ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasul SAW Bersabda :
مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ
فَهُوَ فِي سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ
“Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka dia
berada di jalan Allah hingga pulang”. [HR Thabrani]
Catatan Alvers
Musibah itu datang secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan
sebelumnya. Ketika para santri sedang melaksanakan shalat ashar tiba-tiba
gedung mushola di salah satu pondok pesantren di sidoarjo ambruk. Beberapa
santri dinyatakan meninggal dunia dan lainnya luka-luka. Peristiwa yang tidak
diinginkan itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore. Kami turut berduka cita
sedalam-dalamnya atas musibah tersebut dan para santri di Pesantren Wisata
An-Nur 2 malang telah melakukan shalat ghaib untuk para santri yang menjadi
korban meninggal, pada jumat (3/10/2025).
Dalam hadits utama tadi, Rasul SAW bersabda : “Barang
siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka dia berada di jalan Allah hingga
pulang”. [HR Thabrani] Hadits ini dinyatakan oleh Imam Tirmidzi sebagai hadits
hasan dan menurut Albani sebagai hasan lighairih. [Shahihut Targhib wat Tarhib]
dengan demikian santri ketika berada di pesantren itu statusnya seperti berada
di medan perang sebagai mujahid, orang yang sedang berjihad.
Lantas jika seorang santri yang meninggal demikian itu seperti
orang yang jihad, apakah mereka termasuk mati syahid? Dari pemahaman hadits
tersebut mestinya demikian dan hal ini selaras dengan hadits yang berbunyi :
إِذَا جَاءَ الْمَوْتُ لِطَالِبِ
الْعِلْمِ وَهُوَ عَلَى هَذِهِ الْحَالِ، مَاتَ وَهُوَ شَهِيدٌ.
"Jika kematian datang kepada penuntut ilmu dalam
keadaan seperti ini, maka ia mati sebagai syahid." [HR Al-Bazzar]
Al-Munawi berkata : "Ia mati sebagai syahid"
maksudnya adalah syahid dalam pandangan akhirat yakni dihukumi sebagai syahid
akhirat, sehingga ia mendapatkan derajat syahid akhirat. Ini merupakan tanda
husnul khatimah (akhir kehidupan yang baik), dan di dalamnya terdapat motivasi
besar untuk menuntut ilmu dan terus istiqamah dalam menuntutnya, meskipun telah
lanjut usia dan mendekati masa tua, agar kematian menjemputnya dalam keadaan
seperti itu, sehingga ia termasuk golongan para syuhada." [Faidlul Qadir]
Lebih jelasnya, Rasul SAW pernah bertanya : Siapakah
Syahid menurut kalian? Para sahabat menjawab : Orang yang tewas ketika
berperang di jalan Allah. Maka Rasul SAW bersabda :
إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا
لَقَلِيلٌ
Kalau demikian, maka orang mati syahid di kalangan ummatku itu berjumlah sedikit.
[HR Muslim]
Jadi dalam hadits tersebut Rasul menegaskan bahwa di
samping ada syahid karena gugur di medan pertempuran, terdapat syahid lain yang
dikenal dengan syahid akhirat. Apa saja itu? Di antaranya disebut dalam hadits
berikut, Rasul SAW bersabda:
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ :
المَطْعُوْنُ، وَالمَبْطُوْنُ، وَالغَرِيْقُ، وَصَاحِبُ الهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ
فِي سَبِيْلِ اللَّه
Orang yang mati syahid itu ada lima macam, yaitu orang
yang mati karena 1. wabah penyakit, 2.
