ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abu Bakar RA, Rasul SAW bersabda :
اسْأَلُوا اللَّهَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فَإِنَّ أَحَدًا
لَمْ يُعْطَ بَعْدَ الْيَقِينِ خَيْرًا مِنْ الْعَافِيَةِ
“Mintalah ampunan dan afiat kepada Allah, karena sesungguhnya tidaklah
seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik setelah keyakinan (iman) daripada afiat.”
[HR Ahmad]
Catatan
Alvers
Sering
kita dengar kata “afiat” sebagaimana doa yang sering diucapkan “Semoga sehat
wal afiat”. Bahkan dalam doa-doa banyak sekali kita meminta “afiat”. Di antaranya
adalah doa pagi dan sore yang diajarkan oleh Nabi SAW adalah :
إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
Aku
memohon kepada-Mu Afiat di dunia dan akhirat. [HR Abu Daud]
Dan
doa setelah salam kepada ahli kubur ketika ketika masuk area pekuburan adalah :
أَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمْ الْعَافِيَةَ
Aku
memohon kepada Allah untukku dan untuk kalian berupa Afiat. [HR Muslim]
Begitu
pula ketika Qunut kita juga meminta afiat, yaitu :
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ
عَافَيْتَ
Ya
Allah berilah petunjuk kepadaku pada orang-orang yang Engkau berikan petunjuk,
dan berilah Afiat kepadaku pada orang-orang yang Engkau berikan afiat. [HR Abu
Daud]
Dan
ketika duduk di antara dua sujud, kita biasanya berdoa :
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي
وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي
وَاعْفُ عَنِّي
Ya
Allah, ampuni kami, rahmati kami, lengkapilah kekurangan kami, angkatlah
derajat kami, berilah kami rizki dan berilah petunjuk kepada kami, berilah afiat
dan ampunan kepada kami. [Kasyifatus Saja]
Apakah
“Afiat” itu? Dalam Kamus disebutkan : afiat/afi·at/ a sehat: syukurlah engkau
dalam keadaan sehat dan --; mengafiatkan/meng·a·fi·at·kan/ v menyehatkan.
[KBBI] sehingga kata afiat disejajarkan dengan kata sehat. Kata Afiat berasal
dari bahasa Arab maka untuk menemukan kata yang tepat kita merujuk kepada kamus
bahasa Arab. Al-laits berkata :
دِفَاعُ اللهِ عَنِ الْعَبْدِ
“Afiat
adalah pembelaan atau perlindungan Allah kepada seorang hamba”.
Sehingga
dikatakan : “Semoga Allah memberimu afiat (perlindungan) dari sesuatu yang tak
kau sukai”. [Tahdzibul Lughah]
Dan
menurut Al-Qari, makna Afiyah adalah :
اَلسَّلَامَةُ فِي الدِّيْنِ مِنَ الْفِتْنَةِ وَفِي الْبَدَنِ
مِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ وَشِدَّةِ الْمِحْنَةِ
“Afiyah
pada agama adalah selamat dari fitnah dan afiyah pada badan adalah selamat dari
penyakit-penyakit yang buruk dan ujian yang berat”. [Tuhfatul Ahwadzi]
Maka
dengan pengertian tersebut afiat terdapat pada dua perkara, yaitu pertama afiat
pada badan, yaitu selamat dari penyakit-penyakit yang buruk dan ujian yang
berat . Hal ini sebagaimana riwayat Anas bin Malik RA bahwa Rasul SAW pada
suatu hari menjenguk seseorang yang sakit parah sampai badannya kurus kering hingga
seperti anak burung. Kemudian beliau bersabda kepadanya:
أَمَا كُنْتَ تَسْأَلُ رَبَّكَ الْعَافِيَةَ
"Tidakkah
engkau meminta afiat kepada Tuhanmu?"
Orang
tersebut berkata : Dahulu aku pernah berkata “Ya Allah, apapun dosa yang hendak
Engkau hukum aku sebabnya di akhirat nanti maka segerakanlah hukuman tersebut
untukku di dunia!”
