إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Tuesday, December 2, 2025

NIL, SUNGAI DARI SURGA

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :

سَيْحَانُ وَجَيْحَانُ وَالْفُرَاتُ وَالنِّيلُ كُلٌّ مِنْ أَنْهَارِ الْجَنَّةِ

Sayhan, Jayhan, Furat, Nil itu semua berasal dari sungai-sungai surga. [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Hadits tersebut adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam bukhari juga meriwayatkan hadits yang senada, yaitu ketika Rasul SAW mi’raj hingga sampai ke langit dunia setelah langit yang ke tujuh, beliau menemukan dua sungai yang mengalir. Lalu beliau bertanya: ‘Wahai Jibril, Apakah dua sungai ini?’ Jibril menjawab:

هَذَا النِّيلُ وَالْفُرَاتُ عُنْصُرُهُمَا

‘Ini adalah asal dari Sungai Nil dan Sungai Efrat.’ [HR Bukhari]

 

Dan dalam hadits lain ketika Nabi sampai ke sidratul muntaha, beliau menemukan di dasarnya terdapat empat sungai, dua sungai bathin dan dua sungai dhahir. Beliaupun bertanya lalu Jibril berkata :

 

أَمَّا الْبَاطِنَانِ فَفِي الْجَنَّةِ وَأَمَّا الظَّاهِرَانِ النِّيلُ وَالْفُرَاتُ

Adapun dua sungai yang bathin berada di surga, sedangkan dua sungai yang dhahir adalah Sungai Nil dan Sungai Efrat.” [HR Bukhari]

 

Sungai nil berasal dari air surga? Apa maksudnya? al-Qadli Iyadl menyebutkan dua penafsiran (takwil) dari hadits tersebut yaitu : Pertama, (ditafsiri secara majazi) bahwa iman telah meliputi negeri di mana sungai itu berada, atau jasad-jasad yang mendapatkan asupan dari airnya akan kembali menuju surga. Kedua, (penfsiran secara hakiki) dan ini yang lebih kuat, bahwa hal itu sesuai dengan makna lahiriah, yakni sungai-sungai tersebut memiliki materi (maaddah) dari surga. Surga itu sendiri adalah makhluk yang telah diciptakan dan ada saat ini menurut keyakinan Ahl al-Sunnah. Imam Muslim telah menyebutkan dalam Kitab al-Iman pada hadits Isra’ bahwa Sungai Efrat dan Nil keluar dari surga. Sedangkan dalam riwayat al-Bukhari disebutkan dari dasar Sidratul Muntaha.” [Syarah Muslim]

 

Ibnu Hajar al-Asqalani berkata : “Kesimpulannya, asal sungai-sungai itu berada di surga. Keduanya (Nil dan Efrat) awal mulanya keluar dari asalnya, kemudian mengalir hingga menetap di bumi lalu memancar (menjadi mata air). Dari hal ini diambil dalil tentang keutamaan air Sungai Nil dan Efrat karena sumbernya dari surga... Ada juga yang mengatakan bahwa penyebutan sungai-sungai ini berasal dari surga hanyalah sebagai perumpamaan dengan sungai-sungai surga,

لِمَا فِيهَا مِنْ شِدَّة الْعُذُوبَةِ وَالْحُسْنِ وَالْبَرَكَةِ

“karena di dalamnya terdapat rasa yang sangat segar, keindahan, dan keberkahan”.

Namun pendapat pertama lebih utama.” [Fathul Bari]

 

Ulama kontemporer rupanya lebih condong kepada penafsiran terakhir ini. Syekh Ali Jum’ah diantaranya, yang merupakan mantan mufti agung Mesir dan anggota Majelis Ulama Mesir berkata : “Nil dan Efrat yang ada di surga bukanlah Nil dan Efrat yang ada di bumi, tetapi keduanya mirip dalam bentuk. Maksudnya adalah kita dapat melihat gambaran surga dalam kehidupan dunia dengan melihat Nil dan Efrat... Sebagai contoh, jika engkau ingin melihat seseorang dari penghuni surga, maka lihatlah kepada ibu seorang syahid ... Maka mungkin saja kita melihat penghuni surga di dunia. Itulah makna sabda Nabi SAW : ‘Surga berada di bawah telapak kaki ibu’. Dengan berbakti kepada ibu, engkau dapat melihat surga... Sebagaimana kita akan menemukan air, buah-buahan, dan lainnya, sebagaimana firman Allah Ta‘ala dalam Surat al-Baqarah ayat 25 : Wa utu bihi Mustasyabiha (Dan mereka diberi rezeki di dalamnya buah-buahan yang serupa). Di surga terdapat sesuatu yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terlintas di hati manusia.” [vetogate com]

 

Terlepas dari perbedaan penafsiran di atas maka hadits shahih diatas menunjukkan akan keutamaan air Sungai Nil dari sungai-sungai lainnya. Dan alhamdulillah penulis sendiri telah mengunjungi sungai nil. Sungai Nil memiliki panjang lebih dari 6.500 km. Melewati 11 negara. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia (polemik). [Detik com]. Sungai ini juga berkontribusi besar bagi kehidupan warga negara Mesir (yang merupakan negara tandus).

 

Dahulu, sungai Nil setiap tahunnya mengalami surut dan untuk membuatnya mengalir kembali maka orang mesir saat itu menjadikan seorang gadis sebagai tumbalnya. Dan ketika Amr bin ash menguasai mesir maka ia melarang hal itu. Ketika surut melanda sungan Nil hingga tiga bulan dan orang-orang mesir hampir-hampir meninggalkan negeri itu karena kekeringan maka ‘Amr menulis surat kepada ‘Umar bin al-Khaṭṭāb. Dan ‘Umar mengirimkan surat untuk dilemparkan ke dalam sungai nil. Surat itu berbunyi : “Dari hamba Allah, ‘Umar Amirul Mukminin, kepada Nil penduduk Mesir. Amma ba‘d:

فَإِنْ كُنْتَ تَجْرِي مِنْ قِبَلِكَ فَلَا تَجْرِ، وَإِنْ كَانَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ يُجْرِيكَ فَنَسْأَلُ اللَّهَ الْوَاحِدَ الْقَهَّارَ أَنْ يُجْرِيَكَ.

Jika engkau mengalir dari dirimu sendiri, maka janganlah engkau mengalir. Tetapi jika Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa yang menjadikanmu mengalir, maka kami memohon kepada Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa agar menjadikanmu mengalir.” [Kanzul Ummal]

 

‘Amr pun melemparkan kartu itu ke dalam sungai Nil dan Keesokan harinya, Allah menjadikan Nil mengalir setinggi enam belas hasta. Maka tahun buruk itu pun terputus dari penduduk Mesir. Kisah ini juga terdapat dalam Tafsir Ibni Katsir.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk memahami apa yang kita temui melalui hadits sesuai dengan penafsiran para Ulama.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.