Friday, October 3, 2025

SYAHIDNYA SANTRI YANG TERTIMPA

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasul SAW Bersabda :

مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِي سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ

“Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka dia berada di jalan Allah hingga pulang”. [HR Thabrani]

 

Catatan Alvers

 

Musibah itu datang secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya. Ketika para santri sedang melaksanakan shalat ashar tiba-tiba gedung mushola di salah satu pondok pesantren di sidoarjo ambruk. Beberapa santri dinyatakan meninggal dunia dan lainnya luka-luka. Peristiwa yang tidak diinginkan itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore. Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah tersebut dan para santri di Pesantren Wisata An-Nur 2 malang telah melakukan shalat ghaib untuk para santri yang menjadi korban meninggal, pada jumat (3/10/2025).

 

Dalam hadits utama tadi, Rasul SAW bersabda : “Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka dia berada di jalan Allah hingga pulang”. [HR Thabrani] Hadits ini dinyatakan oleh Imam Tirmidzi sebagai hadits hasan dan menurut Albani sebagai hasan lighairih. [Shahihut Targhib wat Tarhib] dengan demikian santri ketika berada di pesantren itu statusnya seperti berada di medan perang sebagai mujahid, orang yang sedang berjihad.

 

Lantas jika seorang santri yang meninggal demikian itu seperti orang yang jihad, apakah mereka termasuk mati syahid? Dari pemahaman hadits tersebut mestinya demikian dan hal ini selaras dengan hadits yang berbunyi :

إِذَا جَاءَ الْمَوْتُ لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَهُوَ عَلَى هَذِهِ الْحَالِ، مَاتَ وَهُوَ شَهِيدٌ.

"Jika kematian datang kepada penuntut ilmu dalam keadaan seperti ini, maka ia mati sebagai syahid." [HR Al-Bazzar]

 

Al-Munawi berkata : "Ia mati sebagai syahid" maksudnya adalah syahid dalam pandangan akhirat yakni dihukumi sebagai syahid akhirat, sehingga ia mendapatkan derajat syahid akhirat. Ini merupakan tanda husnul khatimah (akhir kehidupan yang baik), dan di dalamnya terdapat motivasi besar untuk menuntut ilmu dan terus istiqamah dalam menuntutnya, meskipun telah lanjut usia dan mendekati masa tua, agar kematian menjemputnya dalam keadaan seperti itu, sehingga ia termasuk golongan para syuhada." [Faidlul Qadir]

 

Lebih jelasnya, Rasul SAW pernah bertanya : Siapakah Syahid menurut kalian? Para sahabat menjawab : Orang yang tewas ketika berperang di jalan Allah. Maka Rasul SAW bersabda :

إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ

Kalau demikian, maka orang mati syahid  di kalangan ummatku itu berjumlah sedikit. [HR Muslim]

 

Jadi dalam hadits tersebut Rasul menegaskan bahwa di samping ada syahid karena gugur di medan pertempuran, terdapat syahid lain yang dikenal dengan syahid akhirat. Apa saja itu? Di antaranya disebut dalam hadits berikut, Rasul SAW bersabda:

الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ : المَطْعُوْنُ، وَالمَبْطُوْنُ، وَالغَرِيْقُ، وَصَاحِبُ الهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللَّه

Orang yang mati syahid itu ada lima macam, yaitu orang yang mati karena 1. wabah penyakit,  2. penyakit perut, 3. tenggelam, 4. tertimpa reruntuhan, dan 5. syahid dalam peperangan fi-sabilillah. [HR Bukhari Muslim]

 

Dengan demikian, para santri yang meninggal karena tertimpa bangunan mushola itu semoga mendapat predikat syahid dari dua sebab yaitu karena menuntut ilmu dan kedua karena mereka termasuk “shahibul hadm” (orang yang tertimpa reruntuhan). Dan tidak hanya syahid, mereka yang meninggal dunia ketika menuntut ilmu akan memperoleh keutamaan besar yang lain. Rasul SAW bersabda :

