Khalifah Abdul malik bin
Marwan (berkuasa 65-86 H) untuk memberitahukan apa yang diperbuat Ibnuz Zubair
tersebut. Maka Khalifah Abdul malik memerintahkan agar bangunan ka’bah
dikembalikan seperti sebelumnya. Lalu Hajjaj segera membangun kembali dengan
merobohkan bangunan tambahan di area hijr, meninggikan pintu dan menyumbat
pintu arah barat dari ka’bah. Namun setelah itu Khalifah Abdul Malik baru sadar
telah mengijinkan kepada Hajjaj untuk merenovasi ka’bah setelah sang khalifah
baru mengetahui bahwa apa yang dilakukan oleh Ibnuz Zubair adalah rencana Rasul
SAW sebagaimana hadits di atas. “Aku tidak menyangkan bahwa Abu Khubaib (Ibnuz
Zubair) mendengar (hadits rencana Nabi untuk merenovasi ka’bah) dari Aisyah”.
Al-harits, seorang yang jujur dan tak pernah bohong ia menyahut : “Iya, Aku
sendiri mendengar Aisyah berkata demikian” (bahwa Nabi berencana merenovasi
ka’bah). Khalifah Abdul malik berkata :
لَوْ
كُنْتُ سَمِعْتُهُ قَبْلَ أَنْ أَهْدِمَهُ لَتَََركْتُهُ عَلىَ بِنَاءِ ابْنِ
الزُّبَيْرِ
“Seandainya
aku telah mendengar keterangan ini sebelumnya niscaya aku akan membiarkan
(bangunan baru) ka’bah yang dibuat oleh Ibnuz Zubair”. [Fathul Bari]
Pada
masa Khalifah Al-Mahdi ibnul Manshur, Ia pernah berencana untuk mengembalikan
bangunan ka’bah ke bentuk ka’bah yang pernah dibangun oleh Ibnuz Zubair namun
Imam Malik melarangnya dan berkata :
إِنِّي
أَخْشَى أَنْ يَتَّخِذَهَا الْمُلُوكُ لُعْبَةً
“Aku
khawatir ka’bah nantinya dijadikan oleh para raja sebagai permainan”.
Maksudnya
setiap ada khalifah baru maka ia akan merenovasi ka’bah sesuai dengan
kemauannya sendiri. Maka bentuk bangunan ka’bah ditetapkan sejak saat itu
sesuai dengan bangunan yang ada sekarang ini. [Al-Bidayah Wan Nihayah]
Wallahu
A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mengerti
tempat-tempat mustajabah dengan mengharap semoga satu saat nanti kita
disampaikan kesana dan bisa memanjatkan doa untuk kemaslahatan bangsa dan agama.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Ngaji
dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu
Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment