ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Jabir Bin Abdillah RA, Nabi SAW bersabda:
وَاتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ
مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا
مَحَارِمَهُمْ
...Jauhilah oleh kalian sifat
kikir, karena kikir telah mencelakakan umat sebelum kalian, yang mendorong
mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan bagi
mereka. [HR Muslim]
Catatan
Alvers
Suatu
ketika ada seorang perempuan datang kepada Salah satu Istri Rasul dan berkata :
mohon do’akan supaya Allah membebaskan (menyembuhkan) tanganku. Istri Rasul
bertanya : Kenapa tanganmu? Ia menjawab: Aku punya dua orang tua, bapakku kaya
banyak berbuat baik da banyak sedekah namun ibuku sebaliknya, ia tidak pernah
bersedekah melainkan satu kali yakni ketika kami menyembelih seekor sapi lalu
ibuku memberi lemak kepada seorang miskin dan sebuah baju yang telah
usang/robek. Keduanya telah meninggal dunia dan aku melihat ayahku berada di
atas sungai memberi minuman kepada banyak orang. Aku bertanya kepadanya: Ayah,
apakah engkau melihat ibu? Ayah menjawab: Tidak, apakah ibumu telah
meninggal? Aku menjawab : Iya. Setelah
aku mencarinya maka aku temukan ibuku berdiri dengan telanjang, ia hanya
mengenakan selembar pakaian yang robek sambil memegang lemak yang
dipukul-pukulkan ke tangan satunya lalu menggigitnya. Ia berkata: Haus!. Lalu
aku menawarkan untuk mencarikan minuman untuknya. Akupun mendatangi ayahku
untuk meminta air minum ibuku. Lalu aku memberi minuman kepada ibuku dan
tiba-tiba ada yang berkata:
من سقاها أشل الله يده
Barang
siapa yang memberi minuman kepadanya maka Allah akan menjadikan tangannya
lumpuh.
Lalu
ketika aku terbangun aku menemukan tanganku lumpuh seperti ini. [HR Hakim]
Begitulah
akibat sifat kikir, pelit alias bakhil. Maka jauhilah sifat bakhil karena orang
yang beriman pantang bersifat bakhil. Rasulullah SAW bersabda:
لاَ يَجْتَمِعُ الشُّحُّ وَ اْلإِيْمَانُ فِي قَلْبِ
عَبْدٍ أَبَدًا
“Sifat
kikir dan iman tidak akan berkumpul dalam hati seseorang selama-lamanya.” [HR
Ahmad]
Rasulullah
SAW juga bersabda:
الْمُؤْمِنُ غِرٌّ كَرِيمٌ وَالْفَاجِرُ خِبٌّ لَئِيمٌ
“Seorang
mukmin itu senantiasa berlapang dada dan dermawan, sedangkan seorang fajir itu
bakhil dan berakhlak buruk.“ [HR Tirmidzi]
Rasul
SAW mengajarkan kita untuk berlindung dari sifat bakhil dalam doa yang beliau
ajarkan yaitu :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ،
وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ
الْعُمْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْقَبْرِ
“Ya
Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari bakhil, aku berlindung
kepada-Mu dari penakut, aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan ke usia yang
terhina, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan siksa kubur. [HR
Bukhari]
Orang
yang bakhil mengira dengan kebakhilannya akan mendatangkan kebaikan dan
kekayaan padahal sebaliknya. Allah SWT berfirman :
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا
آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ سَيُطَوَّقُونَ
مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Sekali-kali
janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka
dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. [QS Ali Imran : 180].
