Thursday, May 8, 2025

SHALAT DI DALAM KA’BAH

ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Aisyah RA, Rasul SAW bersabda:

صَلِّي فِي الْحِجْرِ إِذَا أَرَدْتِ دُخُولَ الْبَيْتِ فَإِنَّمَا هُوَ قِطْعَةٌ مِنْ الْبَيْتِ

“Shalatlah di hijr kalau ingin masuk ke dalam Ka'bah karena Hijr ini termasuk bagian Ka'bah”. [HR Ahmad]

 

Catatan Alvers

 

Menurut Al-Hasan Al-Bashri ada 15 tempat di mana doa dari tempat tersebut menjadi mustajabah. Salah satunya adalah di dalam baitullah. [Hasyiyah Al-Idlah] namun masuk ke dalam ka’bah adalah hal yang hampir dibilang tidak mungkin kecuali para pembesar negara, lantas bagaimana kita bisa melakukannya?. Ada cara yang lebih mudah yaitu dengan masuk ke dalam hijr.

 

Apakah hijr itu? Hijr atau yang lumrah disebut dengan Hijr Ismail adalah sebuah bangunan tembok berbentuk setengah lingkaran yang terletak di sebelah utara bangunan Ka'bah. Dengan spesifikasi : Tinggi dinding temboknya 1.32 M dan  Panjang lingkaran dinding 21.5 M. Hijr merupakan bagian ka’bah karena dahulu Nabi Ibrahim membangun ka’bah dengan mencakup area hijr. Pada zaman jahiliyah terjadi banjir yang merusak bangunan ka’bah dan saat itu dibangun lagi namun ka’bah di bangun sebagian saja sementara bagian lain yang tidak dibangun diberi tanda pagar yang sekarang disebut dengan hijr. Imam Nawawi berkata :

سُمِّىَ حِجْرُ الْبَيْتِ حِجْرًا لِأَنَّهُ يَمْنَعُ مِنَ الطَّوَافِ بِهِ

Hijr dari baitullah dinamakan dengan hijr (yang artinya “al-man’u” mencegah) karena ia bisa mencegah thawaf di area tersebut. [Al-Majmu’]

 

Ibnu Umar berkata bahwasannya Rasul SAW masuk ke dalam ka’bah beserta Usamah bin Zaid, Bilal dan Utsman bin Thalhah, lalu ia menutupnya. [HR Muslim] dan Aisyah ingin masuk ke dalam ka’bah. Aisyah RA berkata : “Wahai Rasulullah, semua keluargamu telah masuk ke dalam baitullah kecuali aku”. Rasul SAW bersabda : “Pergilah ke Syaibah agar ia membukakan pintu ka’bah untukmu”. Setelah Aisyah menemuinya, Syaibah berkata : “Kami tidak bisa membukanya di malam hari, baik pada masa jahiliyah maupun pada masa Islam”. Maka Rasul menyuruh Aisyah untuk shalat di hijr. [HR Ahmad] Mengapa beliau menyuruh Aisyah shalat di hijr padahal Aisyah ingin shalat di dalam ka’bah? Hal ini dikarenakan hijr itu termasuk bagian dalam ka’bah. Rasul SAW bersabda sebagaimana hadits utama di atas : “Shalatlah di hijr ini kalau ingin masuk ke dalam Ka'bah karena Hijr ini termasuk bagian Ka'bah”. [HR Ahmad]

 

Kok bisa demikian? Kenapa hijr itu termasuk bagian dalam ka’bah padalah ia berada di luar bangunan ka’bah? Rasul menjelaskan :

وَلَكِنَّ قَوْمَكِ اسْتَقْصَرُوا حِينَ بَنَوْا الْكَعْبَةَ فَأَخْرَجُوهُ مِنْ الْبَيْتِ

“akan tetapi sesungguhnya dahulu kaummu berada dalam keterbatasan (dana) saat mereka membangun ka’bah sehingga mereka (mampu nyamembangun sebagian saja dan) menjadikannya area hijr berada di luar (bangunan) ka’bah." [HR Ahmad]

 

Kekurangan dana itu dikarenakan dana renovasi ka’bah disyaratkan dari harta yang baik saja, sehingga saat itu umumkan :

لَا تُدْخِلُوا فِيْهِ مِنْ كَسْبِكُمْ إِلَّا الطَّيِّبَ ، وَلَا تُدْخِلُوا فِيْهِ مَهْرَ بَغِيٍّ وَلَا بَيْعَ رِبًا وَلَا مَظْلَمَةَ أَحَدٍ مِنَ النًّاسِ

Jangan masukkan kedalamnya (biaya renovasi ka’bah) kecuali dari hasil pekerjaan yang baik, jangan pula uang hasil melacur, hasil riba dan hasil dari kedzaliman atas orang lain. [Fathul Bari]

 

Di samping urusan hijr yang berada di luar bangunan ka’bah, Aisyah bertanya lagi : "Kenapa pintunya (ka’bah) tinggi begitu (sehingga sulit untuk masuk ke dalamnya) ?" beliau menjawab: "Itu siasat kaummu, supaya mereka dapat memasukkan orang yang disukainya dan menghalangi orang yang tidak disukai.

وَلَوْلَا أَنَّ قَوْمَكِ حَدِيثٌ عَهْدُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَأَخَافُ أَنْ تُنْكِرَ قُلُوبُهُمْ لَنَظَرْتُ أَنْ أُدْخِلَ الْجَدْرَ فِي الْبَيْتِ وَأَنْ أُلْزِقَ بَابَهُ بِالْأَرْضِ

Kalaulah bukan karena kaummu yang baru saja meninggalkan masa jahiliyah, yang mana aku khawatir hati mereka mengingkari niscaya aku telah berpikir untuk memasukkan dinding (hijr) itu ke dalam bangunan Baitullah dan menjadikan pintu ka’bah rendah sampai ke tanah." [HR Muslim]

 

Dalam riwayat lain, Rasul bersabda :

لَوْلَا أَنَّ قَوْمَكِ حَدِيثُ عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ لَأَمَرْتُ بِالْبَيْتِ فَهُدِمَ فَأَدْخَلْتُ فِيهِ مَا أُخْرِجَ مِنْهُ وَأَلْزَقْتُهُ بِالْأَرْضِ وَجَعَلْتُ لَهُ بَابَيْنِ بَابًا شَرْقِيًّا وَبَابًا غَرْبِيًّا فَبَلَغْتُ بِهِ أَسَاسَ إِبْرَاهِيمَ

Kalaulah bukan karena kaummu yang baru saja meninggalkan masa jahiliyah, niscaya aku perintahkan agar baitullah dirobohkan (dan dibangun lagi ) dan aku masukkan area yang berada diluar ka’bah (yaitu hijr) ke dalam area ka’bah (sebagaimana bangunan asal Nabi Ibrahim dahulu), dan pintunya aku buat datar dengan tanah dan dibuat dua pintu (keluar masuk) yaitu pintu timur dan pintu barat sehingga aku membangun ka’bah tepat di atas pondasi Nabi Ibrahim. [HR Bukhari]

 

Ternyata rencana Rasul SAW dalam hadits tersebut pernah direalisasikan oleh Ibnuz Zubair.  Yazid bin ruman berkata:

شَهِدْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ حِينَ هَدَمَهُ وَبَنَاهُ وَأَدْخَلَ فِيهِ مِنْ الْحِجْرِ وَقَدْ رَأَيْتُ أَسَاسَ إِبْرَاهِيمَ حِجَارَةً كَأَسْنِمَةِ الْإِبِلِ

Aku menyaksikan Ibnu Zubair ketika merobohkan ka’bah dan membangunnya lagi dan Ia memasukkan hijr ke dalam bangunan ka’bah. Dan aku melihat pondasi Ibrahim berupa bebatuan (besarnya) seperti punuk-punuk unta.

 

Ibnu Hajar Al-Asqalany menjelaskan bahwa ketika Al-Hajjaj (Lahir 40 – 95 H) berkuasa, ia menulis surat pada tahun (73 H) kepada Khalifah Abdul malik bin Marwan (berkuasa 65-86 H) untuk memberitahukan apa yang diperbuat Ibnuz Zubair tersebut. Maka Khalifah Abdul malik memerintahkan agar bangunan ka’bah dikembalikan seperti sebelumnya. Lalu Hajjaj segera membangun kembali dengan merobohkan bangunan tambahan di area hijr, meninggikan pintu dan menyumbat pintu arah barat dari ka’bah. Namun setelah itu Khalifah Abdul Malik baru sadar telah mengijinkan kepada Hajjaj untuk merenovasi ka’bah setelah sang khalifah baru mengetahui bahwa apa yang dilakukan oleh Ibnuz Zubair adalah rencana Rasul SAW sebagaimana hadits di atas. “Aku tidak menyangkan bahwa Abu Khubaib (Ibnuz Zubair) mendengar (hadits rencana Nabi untuk merenovasi ka’bah) dari Aisyah”. Al-harits, seorang yang jujur dan tak pernah bohong ia menyahut : “Iya, Aku sendiri mendengar Aisyah berkata demikian” (bahwa Nabi berencana merenovasi ka’bah). Khalifah Abdul malik berkata :

لَوْ كُنْتُ سَمِعْتُهُ قَبْلَ أَنْ أَهْدِمَهُ لَتَََركْتُهُ عَلىَ بِنَاءِ ابْنِ الزُّبَيْرِ

“Seandainya aku telah mendengar keterangan ini sebelumnya niscaya aku akan membiarkan (bangunan baru) ka’bah yang dibuat oleh Ibnuz Zubair”. [Fathul Bari]

 

Pada masa Khalifah Al-Mahdi ibnul Manshur, Ia pernah berencana untuk mengembalikan bangunan ka’bah ke bentuk ka’bah yang pernah dibangun oleh Ibnuz Zubair namun Imam Malik melarangnya dan berkata :

إِنِّي أَخْشَى أَنْ يَتَّخِذَهَا الْمُلُوكُ لُعْبَةً

“Aku khawatir ka’bah nantinya dijadikan oleh para raja sebagai permainan”.

Maksudnya setiap ada khalifah baru maka ia akan merenovasi ka’bah sesuai dengan kemauannya sendiri. Maka bentuk bangunan ka’bah ditetapkan sejak saat itu sesuai dengan bangunan yang ada sekarang ini. [Al-Bidayah Wan Nihayah]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mengerti tempat-tempat mustajabah dengan mengharap semoga satu saat nanti kita disampaikan kesana dan bisa memanjatkan doa untuk kemaslahatan bangsa dan agama.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 komentar:

Post a Comment