penyakit perut, 3. tenggelam, 4. tertimpa reruntuhan, dan 5. syahid dalam peperangan
fi-sabilillah. [HR Bukhari Muslim]
Dengan demikian, para santri yang meninggal karena
tertimpa bangunan mushola itu semoga mendapat predikat syahid dari dua sebab yaitu
karena menuntut ilmu dan kedua karena mereka termasuk “shahibul hadm” (orang
yang tertimpa reruntuhan). Dan tidak hanya syahid, mereka yang meninggal dunia
ketika menuntut ilmu akan memperoleh keutamaan besar yang lain. Rasul SAW
bersabda :
مَنْ جَاءَ أَجَلُهُ وَهُوَ
يَطْلُبُ الْعِلْمَ، لَقِيَ اللهَ، وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّينَ
إِلَّا دَرَجَةُ النُّبُوَّةِ
Barangsiapa datang ajalnya dalam keadaan menuntut ilmu,
maka ia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak ada jarak antara dirinya
dan para nabi kecuali derajat kenabian. [HR Thabrani]
Maka betapapun ini adalah musibah yang sangat besar,
seyogyanya para wali santri bisa bersabar dan berbesar hati karena insyaallah anak mereka
mendapatkan kemuliaan yang sangat besar. Dan meng-ikhlaskan atas musibah yang
menimpa, merupakan amal baik yang sungguh mulia. Dalam hadits qudsy, Allah SWT
berfirman :
مَا لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي
جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ
إِلَّا الْجَنَّةُ
Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang mu'min di sisi-Ku,
di waktu Aku mengambil (mewafatkan) kekasihnya dari ahli dunia, kemudian ia
meng-ikhlaskannya (dengan mengharapkan ridlo Allah), melainkan ia akan
mendapatkan surga.[HR Bukhari]
Secara umum, orang yang menuntut ilmu itu akan mendapatkan
prioritas masuk surga. Rasul SAW Bersabda :
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ
فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga” [HR Timidzi]
Al-Mubarakfuri berkata : “Allah memudahkan baginya (masuk
surga) dengan sebab ilmu (yang ia pelajari)”. [Tuhfatul Ahwadzi] As-Sindi
berkata : “Ungkapan itu bisa jadi merupakan kinayah dari pemberian taufik (bimbingan
Allah) untuk berbuat kebaikan ketika di dunia atau kinayah dari memasukkan mereka
ke surga di akhirat tanpa susah payah. [Hasyiyah As-Sindi]
Lantas mungkin ada yang bertanya, ilmu yang dituntut itu apakah
harus ilmu agama? Imam Ghazali berkata : Ilmu yang dimaksud dalam hadits
tersebut adalah “Al-ilm An-Nafi’” (ilmu yang bermanfaat), yaitu
الَّذِي يَزِيدُ فِي الْخَوْفِ
مِنَ اللَّهِ، وَيَنْقُصُ مِنَ الرَّغْبَةِ فِي الدُّنْيَا
“ilmu yang menambah rasa takut kepada Allah dan
mengurangi ketertarikan terhadap dunia”.
Setiap ilmu yang tidak mengajakmu dari dunia menuju
akhirat maka kebodohan (dalam ilmu tersebut) lebih bermanfaat bagimu daripada
mengetahui ilmu itu." [Faidlul Qadir]
Al-Mubarakfuri berkata : kata “Ilman” dalam hadits
disebutkan dalam bentuk nakirah itu supaya mencakup semua dari macam ilmu agama
- sedikit ataupun banyak - jika niatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah,
menebarkan manfaat ataupun mengambil manfaat. [Tuhfatul Ahwadzi]
Apakah yang dimaksud penutut ilmu itu santri saja? Imam
Ghazali berkata : Yang dimaksud dengan 'penuntut ilmu' di sini adalah mencakup
siapa saja yang berusaha menyebarkannya dan memberi manfaat kepada hamba-hamba
Allah. Maka termasuk di dalamnya : guru, pengajar, mufti, dan penulis. Jadi,
yang dimaksud bukan hanya orang yang sedang belajar saja." [Faidlul Qadir]
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan
pikiran kita untuk selalu menuntut ilmu yang bisa mendekatkan kita kepada
akhirat serta bersabar atas semua takdir - baik maupun buruk - yang menimpa.
Semoga para santri yang wafat ditinggikan derajatnya dan para wali santri
diberi kesabaran dan ketabahan.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok itu Keren!
Pesan Buku ODOH :
0813-5715-0324
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya
kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang
ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._
[At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment