Sunday, February 23, 2025

RETRET ISLAMI

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata :

كَانَ يَأْتِي حِرَاءً فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ

Nabi SAW pergi ke Gua Hira’ kemudian beliau melakukan “tahannuts”yaitu ibadah selama beberapa malam.[HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Retret menjadi istilah yang ramai diperbincangkan seusai Presiden Prabowo Subianto memberi amanat usai melantik 961 kepala daerah beserta para wakilnya di Istana Kepresidenan. (20/2/2025). Sebanyak 505 kepala daerah akan mengikuti acara Retret di Akademi Militer (Akmil), Magelang selama sepekan dengan tujuan membangun soliditas serta kesiapan kepala daerah dalam menjalankan pemerintahan daerah masing-masing. [detik com]

 

Retret? Apa itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), retret/ret·ret/ /retrét/ n Kris khalwat mengundurkan diri dari dunia ramai untuk mencari ketenangan batin [kbbi web id] Istilah retreat ini banyak dikenal oleh gereja. Dalam Jurnal Landasan Konseptual PPR Retret Pemuda Kristen, rangkaian kegiatan retret bisa seperti berdoa dan beribadah, refleksi diri, bimbingan rohani, diskusi kasus, pemberian motivasi, permainan, maupun jalan-jalan. Maka tak heran jika lokasi kegiatan retret sering berada di pedesaan yang tenang atau di pegunungan yang sejuk dengan waktu pelaksanaan sekitar 2-3 hari. [Kompas com]

 

Retret juga diambil dari bahasa Prancis "La retraite" dengan makna yang sama, yaitu pengunduran diri, menyepi, dan menjauhkan diri dari kesibukan sehari-hari. Dengan kata lain retret adalah kegiatan penggemblengan dan pembekalan calon-calon pemimpin sehingga mereka nantinya siap menjalankan tugas dengan baik. Pak Prabowo berkata : "Mudah-mudahan Saudara akan kuat digembleng. Yang ragu-ragu boleh mundur." [detik com]

 

Berbicara tentang retret dalam artian menyepi, dan menjauhkan diri dari kesibukan sehari-hari, maka dalam islam ada istilah “uzlah” (menjauh dari keramaian), “khalwat” (menyepi), dan “tahannuts” (beribadah). Rasul SAW sendiri juga pernah melakukan tahannuts di gua hira yaitu gua yang terdapat di puncak gunung yang dikenal dengan jabal nur sebagaimana dalam hadits utama disebutkan : Nabi SAW pergi ke Gua Hira’ kemudian beliau melakukan tahannuts, yaitu ibadah selama beberapa malam.[HR Bukhari] Menurut Ibnu Ishaq, Beliau melakukannya selama satu bulan yaitu pada bulan Ramadhan. [Fathul Bari]

 

Sayyed Qutub berkata : Rasul SAW ber”tahannuts” di gua hira tiga tahun sebelum beliau dilantik menjadi nabi. Beliau melakukannya selama sebulan setiap tahunnya, yaitu pada bulan ramadhan... Uzlah atau retret yang dilakukan Nabi merupakan pengaturan Allah Ta’ala supaya Nabi beribadah untuk menunggu urusan besar (dilantik menjadi nabi). Dan setiap orang yang terpilih seharusnya memiliki kepekaan sosial sehingga ia bisa melihat satu peristiwa dari sudut pandang yang lain. [Fi Dzilalil Qur’an]

 

Retret dari sudut pandang mempersiapkan calon pemimpin dengan membekali ilmu-ilmu yang dibutuhkan termasuk juklaknya (petunjuk pelaksanaan) merupakan hal yang dibutuhkan. Dalam hal ini terdapat contoh dalam islam yaitu ketika Muadz bin Jabal hendak dijadikan wali (penguasa) dan qadli (hakim) di daerah Yaman. [Aunul Ma’bud] Sebelum itu, Nabi SAW hendak mengetesnya. Nabi SAW bertanya : “Bagaimana kamu jika dihadapkan dengan permasalahan hukum? Muadz menjawab : “Saya berhukum dengan kitab Allah”. Nabi bertanya : “Jika tidak terdapat dalam kitab Allah” ?, Muadz menjawab : “Saya berhukum dengan sunnah Rasul SAW”. Nabi bertanya : “Jika tidak terdapat dalam sunnah Rasul SAW” ? Muadz menjawab : “Saya akan berijtihad dan tidak akan mundur”. Maka Rasul menepuk dada Muadz dan bersabda : “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepada utusan dari Rasulullah terhadap apa yang diridhai oleh Rasulullah SAW”. [HR Abu Dawud]

 

Retret sebagai upaya membekali calon pemimpin untuk memperkuat mental mereka dan membekali publik speaking yang baik adalah sangatlah diperlukan. Nabi Musa AS ketika berada di “Wadil Muqaddasi Thuwa” (lembah suci, Thuwa) ia diperintahkan oleh Allah untuk berdakwah kepada Fir’aun maka Nabi Musa meminta kepada Allah SWT agar dilapangkan hatinya (mental) dan dilancarkan pembicaraannya supaya mudah untuk menyampaikan dakwah kepada Firaun dan kaumnya. Dalam Al-Qur’an, dikisahkan bahwa Nabi Musa berkata :  

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي. وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي. وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي. يَفْقَهُوا قَوْلِي.

"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. dan mudahkanlah untukku urusanku. dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. supaya mereka mengerti perkataanku, [QS Thaha : 25-28]

 

Sebelum itu, Allah telah memberikan juknis (petunjuk teknis) kepada Nabi Musa tentang penggunaan tongkat yang berubah menjadi ular dan tangan yang bisa mengeluarkan cahaya yang berkilau sebagai piranti dan sarana untuk menghadapi Firaun. Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Allah SW dalam Surat Thaha : 19-23. Hal ini kalau diterjemahkan di era zaman sekarang bisa berupa pelatihan calon-calon kepala daerah atau pemimpin mengenai penggunaan dan pemanfaatan internet, medsos bahkan AI sebagai sarana untuk memaksimalkan tugas-tugas dan pekerjaan.

 

Dan ada yang tak kalah penting ketika retret menurut hemat saya, hendaknya para calon-calon pemimpin daerah yang muslim khususnya diwajibkan untuk melakukan shalat arbain, yaitu melaksanakan shalat wajib lima waktu secara berjamaah selama 40 hari. Mengapa demikian? Karena shalat arbain bisa menjadikan terapi agar seseorang terhidar dari sifat munafik, yaitu berbicara bohong, mengingkari janji dan berkhianat atas amanat. Rasul SAW bersabda :

مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الأُولَى كُتِبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ: بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ.

“Barang siapa yang shalat karena Allah selama empat puluh hari secara berjamaah tanpa ketinggalan takbir yang pertama, maka dicatatkan baginya dua kebebasan; kebebasan dari neraka dan kebebasan dari kemunafikan. [HR Turmudzi]

 

Dengan demikian, pasca retret para pemimpin tersebut bisa menjadi pemimpin yang jujur, menepati janji-janji yang telah disampaikan saat kampanye, dan bisa amanah dengan jabatannya sehingga terhindar dari korupsi dan perilaku tidak terpuji lainnya.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka fikiran kita untuk terus berusaha menjadi yang terbaik di bidangnya masing-masing. Terbaik menjadi pemimpin daerah maupun pemimpin keluarga bahkan pemimpin untuk diri sendiri.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 komentar:

Post a Comment