Tuesday, May 6, 2025

TEMPAT-TEMPAT MUSTAJABAH

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Amr RA, ia berkata :

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُلْزِقُ وَجْهَهُ وَصَدْرَهُ بِالْمُلْتَزَمِ

Aku melihat Rasulullah saw menempelkan wajahnya dan dadanya ke Multazam. [HR Baihaqi]

 

Catatan Alvers

 

Di kawasan area haji dan umrah terdapat beberapa tempat mustajabah. Al-Hasan Al-Bashri berkata  : sesunguhnya doa di sana itu mustajabah pada 15 “maudli’an” (tempat) yaitu : 1) (Area) thawaf, 2) Multazam, 3) Di bawah mizab (Talang emas), 4) Di dalam baitullah, 5) Di dekat (sumur) Zam-zam, 6) Di atas bukit shafa, 7) Di atas bukit marwa 8) Ketika sa’i, 9) Di belakang Maqam Ibrahim, 10) Di Padang Arafah, 11) Di Muzdalifah, 12) Di Mina, 13) Jumrah Ula,14) Jumrah Wusta, 15) Jumrah Aqabah. [Hasyiyah Al-Idlah]

 

Pertama, (tempat) thawaf. Ibnu Hajar berpendapat bahwa tempat thawaf adalah semua area di dalam masjid. Jika seandainya masjidil haram diperluas sehingga area thawaf menjadi lebih luas maka tetap sah melakukan thawaf di area perluasan, hal ini karena masjidil haram yang sekarang ini jauh lebih luas dari pada yang ada di zaman Rasul SAW. Adapun dinding (proyek) yang mengelilingi ka’bah yang terkadang dipasang di sana maka itu tidak mengganggu keabsahan tahwaf. Begitu pula diperbolehkan thawaf di lantai 2 meskipun ada ulama yang mensyaratkan keberadaan lantai 2 tersebut tidak boleh lebih tinggi dari bangunan ka’bah, namun hal ini ditentang oleh imam Abul Qasim Ar-Rafi’i. Jika seseorang melakukan thawaf di luar masjid maka thawafnya tidak sah menurut kesepakatan ulama. [Idlah]

 

Kedua, Multazam. Dimanakah itu? Ibnu Abbas RA berkata :

هَذَا الْمُلْتَزَمُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْبَابِ

Ini adalah Multazam, terletak di antara rukun (pojok) Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. [Mushannaf Abdir Razzaq]

 

Mengapa disebut demikian? Ibnu Hajar berkata :

سُمِّيَ بذلك لأَنَّ النَّاس يَلْتَزمُونَهُ عنْدَ الدُّعَاءِ

Dinamakan demikian karena orang-orang melakukan “iltizam” (menempelkan badan) kepadanya ketika berdoa. [Al-Idlah]

 

Multazam merupakan tempat mustajabah untuk berdoa dan ditempat inilah kita disunnahkan untuk menempelkan dada seraya berdoa sebagaimana dilakukan oleh Rasul SAW sesuai keterangan Ibnu Amr pada hadits utama di atas. Ibnu Abbas berkata :

مَا بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْبَابِ يُدْعَى الْمُلْتَزَمَ لَا يَلْزَمُ مَا بَيْنَهُمَا أَحَدٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ

Diantara hajar aswad dan pintu kakbah dinamakan “multazam”. Tidaklah seseorang menempel pada multazam seraya berdoa kepada Allah melainkan Allah akan mengabulkan doanya. [HR Baihaqi]

 

Syu'aib berkata : Aku melaksanakan thawaf bersama Abdullah bin Amr RA, ketika sampai dibelakang Ka'bah aku berkata: apakah kamu tidak meminta perlindungan? Dia berkata; Kami berlindung kepada Allah dari Neraka. kemudian dia pergi hingga mengusap hajar aswad dan berdiri di antara rukun dan pintu Ka'bah lalu dia meletakkan dadanya, wajahnya, lengan dan telapak tangannya dengan membentangkannya demikian, kemudian Abdullah bin Amr RA berkata;

هَكَذَا رأَيْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يَفْعَلُهُ

beginilah aku melihat Rasulullah SAW melakukannya. [HR Abu Daud]

 

Selanjutnya adalah Maqam Ibrahim yaitu bangunan kecil yang memuat batu yang dulunya dibuat untuk pijakan Nabi Ibrahim AS sewaktu membangun Ka’bah, ia terletak sekitar 20 hasta di sebelah timur Ka’bah. Allah SWT memerintahkan agar di belakang tempat tersebut dijadikan tempat melaksanakan shalat sunnah dua reka’at thawaf. [Tafsir Jalalain] Allah SWT berfriman :

 وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهمَ مُصَلًّى

 “Jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat. [QS. Al-Baqarah : 125]

 

Qadli Iyadl meriwayatkan hadits :

مَنْ صَلَّى خَلْفَ الْمَقَامِ رَكْعَتَيْنِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ وَحُشِرَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْآمِنِيْنَ

Barang siapa yang shalat di belakang Maqam Ibrahim sebanyak dua rekaat maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang dan nanti di hari kiamat dikumpulkan sebagai bagian dari orang-orang yang aman. [As-Syifa Fi Huquqil Musthafa]

 

Mengenai sejarah maqam ibrahim, Ibn Abbas berkata : Suatu ketika Ibrahim berkata : ”Wahai Isma’il, sesungguhnya Allah menyuruhku dengan suatu perkara. Isma’il berkata : “Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan tuhanmu”. Ibrahim berkata : “Maukah kau membantuku?”. Isma’il menjawab ; “Aku akan membantumu”. Ibrahim berkata : “Sesungguhnya Allah memerintahkanku membangun di sini suatu rumah (Bait) -sembari memberi isyarah kepada suatu gundukan tanah yang tinggi melebihi sekitarnya-. Ibn Abbas berkata : “Maka disanalah mereka berdua meninggikan pondasi Baitullah. Kemudian mulailah Isma’il mendatangkan batu-batu sedang Ibrahim membangunnya sehingga ketika bangunan mulai tinggi ia datang dengan batu ini (Maqam Ibrahim) dan meletakkannya untuk Ibrahim, lalu Ibrahim pun berdiri di atasnya dan membangun (Ka’bah), sedang Isma’il menyodorkannya batu-batu dan mereka berdua berkata :

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Wahai Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [HR Bukhari]

 

Batu tersebut ternyata bukan sembarang batu, ia adalah bebatuan surga. Rasul SAW bersabda :

إِنَّ الرُّكْنَ وَالْمَقَامَ يَاقُوتَتَانِ مِنْ يَاقُوتِ الْجَنَّةِ طَمَسَ اللَّهُ نُورَهُمَا وَلَوْ لَمْ يَطْمِسْ نُورَهُمَا لَأَضَاءَتَا مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

Sesungguhnya Rukun dan Maqam (Ibrahim) adalah dua batu yakut dari yakut surga. Allah menghilangkan cahaya keduanya. Seandainya Allah tidak menghilangkan cahayanya, pasti sinarnya dapat menerangi antara timur dan barat. [HR Tirmidzi]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mempelajari tempat-tempat bersejarah terlebih yang menjadi tempat doa mustajabah, sehingga satu ketika kita berada di sana kita semakin mantab dalam berdoa.

 

0 komentar:

Post a Comment