ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abi Barzah Al-Aslami RA, Rasulullah SAW bersabda:
Diriwayatkan dari Abi Barzah Al-Aslami RA, Rasulullah SAW bersabda:
يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ
يَدْخُلْ الْإِيمَانُ قَلْبَهُ لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ
Wahai
orang-orang yang beriman dengan lisannya, namun keimanan itu belum masuk ke
dalam hatinya! Janganlah kalian mengghibah (menggunjing) kaum Muslimin. [HR Abu
Daud]
Catatan
Alvers
Bagaimana
reaksi anda alvers jika ada resto menyajikan makanan dari potongan tubuh
manusia dan teman anda menjadi konsumen di resto tersebut?
Pernah
terjadi pada tahun 2018 di sebuah restoran khusus vegetarian Bangkok, Thailand,
menurut hasil penyelidikan polisi bahwa daging yang diolah di restoran itu
adalah daging manusia. Pemilik restoran mengaku membunuh salah seorang
pelanggannya kemudian dia mencoba membuang jasadnya dengan memutilasinya dan
memasak dagingnya lalu menghidangkannya ke pelanggan restoran. [dunia
tempo co]
Bahkan
Pernah viral di media sosial tahun 2017 rumor tentang sebuah restoran bernama
"The Resoto Ototo no Shoku Ryohin" (memakan saudara) menawarkan menu
bervariasi yang terbuat dari daging manusia dengan harga mulai dari 100 Euro
hingga 1.000 Euro. Daging tersebut didapatkan dari orang yang menjual tubuhnya
ke restoran ini sebelum mati dengan harga 35.800 Dolar yang nantinya akan
dibayarkan langsung ke anggota keluarga. Diklaim bahwa restoran ini menyiapkan rempah-rempah
dan bumbu alami untuk membuat aroma lezat dan menghilangkan rasa menjijikkan
daging manusia.[tribuntravel com]
Sungguh
menjijikkan bukan? Sungguh kanibalisme merupakan hal yang sangat tidak etis dan
tidak manusiawi. Memang demikian, namun dalam sisi lain ada hal yang semisal
memakan daging manusia akan tetapi banyak orang melakukannya bahkan merasa sah-sah
saja. Itulah Ghibah. Allah SWT berfirman :
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ
أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Dan
janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [QS al-Hujurat: 12].
Tahukah
anda apakah hakikat ghibah itu? Suatu ketika Rasul SAW bersabda kepada para
sahabat: “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya
yang lebih tahu.” Ia berkata,
ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ
“Engkau
menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang
lain.”
Beliau
ditanya lagi, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi SAW,
“Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai,
berarti engkau telah memfitnahnya (Buhtan).” [HR Muslim]
Imam
Nawawi rahimahullah menyebutkan, “Ghibah adalah sesuatu yang amat jelek, namun
tersebar dikhalayak ramai. Yang bisa selamat dari tergelincirnya lisan seperti
ini hanyalah sedikit. Ghibah memang membicarakan sesuatu yang ada pada orang
lain, namun yang diceritakan adalah sesuatu yang ia tidak suka untuk
diperdengarkan pada orang lain. Sesuatu yang diceritakan bisa jadi pada badan,
agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisik, harta, anak, orang tua, istri,
pembantu, budak, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan,
wajah cemberutnya, kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya.
Cara ghibah bisa jadi melalui lisan, tulisan (Status WA/FB Dll), isyarat
(emoticon), atau bermain isyarat dengan mata, tangan, kepala atau semisal itu.”
[Al-Adzkar]
Jadi,
Ghibah itu membicarakan kejelekan orang lain. Dan ternyata tidak hanya itu.
Rasul juga melarang mencari-cari kekurangan orang lain. Dalam lanjutan hadits
utama di atas, Rasul SAW bersabda :
وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ
اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعُ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعْ اللَّهُ
عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ
Jangan
pula mencari-cari aib mereka. Barangsiapa yang mencari-cari aib mereka, (maka)
Allah akan mencari-cari aibnya. Dan barangsiapa yang Allah mencari-cari aibnya,
niscaya Allah akan membeberkan aibnya, meskipun dia di dalam rumahnya. [HR Abu
Daud]
Menggunjing
dapat menyebabkan terlanggarnya kehormatan, keselamatan hati dan ketenangan di
masyarakat sehingga kita tidak boleh diam jika ada yang menggibahi orang lain.
Rasul SAW bersabda :
مَنْ ذَبَّ عَنْ لَحْمِ أَخِيهِ بِالْغِيبَةِ
كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُعْتِقَهُ مِنَ النَّارِ
Barangsiapa
yang membela daging (kehormatan) saudaranya dari ghibah, maka menjadi hak Allah
untuk membebaskannya dari api Neraka. [HR Ahmad]
Ghibah
adalah bentuk suatu kedzaliman maka sungguh merugi orang yang ber-ghibah karena
kebaikannya akan diambil oleh orang yang dighibahi. Seberapa besar pahalanya
akan habis akhirnya. Rasul SAW bersabda :
مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلِمَةٌ لِأَخِيهِ
فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهَا فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ مِنْ
قَبْلِ أَنْ يُؤْخَذَ لِأَخِيهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ
حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيهِ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ
Barangsiapa
berbuat kezhaliman terhadap saudaranya (orang lain), hendaklah dia meminta maaf
atas kezhalimannya. Karena (pada hari Kiamat), di sana tidak ada dinar (dan)
tidak pula dirham sebagai penebusnya, sebelum diambil kebaikan dari dirinya
untuk saudaranya tersebut. Apabila dia tidak memiliki kebaikan, maka diambillah
kejelekan saudaranya tersebut dan dilimpahkan kepadanya. [HR Bukhari]
Akhirnya
kita berdoa sebagai mana doa orang-orang yang datang sesudah Muhajirin dan Anshar
:
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا
الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا
لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Ya
Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih
dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami
terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang. [QS al-Hasyr : 10]. Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka
hati kita agar kita sadar bahwa manusia tiada yang sempurna sehingga memaklumi
kesalahan orang lain dan tidak menggunjing kesalahan mereka.
Salam
Satu Hadits,
Dr.
H. Fathul Bari Alvers
NB.
Hak
Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan
menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa
mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia
adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam
Abdullah Alhaddad]
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Sarana
Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo
Mondok! Nggak Mondok Nggak Keren!
0 komentar:
Post a Comment