ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu
Hurairah RA, Rasul SAW Bersabda :
مَنْ خَافَ
أَدْلَجَ وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ الْمَنْزِلَ
"Barangsiapa yang takut (akan bahaya), ia akan berangkat
lebih awal. Dan siapa yang berangkat lebih awal, ia akan sampai di tujuan." [HR Turmudzi]
Catatan Alvers
Diterima nggak ya? pertanyaan yang terlontar saat seseorang melamar pekerjaan ataupun melamar gadis. Pertanyaan itu timbul dari rasa takut tidak diterima. Perasaan takut ini dan itu seringkali menjadi perihal negatif yang merugikan seseorang namun takut dalam ibadah, takut amal tidak diterima itu merupakan satu kebaikan yang akan memacu banyak kebaikan yang lain. Jika ada orang bepergian lalu ia takut ada perampok, maka ia akan segera berangkat di awal malam agar aman dari mereka. Sabda Nabi SAW di atas : “Barangsiapa yang takut, ia akan berangkat lebih awal. Dan siapa yang berangkat lebih awal, ia akan sampai di tujuan." Ini merupakan perumpamaan dari orang yang takut kepada Allah maka ia akan segera beramal, menjauhi maksiat, dan tidak menunda-nunda ketaatan. Jika ketakutan akan perampok itu bisa memacu seseorang mempercepat jalannya tanpa henti maka demikian pula takut akan neraka dapat membuat seseorang terus beribadah dan tidak menunda-nunda amal kebaikannya.
At-Tiby berkata : (hadits utama) Ini adalah perumpamaan yang
dibuat oleh Nabi SAW bagi orang yang
menempuh jalan menuju akhirat. Sesungguhnya setan berada di jalannya, dan hawa
nafsu serta angan-angan palsunya adalah para pembantu setan. Maka jika ia
waspada dalam perjalanannya dan mengikhlaskan niat dalam amalnya, ia akan
selamat dari setan dan tipu dayanya, serta dari para pembantu yang memutus
jalan. Kemudian beliau SAW mengarahkan bahwa
menempuh jalan akhirat itu sulit, dan meraih akhirat itu tidak mudah tidak bisa
diperoleh hanya dengan usaha yang ringan."[Tuhfatul Ahwadzi]
Hadits "Barangsiapa yang takut (akan bahaya), ia akan berangkat lebih awal” itu selaras dengan penjelasan Nabi SAW
ketika Aisyah RA bertanya tentang ayat :
وَالَّذِينَ
يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ
‘Dan orang-orang yang memberikan apa yang
telah mereka berikan, dengan hati yang takut’ [QS. Al-Mu’minun: 60].
Apakah mereka ini
orang-orang yang minum khamr dan mencuri (lalu takut siksa Allah)? Rasul SAW menjawab :
“Tidak wahai putri As-Shiddiq, tapi mereka adalah orang yang puasa, shalat,
bersedekah, tapi mereka takut amalan-amalan mereka tidak diterima.
أُولَئِكَ
الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ
Mereka itulah orang-orang yang senantiasa bersegera
mengerjakan kebaikan.” [HR Tirmidzi]
Perasaan takut demikian bukan hanya harus dimiliki oleh
orang-orang seperti kita, Perasaan takut seperti itu dialami oleh orang yang terbaik
setelah Nabi. Amru bin Al-‘Ash RA bertanya
: “Siapakah orang yang paling engkau cintai? Beliau SAW menjawab, ‘Aisyah.’ Amru
bertanya lagi : ‘(Maksudku) dari kaum laki-laki?’ Beliau pun menjawab : ‘Ayahnya (yaitu Abu Bakar)’. Muhammad Ibnul Hanafiyah (putra dari pasangan sayyidina Ali dan Hanafiyyah) bertanya kepada ayahnya : “Siapakah manusia terbaik setelah Rasulullah SAW
?” Sayyidina Ali KW menjawab: “Abu Bakr.” [Shahih Bukhari] bahkan Rasul SAW sendiri
bersabda :
أَمَا إِنَّكَ
يَا أَبَا بَكْرٍ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي
Adapun kamu, sesungguhnya kamu wahai Abu Bakr adalah
orang yang pertama masuk surga dari umat ini. [HR Abu Dawud]
Orang sekaliber Sayyidina Abu bakar RA saja masih takut,
ia berkata :
لَوْ
كَانَتْ إِحْدَى قَدَمَيَّ دَاخِلَ الْجَنَّةِ وَالْأُخْرَى خَارِجَهَا، مَا
أَمِنْتُ مَكْرَ اللَّهِ.
“Seandainya satu kakiku sudah di surga dan satu lagi di
luar, aku belum merasa aman dari makar Allah." [Kitab
Ad-Daril Akhirah]
Begitu pula sayyidina ‘Umar RA, manusia terbaik setelah Abū Bakr RA yang dikatakan oleh sayyidina Ali ketika ditanya putranya,
Muhammad Ibnul Hanafiyah pada atsar di atas. Ia juga telah diberi kabar gembira oleh
Rasul SAW bahwa ia akan masuk surga namun ia tetap bertanya kepada Ḥudzayfah (sahabat yang
dipercaya menyimpan rahasia Rasul SAW) :
يَا حُذَيْفَةُ هَلْ أَنَا مِنَ الْمُنَافِقِيْنَ
'Wahai Ḥudzayfah, apakah aku termasuk orang-orang munafik?'
Maka ia menjawab: 'Tidak, demi Allah, engkau bukan
termasuk mereka, wahai Amīrul-Mu’minīn.' Meskipun demikian,
‘Umar tetap merasa takut bahwa jiwanya telah menipunya dan menutupi aibnya dari
dirinya sendiri. Hal itu sangat berat baginya, hingga ia menganggap bahwa kabar
gembira tersebut mungkin saja bersyarat, dan ia khawatir belum memenuhi
syarat-syarat itu. Maka ia tidak tertipu oleh kabar gembira tersebut." [Az-Zawajir] Dan Sayyidina Umar RA berkata : "Seandainya ada penyeru
berseru: 'Seluruh manusia akan masuk neraka kecuali satu orang,' maka aku
berharap akulah orang itu”.
وَلَوْ نُودِيَ لِيَدْخُلِ الْجَنَّةَ كُلُّ النَّاسِ إِلَّا رَجُلًا وَاحِدًا، لَخَشِيتُ أَنْ أَكُونَ أَنَا ذَلِكَ الرَّجُلَ.
“Dan seandainya ada penyeru berseru: 'Seluruh manusia akan masuk surga
kecuali satu orang,' maka aku takut akulah orang itu." [Ihya Ulumiddin]
Sayyidina Ali KW
menasehati putranya agar ia takut, Ali
KW berkata :
يَا
بُنَيَّ، خَفِ اللَّهَ خَوْفًا تَرَى أَنَّكَ لَوْ أَتَيْتَهُ بِحَسَنَاتِ أَهْلِ
الْأَرْضِ لَمْ يَتَقَبَّلْهَا مِنْكَ
"Wahai anakku,
takutlah kepada Allah dengan rasa takut yang membuatmu merasa bahwa jika engkau
datang kepada-Nya dengan membawa semua amal baik penduduk bumi, engkau tetap
khawatir amal itu tidak diterima”.
“Dan berharaplah kepada Allah dengan harapan yang membuatmu merasa bahwa
jika engkau datang kepada-Nya dengan membawa semua dosa penduduk bumi, Dia
tetap akan mengampunimu."
[Ihya Ulumiddin]
Perasaan takut yang
demikian semestinya dimiliki oleh orang mukmin mengiringi setiap amal shalihnya.
Syeikh Hasan al-Bashri berkata :
ٱلْمُؤْمِنُ جَمَعَ إِحْسَانًا وَخَشْيَةً، وَٱلْمُنَافِقُ جَمَعَ
إِسَاءَةً وَأَمْنًا.
Orang beriman
menggabungkan amal yang baik dan rasa takut kepada Allah. Sedangkan orang
munafik menggabungkan keburukan dan merasa aman dari siksa Allah. [Tafsir
Lubabut Ta’wil]
Ada orang saleh
datang menjenguk seorang guru mereka yang sedang sakit menjelang wafat. Mereka
mendapati beliau menangis. Maka mereka berkata kepadanya: "Mengapa engkau
menangis, padahal Allah telah memberimu taufik untuk melakukan berbagai amal
saleh? Betapa banyak engkau telah salat, berpuasa, bersedekah, berhaji, dan
berumrah." Syekh itu menjawab:
وَمَا يُدْرِيْنِي
أَنَّ شَيْئًا مِنْ هَذَا قَدْ قُبِلَ
"Lalu, bagaimana
aku tahu bahwa semua amalan itu diterima? Bukankah
Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya Allah
hanya akan menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” [QS al-Mā’idah:
27]
"Dan bagaimana
aku tahu bahwa aku termasuk orang-orang yang bertakwa?"
[Al-Mawsuah
Al-Khuthab wad Durus Ar-Ramadlaniyah]
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan
pikiran kita untuk takut kepada Allah dan takut akan amal baik kita tidak
diterima-Nya sehingga kita terus semangat beribadah dan tidak menyombongkan
amal kebaikan di hadapan manusia.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok itu Keren!
Pesan Buku ODOH :
0813-5715-0324
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share
sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata :
_Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah
ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]