ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d RA, Rasul SAW Bersabda :
وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ
بِالْخَوَاتِيمِ
Amalan itu tergantung ending-nya.” [HR Bukhari]
Catatan Alvers
Dua bulan terakhir ini jagad medsos diributkan dengan
kisah perseteruan Dosen dan tetangganya pemilik rental mobil. Unggahan demi
unggahan menyedot perhatian netizen bahkan banyak diantara mereka mengaku
menunggu-menunggu unggahan terbaru dari perkembangan kisah tersebut. Pada babak
pertama, sang dosen dalam posisi tersudutkan sehingga ia menjadi bulan-bulanan
dari tetangganya dan juga netizen menghujat habis-habisan. Imbasnya ia di non
aktifkan dari kampus bahkan diusir dari area perumahan tempat tinggalnya. Namun
sekarang terjadi plot twist, di babak kedua tiba-tiba berbalik cerita. Sang
dosen yang sebelumnya dihujat sekarang dibela oleh netizen dan berbalik
arah berduyun-duyun menghujat tetangganya. Permasalahan
tersebut menarik perhatian wakil wali kota surabaya hingga KDM, gubernur jawa
barat. Salah satu podcastnya dalam 2 hari tayang sudah ditonton 4,8 Juta
Viewers (1/10/2025).
Plot twist bisa terjadi baik di dunia cerita maupun di dunia nyata, terjadi pada orang lain dan boleh jadi terjadi kepada kita sendiri. Apakah plot twist itu? Plot twist berasal dari bahasa Inggris, kata 'plot' artinya merencanakan (atau alur cerita) dan 'twist' artinya memutar. Sehingga plot twist diartikan sebagai pemutar-balikan alur dalam sebuah cerita sehingga membuat banyak orang terkejut. Kisah di atas termasuk jenis False Protagonist (protagonis palsu). [detik com] Pihak yang dulunya dianggap sebagai protagonis ternyata bukan.
Plot Twist, seorang yang dulunya hampir membunuh Rasul
SAW kini jasadnya berbaring di sebelah makam rasulullah SAW. Beliau adalah Umar
bin Khattab RA. Diriwayatkan oleh
Al-Hakim, Anas bin Malik RA berkata : “Seorang laki-laki dari Bani Zuhrah
bertemu dengan Umar (bin Khattab) sebelum ia masuk Islam, saat ia sedang
membawa pedang tergantung di tubuhnya. Orang itu bertanya: ‘Hendak ke mana
engkau pergi?’ Umar menjawab :
أُرِيْدُ أَنْ أَقْتُلَ مُحَمَّدًا
“Aku ingin membunuh Muhammad”.
Orang itu berkata : ‘Maukah aku tunjukkan sesuatu yang
lebih mengherankan, wahai Umar? Sesungguhnya iparmu, Sa‘id (bin Zaid), dan
saudara perempuanmu telah murtad (meninggalkan agama mereka) dan mengikuti
agama baru.’ Maka Umar berjalan menuju rumah mereka dengan marah. Ketika ia
mendekati pintu, ternyata di dalam rumah ada seorang laki-laki bernama Khabbab
yang sedang mengajarkan Surah Thaha kepada mereka. Ketika Khabbab mendengar
suara Umar, ia bersembunyi di bawah tempat tidur.
Umar masuk dan berkata : ‘Apa suara lirih yang aku dengar
dari kalian tadi?’
Mereka menjawab: ‘Itu hanya percakapan biasa antara
kami.’ Umar berkata: ‘Barangkali kalian telah murtad dan meninggalkan agama
kalian yang lama?’ Maka iparnya, Sa‘id bin Zaid, berkata: ‘Wahai Umar,
bagaimana jika kebenaran itu ternyata bukan pada agamamu?’ Umar pun menyerang
iparnya dan menginjaknya dengan keras. Lalu saudara perempuannya mendorong Umar
agar menjauh dari suaminya, maka Umar memukul wajahnya hingga berdarah. Dalam
keadaan marah, saudara perempuannya berkata: ‘Wahai Umar, bagaimana jika kebenaran
itu bukan pada agamamu? Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan
Muhammad adalah utusan Allah.’ Ketika Umar merasa putus asa, ia berkata:
‘Berikan kepadaku kitab yang kalian baca itu, agar aku membacanya.’ Saudarinya
berkata: ‘Engkau adalah orang yang
najis, dan tidak ada yang menyentuhnya kecuali orang-orang yang suci. Maka
mandilah atau berwudlulah terlebih dahulu.” [Al-Mustadrak]
Dalam riwayat Al-Baihaqi, disebutkan bahwa setelah itu
Umar pun bangkit dan berwudlu, lalu mengambil lembaran (Al-Qur’an) dan membaca
Surah Thaha hingga sampai pada ayat:
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا
إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
'Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan selain
Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.' [QS Thaha :
14]
Umar pun berkata: 'Tunjukkan aku kepada Muhammad!'.
