إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Wednesday, December 3, 2025

KEUTAMAAN MENTRAKTIR TEMAN

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Muadz bin Jabal RA, Rasul SAW bersabda :

مَنْ أَطْعَمَ مُؤْمِنًا حَتَّى يُشْبِعَهُ مِنْ سَغَبٍ أَدْخَلَهُ اللَّهُ بَابًا مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، لا يُدْخِلُهُ إِلا مَنْ كَانَ مِثْلَهُ"

“Barangsiapa memberi makanan seorang mukmin hingga ia kenyang dari kelaparan, maka Allah akan memasukkannya melalui sebuah pintu (khusus) dari pintu-pintu surga, yang tidak dimasuki kecuali oleh orang yang seperti dirinya.” [HR al-Hakim]

 

Catatan Alvers

 

Dalam dunia pertemanan, mabar atau makan bareng adalah hal yang biasa namun istimewanya ada saja teman yang selalu tampil di depan ketika waktunya membayar makanan telah tiba. Hal ini terkadang mendatangkan pertanyaan, kenapa ia rajin bayarin makanan teman? Kenapa ia lebih mudah mendapatkan rizki khususnya secara finansial, tapi sebaliknya teman yang inginnya dibayarin terus dan menginginkan traktiran itu kebanyakan malah kesulitan secara finansial?.

 

Mereka yang sukanya mentraktir teman itu bukan sok kaya, atau ingin kelihatan lebih dari teman yang lain, bukan demikian. Tapi mereka adalah orang yang menghargai setiap pertemuan dan pertemanan. Mereka ingin pertemanan itu semakin erat karena dengan memberi hadiah berupa traktiran maka akan semakin solid pertemanannya. Rasul SAW bersabda:

تَهَادوْا تَحَابُّوا

“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, karena hal itu akan membuat kalian saling mencintai.” [HR Al Baihaqi]

 

Dalam hadits lain, Rasul SAW bersabda:

السَّخِيُّ قَرِيبٌ مِنْ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنْ الْجَنَّةِ قَرِيبٌ مِنْ النَّاسِ

orang yang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga dan pula dekat dengan manusia... [HR Turmudzi]

 

Kedua, teman yang suka mentraktir itu tidak selamanya berkelimpahan harta. Boleh jadi dengan apa yang ia lakukan ia mengaharapkan kebajikan yang sempurna. Allah SWT berfirman:

لَن تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ

Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. [QS Āli ‘Imrān : 92].

 

Keempat, boleh jadi ia sedang berjuang melawan ancaman setan. Allah SWT berfirman:

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ

Setan menjanjikan kamu dengan kemiskinan. [QS al-Baqarah : 268].

 

Dan sebaliknya ia ingin meraih doa malaikat, yaitu :

اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا

Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak. [HR Bukhari]

 

Kelima, ia yang suka mentraktir ingin melakukan amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT. Bukankah Rasul SAW bersabda :

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ ... أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا

“Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberi kegembiraan kepada seorang mukmin... atau menghilangkan rasa laparnya”. [HR Thabrani]

 

 Keenam. Ia ingin menjadi mukmin yang sempurna karena Rasul SAW bersabda:

الْمُؤْمِنُ غِرٌّ كَرِيمٌ وَالْفَاجِرُ خِبٌّ لَئِيمٌ

“Seorang mukmin itu senantiasa berlapang dada dan dermawan, sedangkan seorang fajir itu bakhil dan berakhlak buruk.“ [HR Tirmidzi]

 

Ketujuh, ia bahagia di akhirat kelak karena Nabi SAW bersabda dalam hadits utama : “Barangsiapa memberi makanan seorang mukmin hingga ia kenyang dari kelaparan, maka Allah akan memasukkannya melalui sebuah pintu (khusus) dari pintu-pintu surga, yang tidak dimasuki kecuali oleh orang yang seperti dirinya.” [HR al-Hakim]

 

Jika Anda adalah tim yang suka mentraktir maka yakinlah dengan movasi diatas dan janganlah mengungkit-ngungkit traktiran dan menuntut teman untuk membalasnya. Allah SWT berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [QS Al-Baqarah : 264]

 

Namun jika Anda adalah tim yang lebih suka ditraktir maka sesekali harus mentraktir, jangan terus-terusan ingin ditraktir sebab dalam hadits di atas Rasul SAW memerintahkan kita untuk “saling memberi hadiah”. Jika belum punya rizki untuk membalas traktiran maka minimal ada niatan untuk itu. Rasul SAW menceritakan orang yang punya ilmu tapi tidak memiliki uang namun ia memiliki niat yang kuat (untuk berbuat kebaikan semisal mentraktir) sehingga ia berkata :

لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ

“Seandainya aku memiliki uang maka aku akan melakukan perbuatan si fulan (yang suka mentraktir itu)”,

maka orang tersebut akan mendapatkan pahala yang sama dengan si dermawan (teman yang mentraktir) tadi. [HR Turmudzi]

 

Dan selama kita menerima traktiran dan belum bisa mentraktir maka jangan lupa untuk selalu membalas kebaikannya minimal dengan mendoakannya. Rasul SAW bersabda : “Siapa saja yang berbuat baik kepada kalian, maka balaslah kebaikannya. Jika engkau tidak mampu membalasnya maka :

فَادعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوا أَنَّكُم قَد كَافَأتُمُوهُ

“doakanlah dia sampai-sampai kalian yakin telah benar-benar mengimbangi kebaikan nya.” [HR Abu Daud]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk suka mentraktir daripada ditraktir dan meyakini bahwa mentraktir itu tidak merugikan namun sebaliknya ia akan menguntungkan di dunia maupun di akhirat

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.

Tuesday, December 2, 2025

NIL, SUNGAI DARI SURGA

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :

سَيْحَانُ وَجَيْحَانُ وَالْفُرَاتُ وَالنِّيلُ كُلٌّ مِنْ أَنْهَارِ الْجَنَّةِ

Sayhan, Jayhan, Furat, Nil itu semua berasal dari sungai-sungai surga. [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Hadits tersebut adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam bukhari juga meriwayatkan hadits yang senada, yaitu ketika Rasul SAW mi’raj hingga sampai ke langit dunia setelah langit yang ke tujuh, beliau menemukan dua sungai yang mengalir. Lalu beliau bertanya: ‘Wahai Jibril, Apakah dua sungai ini?’ Jibril menjawab:

هَذَا النِّيلُ وَالْفُرَاتُ عُنْصُرُهُمَا

‘Ini adalah asal dari Sungai Nil dan Sungai Efrat.’ [HR Bukhari]

 

Dan dalam hadits lain ketika Nabi sampai ke sidratul muntaha, beliau menemukan di dasarnya terdapat empat sungai, dua sungai bathin dan dua sungai dhahir. Beliaupun bertanya lalu Jibril berkata :

 

أَمَّا الْبَاطِنَانِ فَفِي الْجَنَّةِ وَأَمَّا الظَّاهِرَانِ النِّيلُ وَالْفُرَاتُ

Adapun dua sungai yang bathin berada di surga, sedangkan dua sungai yang dhahir adalah Sungai Nil dan Sungai Efrat.” [HR Bukhari]

 

Sungai nil berasal dari air surga? Apa maksudnya? al-Qadli Iyadl menyebutkan dua penafsiran (takwil) dari hadits tersebut yaitu : Pertama, (ditafsiri secara majazi) bahwa iman telah meliputi negeri di mana sungai itu berada, atau jasad-jasad yang mendapatkan asupan dari airnya akan kembali menuju surga. Kedua, (penfsiran secara hakiki) dan ini yang lebih kuat, bahwa hal itu sesuai dengan makna lahiriah, yakni sungai-sungai tersebut memiliki materi (maaddah) dari surga. Surga itu sendiri adalah makhluk yang telah diciptakan dan ada saat ini menurut keyakinan Ahl al-Sunnah. Imam Muslim telah menyebutkan dalam Kitab al-Iman pada hadits Isra’ bahwa Sungai Efrat dan Nil keluar dari surga. Sedangkan dalam riwayat al-Bukhari disebutkan dari dasar Sidratul Muntaha.” [Syarah Muslim]

 

Ibnu Hajar al-Asqalani berkata : “Kesimpulannya, asal sungai-sungai itu berada di surga. Keduanya (Nil dan Efrat) awal mulanya keluar dari asalnya, kemudian mengalir hingga menetap di bumi lalu memancar (menjadi mata air). Dari hal ini diambil dalil tentang keutamaan air Sungai Nil dan Efrat karena sumbernya dari surga... Ada juga yang mengatakan bahwa penyebutan sungai-sungai ini berasal dari surga hanyalah sebagai perumpamaan dengan sungai-sungai surga,

لِمَا فِيهَا مِنْ شِدَّة الْعُذُوبَةِ وَالْحُسْنِ وَالْبَرَكَةِ

“karena di dalamnya terdapat rasa yang sangat segar, keindahan, dan keberkahan”.

Namun pendapat pertama lebih utama.” [Fathul Bari]

 

Ulama kontemporer rupanya lebih condong kepada penafsiran terakhir ini. Syekh Ali Jum’ah diantaranya, yang merupakan mantan mufti agung Mesir dan anggota Majelis Ulama Mesir berkata : “Nil dan Efrat yang ada di surga bukanlah Nil dan Efrat yang ada di bumi, tetapi keduanya mirip dalam bentuk. Maksudnya adalah kita dapat melihat gambaran surga dalam kehidupan dunia dengan melihat Nil dan Efrat... Sebagai contoh, jika engkau ingin melihat seseorang dari penghuni surga, maka lihatlah kepada ibu seorang syahid ... Maka mungkin saja kita melihat penghuni surga di dunia. Itulah makna sabda Nabi SAW : ‘Surga berada di bawah telapak kaki ibu’. Dengan berbakti kepada ibu, engkau dapat melihat surga... Sebagaimana kita akan menemukan air, buah-buahan, dan lainnya, sebagaimana firman Allah Ta‘ala dalam Surat al-Baqarah ayat 25 : Wa utu bihi Mustasyabiha (Dan mereka diberi rezeki di dalamnya buah-buahan yang serupa). Di surga terdapat sesuatu yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terlintas di hati manusia.” [vetogate com]

 

Terlepas dari perbedaan penafsiran di atas maka hadits shahih diatas menunjukkan akan keutamaan air Sungai Nil dari sungai-sungai lainnya. Dan alhamdulillah penulis sendiri telah mengunjungi sungai nil. Sungai Nil memiliki panjang lebih dari 6.500 km. Melewati 11 negara. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia (polemik). [Detik com]. Sungai ini juga berkontribusi besar bagi kehidupan warga negara Mesir (yang merupakan negara tandus).

 

Dahulu, sungai Nil setiap tahunnya mengalami surut dan untuk membuatnya mengalir kembali maka orang mesir saat itu menjadikan seorang gadis sebagai tumbalnya. Dan ketika Amr bin ash menguasai mesir maka ia melarang hal itu. Ketika surut melanda sungan Nil hingga tiga bulan dan orang-orang mesir hampir-hampir meninggalkan negeri itu karena kekeringan maka ‘Amr menulis surat kepada ‘Umar bin al-Khaṭṭāb. Dan ‘Umar mengirimkan surat untuk dilemparkan ke dalam sungai nil. Surat itu berbunyi : “Dari hamba Allah, ‘Umar Amirul Mukminin, kepada Nil penduduk Mesir. Amma ba‘d:

فَإِنْ كُنْتَ تَجْرِي مِنْ قِبَلِكَ فَلَا تَجْرِ، وَإِنْ كَانَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ يُجْرِيكَ فَنَسْأَلُ اللَّهَ الْوَاحِدَ الْقَهَّارَ أَنْ يُجْرِيَكَ.

Jika engkau mengalir dari dirimu sendiri, maka janganlah engkau mengalir. Tetapi jika Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa yang menjadikanmu mengalir, maka kami memohon kepada Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa agar menjadikanmu mengalir.” [Kanzul Ummal]

 

‘Amr pun melemparkan kartu itu ke dalam sungai Nil dan Keesokan harinya, Allah menjadikan Nil mengalir setinggi enam belas hasta. Maka tahun buruk itu pun terputus dari penduduk Mesir. Kisah ini juga terdapat dalam Tafsir Ibni Katsir.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk memahami apa yang kita temui melalui hadits sesuai dengan penafsiran para Ulama.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.

Wednesday, November 19, 2025

KAMPANYE ANTI BULLYING

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr RA, Rasul SAW bersabda :

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Orang Islam adalah orang yang kaum muslimin selamat dari (gangguan) lisan dan tangannya.” [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Ketua DPR RI merespons maraknya kasus bullying yang kembali terjadi di berbagai daerah dan dapat dikatakan telah masuk kategori darurat (18/11/2025). Ia menyampaikan keprihatinan mendalam terkait meningkatnya kasus perundungan, baik di tingkat SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. [liputan6 com] Kampanye anti-bullying pun mulai digalakkan. Baik berupa sosialisasi, pembuatan kebijakan, dukungan untuk korban, bahkan membuat poster atau video edukatif bahkan film agar tercipta lingkungan yang aman dan sportif.

 

Bullying itu bukanlah masalah yang baru. Bullying telah ada pada kasus anak Adam pertama. Lihatlah bullyan yang dilakukan oleh Qabil kepada Habil. Bullying tidak dilakukan oleh orang yang jauh saja, namun ia juga bisa dilakukan oleh orang dekat. Lihatlah Nabi Yusuf AS, ia dibully oleh saudara-saudaranya sendiri, dan Nabi Muhammad SAW dibully oleh pamannya sendiri yaitu Abu Lahab.

 

Apa itu Bullying? Menurut "bapak penelitian bullying" Dan Olweus (1973), yang merupakan seorang psikolog Swedia-Norwegia, bullying adalah sebuah tindakan atau perilaku agresif yang disengaja, yang dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah atau sebagai sebuah penyalahgunaan kekuasaan atau kekuatan secara sistematik. .  [Indri Kesuma, Kontrol Diri Dan Konformitas, Jurnal Psikologi, Vol.19]

 

Dalam bukunya “Bullying at School”, Olweus (1993) mengidentifikasi tiga bentuk utama bullying : Fisik seperti memukul, menendang, atau merusak barang. Verbal seperti mengejek, menghina, atau mengancam. Sosial seperti mengucilkan, menyebarkan gosip, atau mempengaruhi orang lain agar menjauhi korban.

 

Pertama, bullying dalam bentuk fisik seperti memukul, menendang, atau merusak barang sangat dilarang dalam Islam. Pada hadits utama, Nabi SAW menegaskan bahwa seorang Muslim tidak akan menggangu orang lain dengan “Yadihi” (tangannya). Orang menyakiti fisik maupun psikologi orang lain akan merugi di hari kiamat. Ia datang dengan membawa banyak pahala namun pahalanya habis dibagikan kepada orang-orang yang pernah ia bully sehingga masuk neraka. Rasul SAW bersabda :

قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا

Ia dulu pernah mencaci maki orang ini, menuduh orang itu, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang itu, dan memukul orang ini. [HR Muslim]

Dalam riwayat yang terkenal ketika perang Badar, Rasul SAW meluruskan barisan pasukan dan melihat pasukan bernama Sawad bin Ghaziyyah berdiri tidak sejajar. Maka beliau mendorong perutnya dengan tongkat kecil sambil berkata: "Luruskan barisanmu, wahai Sawad!" Namun sawad berkata :

يَا رَسُوْلَ اللهِ أَوْجَعْتَنِي

“Ya Rasul engkau telah menyakitiku”.

Engaku diutus dengan membawa keadilan maka berikanlah kesempatan kepadaku untuk membalas!" [HR Al-Asbihani] Singkat cerita beliau membuka bajunya dan berkata: "Silakan balas." Namun Sawad mencium perut Rasul SAW.

 

Selain ketika perang, Rasul SAW tidak pernah memukul. Aisyah RA berkata :

مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ وَلَا امْرَأَةً وَلَا خَادِمًا إِلَّا أَنْ يُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

"Rasulullah sama sekali tidak pernah memukul siapa pun dengan tangannya, baik itu perempuan maupun pelayan, kecuali saat berjihad di jalan Allah." [HR Muslim]

 

Kedua, bullying dalam bentuk verbal seperti mengejek, menghina, atau mengancam juga dilarang dalam Islam. Allah SWT melarang mengejek orang lain, dalam firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ

“Wahai orang-orang beriman, janganlah sebagian di antara laki-laki memperolok-olok laki-laki yang lainnya. Boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik dari mereka yang merendahkan…” [QS Al-Hujurat : 11]

 

Allah SWT juga melarang seseorang menghina orang lain dengan menyebut panggilan yang mengandung ejekan seperti sinting, tuli, pesek, ompong, buntung, dan lain sebagainya., Allah SWT berfirman  :

وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَاب

“Dan janganlah kalian memanggil dengan gelar (panggilan) yang tidak disukai.." [QS Al-Hujurat : 11]

 

Rasul SAW juga melarang seseorang mengancam orang lain. Rasul SAW bersabda :

لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا

“Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lain”. [HR Abu Dawud]

 

Ketiga, bullying dalam bentuk sosial seperti mengucilkan semisal dengan mengeluarkan seseorang dari kelompok pertemanan atau meninggalkannya dari berbagai hal secara disengaja. Pernah kejadian di bandung pada tahun 2023, Seorang admin grup WA tewas dibunuh, pelaku sakit hati karena dikeluarkan dari grup WA. [antaranews com] Rasul SAW melarang bullying semacam ini dengan sabdanya :

لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ

"Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling mendengki, dan janganlah kalian saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam." [HR Bukhari]

 

Begitu pula bullying dengan menyebarkan gosip, memfitnah atau mempengaruhi orang lain agar menjauhi korban juga dilarang. Rasul SAW bersabda :

وَمَنْ قَالَ فِي مُؤْمِنٍ مَا لَيْسَ فِيهِ أَسْكَنَهُ اللَّهُ رَدْغَةَ الْخَبَالِ حَتَّى يَخْرُجَ مِمَّا قَالَ

Barang siapa yang berkata tentang seorang mukmin dengan yang tidak ada padanya, maka Allah akan menempatkannya di Radghatul-Khabal (tempat berkumpulnya lumpur nanah penghuni neraka) hingga ia keluar dari apa yang ia katakan." [HR Abud Dawud]

 

Maka sejak awal Islam mengkampanyekan anti bullying. Bahkan lebih tegas lagi, Nabi SAW memproklamirkan bahwa orang islam bukanlah pelaku bullying. Pada hadits utama, Nabi SAW bersabda : “Orang Islam adalah orang yang kaum muslimin (lainnya) selamat dari (gangguan) lisan dan tangannya.” [HR Bukhari]

 

Tidak hanya korban bullying, pelaku juga wajib kita tolong. Nabi SAW bersabda:

انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا

“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim atau yang dizalimi”.

Seseorang bertanya : Wahai Rasul SAW aku akan menolongnya tatkala ia didzalimi lantas bagaimana aku menolongnya jika ia berbuat dzalim?. Rasul SAW menjawab : Engkau cegah dia dari perbuatan dzalimnya, itulah arti menolong saudaramu yang berbuat dzalim. [HR Bukhari]

 

Rasul SAW menjanjikan pahala besar bagi siapa saja yang mau menolongnya. Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin mengemukakan sebuah hadits:

مَنْ فَرَّجَ عَنْ مُؤْمِنٍ مَغْمُومٍ، أَوْ أَعَانَ مَظْلُومًا، غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ثَلَاثًا وَسَبْعِينَ مَغْفِرَةً

Barang siapa yang membantu orang mukmin yang sedang tertimpa kesusahan atau menolong orang yang didzalimi maka Allah memberikan 73 ampunan-Nya kepada orang tersebut. [Ihya Ulumuddin] Wallahu A’lam.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mengkampanyekan anti bullying dan kita sendiri juga menjauhi berbagai bentuk bullying.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.

Monday, November 17, 2025

SEANDAINYA ADA NABI LAGI

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir RA, Rasul SAW bersabda :

لَوْ كَانَ مِنْ بَعْدِي نَبِيٌّ لَكَانَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ

Seandainya ada nabi setelahku niscaya Umar bin Khattab (menjadi nabi). [HR Ahmad]

 

Catatan Alvers

 

Apa jadinya kita seandainya Al-Quran tidak dibukukan dalam bentuk mushaf seperti sekarang ini?  Keberadaan Mushaf Al-Quran di tangan kita itu berkat usulan dari Umar RA. Ia berkata kepada Abu Bakar : "Sesungguhnya pembunuhan telah berkecamuk pada hari (perang) Yamamah terhadap manusia, dan aku khawatir pembunuhan akan berkecamuk terhadap para penghafal Al-Qur’an di berbagai tempat, sehingga banyak bagian dari Al-Qur’an akan hilang kecuali jika kalian mengumpulkannya. Maka aku berpendapat agar engkau (khalifah Abu Bakar) mengumpulkan Al-Qur’an (menjadi satu, mushaf)." [HR Bukhari]

 

Umar memiliki pikiran tajam dan pandangan yang jauh ke depan disertai dengan hati yang bersih dan tulus. Inilah keutamaan Umar. Rasul SAW bersabda:

إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى جَعَلَ الْحَقَّ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ وَقَلْبِهِ

"Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lisan dan hati Umar." [HR Ahmad]

 

Pikiran dan pendapatnya tidak hanya disetujui nabi dan para sahabat namun seringkali pendapatnya sesuai dengan firman Allah yang turun kemudian. Umar bin Khattab menyampaikan suatu pendapat atau usulan hukum mengenai suatu masalah, lalu kemudian turun wahyu Al-Qur'an yang isinya sama persis (atau menguatkan) pendapat yang telah diutarakan oleh Umar sebelumnya.