Kemudian
Nabi SAW bersabda: "Subhanallah, engkau tidak akan mampu untuk
menanggungnya. Berdoalah : “Ya Allah, berilah aku kebaikan di dunia, dan kebaikan
di akhirat serta lindungilah aku dari adzab Neraka”. [HR Turmudzi]
Suatu
ketika Nabi mendengar orang berdoa : “Ya Allah sesungguhnya aku meminta sabar
kepada-Mu”. Maka Rasul SAW bersabda :
سَأَلْتَ اللَّهَ الْبَلَاءَ فَسَلْهُ الْعَافِيَةَ
“Engkau
telah (salah dengan) meminta kepada Allah agar ditimpakan balak bencana maka (jika
engkau meminta maka) mintalah Afiat kepada-Nya” [HR
Turmudzi]
Dan
kedua, afiat pada agama yaitu selamat dari fitnah, maksiat dan dosa sehingga kelak
di akhirat ia selamat dari api neraka. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Hatim
Al-Asham yang digelari sebagai Lukman Hakimnya Ummat ini. Suatu ketika ada orang
berkata kepadanya : “Apa yang kau inginkan?” Hatim menjawab : “Aku inginkan
afiat dari siang hingga malam”. Orang itu berkata : bukankah sepanjang hari
engkau dalam keadaan afiat (sehat)? Hatim menjawab :
إِنَّ عَاِفيَّةَ يَوْمِي أَنْ لَا أَعْصِيَ اللهَ فِيْهِ
Sesungguhnya hariku dikatakan afiat jika aku sama sekali tidak
bermaksiat kepada Allah di hari itu. [Ithafus Sadah]
Ibnul jauzi meriwayatkan bawa Imam Ahmad bin Hanbal berkata : “Dahulu
aku telah hafal al-Qur’an dan ketika hendak menghafal hadits aku berdoa kepada
Allah agar menganugerahkan kepadaku hafal hadits dan aku tidak berkata dalam
afiat, maka aku tidak menghafalnya melainkan dalam penjara dan borgol”. Maka
beliau memberi nasehat :
فَإِذَا سَأَلْتَ اللهَ حَاجَةً فَتَقُولُ فِي عَافِيَةٍ
“Maka
jika engkau meminta satu hajat kepada Allah maka ucapkanlah dalam afiat”.
[Manaqibul Imam Ahmad]
Maka
dari pentingnya afiat maka Nabi menganjurkan kita untuk memintanya. Pada hadits
utama, Rasul SAW bersabda : “Mintalah ampunan dan afiat kepada Allah, karena
sesungguhnya tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik setelah
keyakinan (iman) daripada afiat.” [HR Ahmad]
Anas
bin Malik RA meriwayatkan ada seorang lelaki datang kepada Nabi SAW dan berkata
: Ya Rasulallah, permintaan (doa) apakah yang lebih utama? Beliau menjawab :
سَلْ رَبَّكَ الْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ
“Mintalah afiat dan
mu’afat di dunia dan akhirat”. [HR Turmudzi]
Al-Jazari
berkata : “Mu’afat” artinya Allah mencukupimu dari orang lain, dan memalingkanmu
dari kejelekan orang lain serta memalingkan mereka dari kejelekanmu”. Dan ada yang
berkata maknanya “Mu’afat” adalah saling memaafkan. [Tuhfatul
Ahwadzi]
Dalam
lanjutan hadits riwayat Anas bin Malik RA tadi, orang tersebut pada hari kedua datang
lagi kepada Nabi dengan pertanyaan yang sama dan Nabipun memberikan jawaban
yang sama dengan sebelumnya. Pada hari ketiga ia datang lagi kepada Nabi dengan
pertanyaan yang sama dan Nabipun memberikan jawaban yang sama dengan sebelumnya
dan Nabi menambahkan :
فَإِذَا أُعْطِيتَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَأُعْطِيتَهَا
فِي الْآخِرَةِ فَقَدْ أَفْلَحْتَ
Jika
engkau diberi afiat di dunia dan akhirat maka engkau sungguh beruntung. [HR
Turmudzi]
Hal
yang sama terjadi ketika Abbas bin Abdil Mutthalib, paman nabi bertanya tentang
sesuatu untuk diminta kepada Allah, maka Nabi SAW bersabda : “Mintalah afiat kepada
Allah”. Dan setelah beberapa hari Abbas
datang lagi dan bertanya hal yang sama maka Nabi SAW bersabda : “Wahai Abbas,
wahai paman Rasulillah, Mintalah afiat kepada Allah di dunia dan akhirat”. [HR
Turmudzi]
Dengan
demikian jika berdoa maka berdoalah dengan doa yang diajarkan Nabi dan para
sahabat beliau dan apabila berdoa dengan kehendak diri sendiri maka sertakan
pula pemintaan afiat supaya kita selamat dunia akhirat dan agar kita dicintai
Allah SWT karena Nabi SAW bersabda :
مَا سُئِلَ اللَّهُ شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يُسْأَلَ
الْعَافِيَةَ
Tidaklah Allah
dimintai sesuatu yang lebih disenangi dari pada dimintai afiat. [HR Turmudzi]
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan
pikiran kita untuk istiqmah mengikuti pemahaman agama yang benar dengan berpedoman
kepada Al-Qur’an dan hadits sesuai pemahaman sahabat dan para ulama.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok itu Keren!
WA Center :
0858-2222-1979
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share
sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata :
_Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka
sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]