Friday, January 25, 2019

MAKAN DAGING MANUSIA



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abi Barzah Al-Aslami RA, Rasulullah SAW bersabda:
يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلْ الْإِيمَانُ قَلْبَهُ لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ
Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya, namun keimanan itu belum masuk ke dalam hatinya! Janganlah kalian mengghibah (menggunjing) kaum Muslimin. [HR Abu Daud]


Catatan Alvers

Bagaimana reaksi anda alvers jika ada resto menyajikan makanan dari potongan tubuh manusia dan teman anda menjadi konsumen di resto tersebut?


Pernah terjadi pada tahun 2018 di sebuah restoran khusus vegetarian Bangkok, Thailand, menurut hasil penyelidikan polisi bahwa daging yang diolah di restoran itu adalah daging manusia. Pemilik restoran mengaku membunuh salah seorang pelanggannya kemudian dia mencoba membuang jasadnya dengan memutilasinya dan memasak dagingnya lalu menghidangkannya ke pelanggan restoran. [dunia tempo co]

Bahkan Pernah viral di media sosial tahun 2017 rumor tentang sebuah restoran bernama "The Resoto Ototo no Shoku Ryohin" (memakan saudara) menawarkan menu bervariasi yang terbuat dari daging manusia dengan harga mulai dari 100 Euro hingga 1.000 Euro. Daging tersebut didapatkan dari orang yang menjual tubuhnya ke restoran ini sebelum mati dengan harga 35.800 Dolar yang nantinya akan dibayarkan langsung ke anggota keluarga. Diklaim bahwa restoran ini menyiapkan rempah-rempah dan bumbu alami untuk membuat aroma lezat dan menghilangkan rasa menjijikkan daging manusia.[tribuntravel com]

Sungguh menjijikkan bukan? Sungguh kanibalisme merupakan hal yang sangat tidak etis dan tidak manusiawi. Memang demikian, namun dalam sisi lain ada hal yang semisal memakan daging manusia akan tetapi banyak orang melakukannya bahkan merasa sah-sah saja. Itulah Ghibah. Allah SWT berfirman :
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [QS al-Hujurat: 12].

Tahukah anda apakah hakikat ghibah itu? Suatu ketika Rasul SAW bersabda kepada para sahabat: “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata,
ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ
“Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.”

Beliau ditanya lagi, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi SAW, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya (Buhtan).” [HR Muslim]

Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan, “Ghibah adalah sesuatu yang amat jelek, namun tersebar dikhalayak ramai. Yang bisa selamat dari tergelincirnya lisan seperti ini hanyalah sedikit. Ghibah memang membicarakan sesuatu yang ada pada orang lain, namun yang diceritakan adalah sesuatu yang ia tidak suka untuk diperdengarkan pada orang lain. Sesuatu yang diceritakan bisa jadi pada badan, agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisik, harta, anak, orang tua, istri, pembantu, budak, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan, wajah cemberutnya, kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya. Cara ghibah bisa jadi melalui lisan, tulisan (Status WA/FB Dll), isyarat (emoticon), atau bermain isyarat dengan mata, tangan, kepala atau semisal itu.” [Al-Adzkar]

Jadi, Ghibah itu membicarakan kejelekan orang lain. Dan ternyata tidak hanya itu. Rasul juga melarang mencari-cari kekurangan orang lain. Dalam lanjutan hadits utama di atas, Rasul SAW bersabda :
 وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعُ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعْ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ
Jangan pula mencari-cari aib mereka. Barangsiapa yang mencari-cari aib mereka, (maka) Allah akan mencari-cari aibnya. Dan barangsiapa yang Allah mencari-cari aibnya, niscaya Allah akan membeberkan aibnya, meskipun dia di dalam rumahnya. [HR Abu Daud]

Menggunjing dapat menyebabkan terlanggarnya kehormatan, keselamatan hati dan ketenangan di masyarakat sehingga kita tidak boleh diam jika ada yang menggibahi orang lain. Rasul SAW bersabda :
مَنْ ذَبَّ عَنْ لَحْمِ أَخِيهِ بِالْغِيبَةِ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُعْتِقَهُ مِنَ النَّارِ
Barangsiapa yang membela daging (kehormatan) saudaranya dari ghibah, maka menjadi hak Allah untuk membebaskannya dari api Neraka. [HR Ahmad]
Ghibah adalah bentuk suatu kedzaliman maka sungguh merugi orang yang ber-ghibah karena kebaikannya akan diambil oleh orang yang dighibahi. Seberapa besar pahalanya akan habis akhirnya. Rasul SAW bersabda :
مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلِمَةٌ لِأَخِيهِ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهَا فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُؤْخَذَ لِأَخِيهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيهِ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ
Barangsiapa berbuat kezhaliman terhadap saudaranya (orang lain), hendaklah dia meminta maaf atas kezhalimannya. Karena (pada hari Kiamat), di sana tidak ada dinar (dan) tidak pula dirham sebagai penebusnya, sebelum diambil kebaikan dari dirinya untuk saudaranya tersebut. Apabila dia tidak memiliki kebaikan, maka diambillah kejelekan saudaranya tersebut dan dilimpahkan kepadanya. [HR Bukhari]

Akhirnya kita berdoa sebagai mana doa orang-orang yang datang sesudah Muhajirin dan Anshar :
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. [QS al-Hasyr  : 10]. Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita agar kita sadar bahwa manusia tiada yang sempurna sehingga memaklumi kesalahan orang lain dan tidak menggunjing kesalahan mereka.

Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers

NB.
Hak Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang  lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Abdullah Alhaddad]

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Nggak Mondok Nggak Keren!

0 komentar:

Post a Comment