Friday, January 28, 2022

PEDAGANG YANG BAIK

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, Rasul bersabda :

التَّاجِرُ الْأَمِينُ الصَّدُوقُ الْمُسْلِمُ مَعَ الشُّهَدَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Pedagang muslim yang jujur kelak di hari kiamat akan dikumpulkan bersama para syuhada’.” [HR Ibnu Majah]

 

Catatan Alvers

 

Islam tidak memungkiri keberadaan manusia di dunia yang membutuhkan materi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Maka Islam menganjurkan kaum muslimin untuk bekerja. Rasul SAW bersabda :

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ

Sesungguhnya Allah mencintai orang mukmin yang bekerja. [HR Baihaqi]

 

Islam tidak menganjurkan manusia untuk bermalas-malasan apalagi hanya berpangku tangan dengan menunggu pemberian orang lain, apapun alasannya.

Nabi Isa AS suatu Ketika menemukan seseorang yang beribadah sepanjang hari lalu beliau bertanya : Lantas siapa yang menanggung kebutuhanmu? Maka ia menjawab : saudaraku. Nabi Isa AS berkata :

أَخُوْكَ أَعْبَدُ مِنْكَ

Kalau begitu, saudaramu (yang bekerja dan menanggung kebutuhanmu) itu lebih banyak (pahala) ibadahnya daripada kamu. [Ihya Ulumiddin]

Suatu Ketika ada orang bertanya, “Pekerjaan apakah yang paling baik, Wahai Rasulullah?” Beliau jawab:

عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ

“Pekerjaan seseorang dari jerih payah tangannya sendiri dan setiap jual beli yang baik.” [HR Ahmad]

 

Ajaran demikian dipraktekkan oleh Abdurraman bin Auf.  Ketika ia datang di Madinah, Nabi SAW mempersaudarakannya dengan Sa’ad bin Ar Rabi’ Al-Anshari. Lalu Sa’ad menawarkan kepada Abdurrahman agar ia menikahi satu dari dua istrinya dan menerima pemberian separoh harta (pekarangan)nya. Namun Abdurrahman berkata:

بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِي أَهْلِكَ وَمَالِكَ دُلَّنِي عَلَى السُّوقِ

“semoga Allah memberkahi keluargamu dan hartamu, tapi cukup tunjukkan kepadaku dimana letak pasar”.

Lalu di sana Abdurrahman mendapatkan untung berupa aqith dan minyak samin” [HR Bukhari]

 

Maka semua kaum muslim dianjurkan bekerja tak terkecuali para nabinya. Rasul SAW bersabda : “Tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan yang lebih baik dari makanan yang dihasilkan dari jerih payah tangannya sendiri.

وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

Dan sesungguhnya nabi Daud AS dahulu senantiasa makan dari jerih payahnya sendiri.” [HR Bukhari]

 

Maka bekerja itu bukanlah perilaku yang rendah dan hina bahkan ia adalah perilaku yang mulia sehingga Abu Qilabah menasehati Ayyub As-Sakhtiyani :

الْزَمْ سَوْقَكَ فَإِنَّ فِيهِ غِنًى عَنِ النَّاسِ وَصَلَاحًا فِي الدِّينَ

 

Tetaplah bekerja di pasar (toko)mu, karena didalamnya terdapat kemandirian dan kebaikan dalam agama. [HR Baihaqi]

 

Namun demikian yang perlu diingat bahwa jangan sampai kegiatan bekerja menjadi alasan seseorang meninggalkan ibadah. Allah SWT berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi,” [QS Al Munafiqun: 9].

 

Bekerja juga jangan sampai menghalalkan segala cara. Praktek di lapangan, banyak kita temukan orang bekerja dengan cara menipu dan menghalalkan segala cara. Hal ini dikarenakan manusia sangat ambisi kepada harta. Allah SWT berfirman :

وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

“Dan kalian mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.” [QS Al-Fajr : 20]

 

Maka tak heran Rasul SAW menyebut banyak pedagang sebagai penjahat. Rasul SAW bersabda :

إِنَّ التُّجَّارَ هُمُ الْفُجَّارُ قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَيْسَ قَدْ أَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ؟ قَالَ: بَلَى وَلَكِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَ فَيَكْذِبُونَ وَيَحْلِفُونَ فَيَأْثَمُونَ

"Para pedagang mereka adalah para pendosa". Di antara para Shahabat ada yang bertanya: "Ya Rasulullah, bukankah Allah telah menghalalkan jual-beli ?". Rasulullah menjawab: "Ya, namun mereka sering berdusta dalam berkata, juga sering bersumpah dengan sumpah palsu". [HR Ahmad]

 

Suatu Ketika Rasulullah  melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, lalu jari-jari beliau mengenai sesuatu yang basah, lantas beliau bersabda, ‘Wahai pemilik makanan, apa ini?’, dia berkata, ‘Terkena hujan, wahai Rasulullah’. Beliau bersabda,

أَفَلَا جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَيْ يَرَاهُ النَّاسُ، مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّي

‘Kenapa engkau tidak meletakkannya di atas makanan, supaya orang-orang melihatnya, barang siapa yang berbuat curang, maka dia bukan dari golonganku’ [HR Muslim]

 

Belum lagi ada faktor lain, yaitu setan yang terus menyesatkan manusia. Rasul SAW bersabda :

يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ إِنَّ الشَّيْطَانَ وَالْإِثْمَ يَحْضُرَانِ الْبَيْعَ فَشُوبُوا بَيْعَكُمْ بِالصَّدَقَةِ

 "Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa selalu hadir dalam jual beli, karenanya iringilah jual belimu dengan banyak-banyak bersedekah". [HR Tirmidzi]

 

Jika para pedagang bisa konsisten dalam kejujuran dan kebaikannya maka justru mereka mendapatkan kemuliaan yang luar biasa sebagaimana hadits utama di atas. Dan Rasul SAW juga bersabda :

إِنَّ أَطْيَبَ الْكَسْبِ كَسْبُ التُّجَّارِ الَّذِينَ إِذَا حَدَّثُوا لَمْ يَكْذِبُوا، وَإِذَا ائْتُمِنُوا لَمْ يَخُونُوا، وَإِذَا وَعَدُوا لَمْ يُخْلِفُوا، وَإِذَا اشْتَرَوْا لَمْ يَذُمُّوا، وَإِذَا بَاعُوا لَمْ يُطْرُوا، وَإِذَا كَانَ عَلَيْهِمْ لَمْ يَمْطُلُوا، وَإِذَا كَانَ لَهُمْ لَمْ يُعَسِّرُوا

“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” [HR Baihaqi]

 

Harta merekapun akan banyak diberkahi oleh Allah SWT. Rasul SAW bersabda :

اَلْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا، بُوْرِكَ لَهُمَا فِيْ بَيْعِهِمَا، وَإنْ كَتَمَا وَكَذَبَا، مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

“Penjual dan pembeli, mempunyai hak untuk meneruskan atau membatalkan akad mereka selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan (kelebihan dan kekurangan barang) maka keduanya diberkahi dalam jual belinya. Namun sekiranya keduanya menyembunyikan (kecacatan) serta berdusta, maka keberkahan jual belinya terhapus.” [HR Bukhari]

 

Allah juga akan memberikan rahmat-Nya kepada pedagang yang memberi kemudahan kepada pelanggannya dan sebaliknya pembeli yang mudah ketika bertransaksi. Rasulullah bersabda :

رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى

Allah merahmati seorang yang mudah ketika menjual, membeli, menagih hutang [HR Bukhari]

 

Hal yang demikian bisa dilakukan jika perdagangan tidak hanya diniati untuk mencari keuntungan semata namun juga mencari pahala dengan berbuat baik kepada orang lain. Al-Hafidz Abul Qasim At-Thabrani menceritakan sahabat Jarir bin Abdillah Al-Bajaly bahwa suatu ketika ia menyuruh budaknya untuk membelikan seekor kuda untuknya. Sejurus kemudian budaknya menghadap kepadanya dengan membawa kuda seharga 300 dirham dan pemiliknya. Jarir, sang majikan berkata :

فَرَسُكَ خَيْرٌ مِنْ ثَلَثِمِائَةِ دِرْهَمٍ أَتَبِيْعُهُ بِأَرْبَعِمَائِةِ دِرْهَمٍ؟

“Kudamu ini bisa laku diatas 300 dirham. Bagaimana kalau kau menjualnya dengan harga 400 dirham?

Penjual berkata : itu terserah kepadamu wahai (jarir) Aba Abdillah!.  Lalu Jarir berkata lagi : “Kudamu ini bisa laku diatas 400 dirham. Bagaimana kalau kau menjualnya dengan harga 500 dirham? “ dan ia terus

Penjual berkata : itu terserah kepadamu wahai (jarir) Aba Abdillah!.  Lalu Jarir berkata lagi : “Kudamu ini bisa laku diatas 400 dirham. Bagaimana kalau kau menjualnya dengan harga 500 dirham? “ dan ia terus menaikkan harga pembeliannya hingga iapun membeli kuda tersebut dengan harga 800 dirham. Lalu ia berkata :

بَايَعْتُ رَسُوْلَ اللهِ عَلىَ النُّصْحَ لِكُلِّ مُسْلِمٍ

Aku telah mengucapkan janji setia kepada Rasulullah untuk berbuat baik kepada setiap muslim. [Al-Minhaj Syarah Muslim]

 

Subhanallah, pernahkah kita melakukan hal yang demikian. Setidaknya janganlah seseorang menawar ketika membeli sayuran di toko tradisional sementara ia ringan membayar ketika belanja di toko modern atau di mall bahkan tidak mengambil kembaliannya.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk bekerja dengan baik dan tetap beribadah sepanjang masa bekerja dan meniatkan juga untuk membantu orang lain.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 komentar:

Post a Comment