Allah
tidak tinggal diam melihat perilaku bakhil dan Allah akan membalasnya dengan
hal yang sama. Dari Asma’ binti Abu Bakar ia berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya aku tidak memiliki sesuatu kecuali apa yang diberikan oleh Zubair
kepadaku, apakah aku harus bersedekah dengannya?” Nabi menjawab:
نَعَمْ وَلَا تُوكِي فَيُوكَى عَلَيْكِ يَقُولُ
لَا تُحْصِي فَيُحْصَى عَلَيْكِ
“Ya,
dan janganlah engkau bakhil, maka Allah akan bakhil kepadamu. [HR Tirmidzi]
Orang
bersedekah tidak harus memiliki banyak uang, namun bersedekah dengan apa yang
dimilikinya. Ibnu Umar RA berkata :
مَنْ كانَ له مالٌ ، فليتصدَّق من ماله ، ومن كان
له قوَّةٌ ، فليتصدَّق من قوَّته ، ومن كان له عِلمٌ ، فليتصدَّق من عِلْمِه
Barangsiapa
memiliki harta, maka bersedekahlah dengan hartanya. Barangsiapa yang punya
kekuatan, maka bersedekahlah dengan kekuatannya. Barangsiapa yang memiliki
ilmu, maka bersedekahlah dengan ilmunya.” [Jami’ul Ulum wal Hikam]
Rasul
SAW memberikan perumpamaan orang yang dermawan dengan orang yang bakhil. Beliau
bersabda :
مَثَلُ
الْبَخِيلِ وَالْمُنْفِقِ كَمَثَلِ رَجُلَيْنِ عَلَيْهِمَا جُبَّتَانِ مِنْ حَدِيدٍ
مِنْ لَدُنْ ثَدْيَيْهِمَا إِلَى تَرَاقِيهِمَا فَأَمَّا الْمُنْفِقُ فَلَا يُنْفِقُ
شَيْئًا إِلَّا مَادَّتْ عَلَى جِلْدِهِ حَتَّى تُجِنَّ بَنَانَهُ وَتَعْفُوَ أَثَرَهُ
وَأَمَّا الْبَخِيلُ فَلَا يُرِيدُ يُنْفِقُ إِلَّا لَزِمَتْ كُلُّ حَلْقَةٍ مَوْضِعَهَا
فَهُوَ يُوسِعُهَا فَلَا تَتَّسِعُ وَيُشِيرُ بِإِصْبَعِهِ إِلَى حَلْقِهِ
"Perumpamaan orang yang
bakhil dengan orang yang suka berinfak adalah seperti dua orang yang padanya
terdapat baju besi yang terbalut dari dada hingga tulang selangkanya. Maka bagi
orang yang berinfak, tidaklah ia berinfak kecuali besi itu akan semakin longgar
dari kulitnya hingga dan semakin panjang hingga menutupi ujung jarinya serta
menghapus jejak langkah kakinya. Adapun orang yang bakhil, maka ketika ia tidak
ia mau berinfak maka baju besi itu akan semakin menempel pada hampir semua
bagian anggota badannya. Ia berusaha melebarkannya namun tidak bisa."
Beliau memberi isyarat dengan jarinya ke arah lehernya. [HR Bukhari]
Maksudnya,
orang dermawan akan dilindungi dengan baju besi yang meliputi semua badannya
sehingga ia akan aman dari mara bahaya dunia dan akhirat dan baju besinya
menghapus jejak langkahnya maksudnya Allah mengampuni semua dosanya. Adapun si
bakhil maka ia memakai baju besi yang kecil hanya sebatas dadanya lagi sempit
dilehernya. Ini artinya ia tidak aman dari mara bahaya dan kebakhilannya
membuatnya tersiksa di dunia maupun akhirat. Artikel ini merupakan lanjutan
dari Edisi odoh sebelumnya, Kikir stadium empat. Wallahu A’lam. Semoga Allah
Al-Bari membuka hati kita untuk berinfaq sesuai kemampuan kita masing-masing
dan menjauhkan diri kita dari sifat kikir yang akan mendatangkan kerugian dunia
dan akhirat.
Salam
Satu Hadits,
Dr.
H. Fathul Bari Alvers
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Sarana
Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren Lho!
NB.
Hak
Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan
menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa
mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia
adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam
Alhaddad]
0 komentar:
Post a Comment