 

Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan bahwa Umar bin Al-Khathab RA berkata : ”(Pendapat) Aku cocok dengan (kehendak) Allah SWT dalam tiga hal ; (Pertama) Aku berkata,’Wahai Rasulullah, bagaimana jika kita jadikan Maqam Ibrahim tempat shalat?, maka turunlah ayat : 

وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

Dan jadikanlah Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat. [QS Al-Baqarah : 125]

 

(Kedua) Ayat Hijab, aku berkata, ’Wahai Rasulullah, bagaimana jika engkau perintah istri-istri Anda berhijab, karena yang berbicara kepada mereka ada orang baik dan ada pula orang-orang jahat. Maka Allah SWT menurukan ayat hijab. Yaitu :

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ

Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. [QS Al-Ahzab : 53]

(Ketiga) tentang istri-istri Rasul SAW yang semuanya berkumpul dalam kecemburuan kepada beliau, maka aku berkata kepada mereka : 

عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ

Jika dia (Nabi) menceraikan kalian, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya istri-istri yang lebih baik daripada kalian.

Lalu turunlah ayat ini. (QS At-tahrim : 5). [Shahih Bukhari]

 

Dalam Imam Muslim meriwayatkan lanjutan perkataan Umar di atas : “dan tentang Tawanan Badar” [Shahih Muslim] Imam Thabrani meriwayatkan bahwa umar berkata : Aku berkata kepada Nabi tentang Tawanan Badar : “Bunuh saja mereka”. Nabipun bermusyawarah dengan para sahabat dan mereka mengusulkan agar tawanan itu ditebus saja. Lalu turunlah ayat (yang sesuai dengan pendapat Umar) yaitu :

 مَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَن يَكُونَ لَهُ أَسْرَى حَتَّى يُثْخِنَ فِي الْأَرْضِ

Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. [QS Al-Anfal : 67]

 

Diriwayatkan pula dari Abdullah (bin Mas‘ud) RA : Ketika Abdullah bin Ubayy (pemimpin kaum munafik) wafat, anaknya datang kepada Rasul SAW dan berkata:

"Wahai Rasulullah, berikanlah kepadaku gamismu agar aku bisa mengafani ayahku dengannya, dan shalatkanlah dia serta mohonkanlah ampunan untuknya." Maka Rasul SAW memberikan gamisnya dan bersabda : "Jika engkau telah selesai darinya, kabarkanlah kepadaku." Setelah selesai, ia pun mengabarkan kepada beliau. Maka Rasul SAW datang untuk menshalati jenazahnya. Namun Umar bin al-Khattab menarik beliau dan berkata : "Bukankah Allah telah melarangmu untuk menshalatkan orang-orang munafik?" Maka Rasul bersabda: "(Allah berfirman): 'Mintakanlah ampunan bagi mereka atau tidak usah kamu mintakan ampunan bagi mereka. Jika kamu mintakan ampunan bagi mereka tujuh puluh kali pun, Allah tidak akan mengampuni mereka.'"

Kemudian turunlah ayat (yang sesuai dengan pendapat Umar) :

وَلَا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ

"Dan janganlah kamu menshalatkan seorangpun yang mati dari mereka selama-lamanya, dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya." [QS At-Taubah : 84]

Maka Rasul SAW pun tidak lagi menshalatkan (jenazah) orang-orang munafik. [HR Bukhari]

 

Dari keistimewaan yang dimiliki Umar itulah maka tak heran jika Rasul SAW bersabda dalam hadits utama : “Seandainya ada nabi setelahku niscaya Umar bin Khattab (menjadi nabi)”. [HR Ahmad] Al-Mubarakfuri berkata : Hadits ini menunjukkan keutamaan yang diberikan Allah kepada Umar, yaitu berupa sifat-sifat kenabian dan pekerti para rasul. [Tuhfatul Ahwadzi] Ya, demikianlah adanya. Tidak ada lagi nabi baru karena Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi. Allah SWT berfirman :

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَـٰكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kalian, melainkan dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. [QS Al-Ahzab: 40]

 

Dan ketika Nabi SAW wafat, maka Abu bakar RA memilih mengajak para sahabat untuk membaiat Umar (sebagai khalifah).  Namun perselisihan terjadi di antara mereka lalu merekapun membaiat Abu Bakar. Abu Bakar berkata kepada Umar: "Engkau lebih kuat dariku." Dan Umar menjawab: "Engkau lebih utama dariku." [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mengetahui keutamaan dari para sahabat Nabi SAW sehingga kita semakin mencintai Nabi dan para sahabat beliau.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.