مَنْ جَاءَ أَجَلُهُ وَهُوَ يَطْلُبُ الْعِلْمَ، لَقِيَ اللهَ، وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّينَ إِلَّا دَرَجَةُ النُّبُوَّةِ

Barangsiapa datang ajalnya dalam keadaan menuntut ilmu, maka ia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak ada jarak antara dirinya dan para nabi kecuali derajat kenabian. [HR Thabrani]

 

Maka betapapun ini adalah musibah yang sangat besar, seyogyanya para wali santri bisa bersabar dan berbesar hati karena insyaallah anak mereka mendapatkan kemuliaan yang sangat besar. Dan meng-ikhlaskan atas musibah yang menimpa, merupakan amal baik yang sungguh mulia. Dalam hadits qudsy, Allah SWT berfirman :

مَا لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ إِلَّا الْجَنَّةُ

Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang mu'min di sisi-Ku, di waktu Aku mengambil (mewafatkan) kekasihnya dari ahli dunia, kemudian ia meng-ikhlaskannya (dengan mengharapkan ridlo Allah), melainkan ia akan mendapatkan surga.[HR Bukhari]

 

Secara umum, orang yang menuntut ilmu itu akan mendapatkan prioritas masuk surga. Rasul SAW Bersabda :

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga” [HR Timidzi]

 

Al-Mubarakfuri berkata : “Allah memudahkan baginya (masuk surga) dengan sebab ilmu (yang ia pelajari)”. [Tuhfatul Ahwadzi] As-Sindi berkata : “Ungkapan itu bisa jadi merupakan kinayah dari pemberian taufik (bimbingan Allah) untuk berbuat kebaikan ketika di dunia atau kinayah dari memasukkan mereka ke surga di akhirat tanpa susah payah. [Hasyiyah As-Sindi]

 

Lantas mungkin ada yang bertanya, ilmu yang dituntut itu apakah harus ilmu agama? Imam Ghazali berkata : Ilmu yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah “Al-ilm An-Nafi’” (ilmu yang bermanfaat), yaitu

الَّذِي يَزِيدُ فِي الْخَوْفِ مِنَ اللَّهِ، وَيَنْقُصُ مِنَ الرَّغْبَةِ فِي الدُّنْيَا

“ilmu yang menambah rasa takut kepada Allah dan mengurangi ketertarikan terhadap dunia”.

Setiap ilmu yang tidak mengajakmu dari dunia menuju akhirat maka kebodohan (dalam ilmu tersebut) lebih bermanfaat bagimu daripada mengetahui ilmu itu." [Faidlul Qadir]

 

Al-Mubarakfuri berkata : kata “Ilman” dalam hadits disebutkan dalam bentuk nakirah itu supaya mencakup semua dari macam ilmu agama - sedikit ataupun banyak - jika niatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah, menebarkan manfaat ataupun mengambil manfaat. [Tuhfatul Ahwadzi]

 

Apakah yang dimaksud penutut ilmu itu santri saja? Imam Ghazali berkata : Yang dimaksud dengan 'penuntut ilmu' di sini adalah mencakup siapa saja yang berusaha menyebarkannya dan memberi manfaat kepada hamba-hamba Allah. Maka termasuk di dalamnya : guru, pengajar, mufti, dan penulis. Jadi, yang dimaksud bukan hanya orang yang sedang belajar saja." [Faidlul Qadir]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan pikiran kita untuk selalu menuntut ilmu yang bisa mendekatkan kita kepada akhirat serta bersabar atas semua takdir - baik maupun buruk - yang menimpa. Semoga para santri yang wafat ditinggikan derajatnya dan para wali santri diberi kesabaran dan ketabahan.

 

Salam Satu Hadits,

Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani

Ayo Mondok! Mondok itu Keren!

Pesan Buku ODOH :  0813-5715-0324

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 komentar:

Post a Comment