Ketika Khabbab mendengar ucapan itu, ia langsung keluar dari persembunyian dan
berkata: 'Bergembiralah wahai Umar! Aku berharap engkau adalah orang yang
termasuk dalam doa Rasulullah SAW pada malam Kamis:
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ
بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ، أَوْ بِعَمْرِو بْنِ هِشَامٍ
Ya Allah, muliakanlah Islam dengan Umar bin al-Khattab
atau dengan Amr bin Hisham (Abu Jahl).'" [Dala’ilun Nubuwwah]
Plot Twist, siapa sangka sahabat Khalid bin Walid,
panglima yang gagah berani yang digelari oleh Rasul SAW sebagai :
سَيْفُ اللهِ الْمَسْلُوْلُ عَلَى
الْكُفَّارِ
'Pedang Allah yang terhunus terhadap orang-orang kafir.'
[Ma’rifatus Shahabah]
Dan sahabat Ikrimah yang bertempur dengan gagah berani
sehingga gugur sebagai syahid saat perang Yarmuk dengan lebih dari tujuh puluh
luka antara tusukan, lemparan, dan pukulan. [Siyari A’lamin Nubala] ternyata
dulunya mereka adalah orang yang memerangi kaum muslimin bahkan Ibnu Umar
menyatakan bahwa ketika perang uhud jumlah mereka (kafir Quraisy) tiga ribu
orang, dan di antara mereka terdapat dua ratus pasukan berkuda.
فَجَعَلُوا عَلَى مَيْمَنَتِهِمْ
خَالِدَ بْنَ الْوَلِيدِ وَعَلَى الْمَيْسَرَةِ عِكْرِمَةَ بْنَ أَبِي جَهْلٍ
Mereka menempatkan Khalid bin al-Walid di sayap kanan
pasukan, dan Ikrimah bin Abi Jahl di sayap kiri. [Zadul Ma’ad]
Plot Twist, siapa sangka seorang prajurit muslimin yang
gagah berani memerangi kaum musyrikin namun ia disabdakan Nabi SAW bahwa ia
menjadi penduduk neraka. Ternyata ketika ia terluka, ingin bunuh diri dengan
menghunjamkan ujung pedangnya ke dadanya hingga menembus diantara kedua
lengannya. Nabi SAW bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ
أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّهُ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ
الْجَنَّةِ وَإِنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
"Sungguh ada seorang hamba (yang menurut pandangan orang) melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun (berakhir dengan) menjadi penghuni surga, sebaliknya ada seorang hamba (yang menurut pandangan orang banyak) mengamalkan amalan penghuni surga, namun (berakhir) menjadi penghuni neraka . [HR Bukhari]
Dan dalam lanjutan hadits, Nabi SAW bersabda dengan
hadits utama yaitu “Amalan itu tergantung ending-nya.” [HR Bukhari]
Saya jadi teringat ayah kami, KH Badruddin Anwar ketika seseorang
yang ingin membuat buku biografi beliau untuk menjadi teladan para santri maka
beliau menolak dengan alasan khawatir plot twist. Hal ini sesuai dengan apa
yang disampaikan oleh Abdullah Ibnu Mas’ud RA:
مَنْ كَانَ مُسْتَنًّا
فَلْيَسْتَنَّ بِمَنْ قَدْ مَاتَ، فَإِنَّ الْحَيَّ لَا تُؤْمَنُ عَلَيْهِ
الْفِتْنَةُ.
"Barangsiapa ingin menjadikan seseorang sebagai
teladan, maka hendaklah ia meneladani orang yang telah wafat. Karena orang yang
masih hidup tidak aman dari fitnah. [Ar-Rahiqul Makhtum]
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan
pikiran kita untuk selalu istiqamah dalam kebaikan dan tidak memandang rendah
kepada orang yang belum baik karena kebaikan itu tergantung endingnya.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok itu Keren!
Pesan Buku ODOH :
0813-5715-0324
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share
sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata :
_Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka
sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
rev 031025
0 komentar:
Post a Comment