Friday, July 27, 2018

GERHANA, MOMEN BERSEDEKAH*



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari ‘Aisyah RA, Nabi SAW bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” [HR. Bukhari]

Catatan Alvers

Sudahkah anda bersedekah dini hari tadi?, di momen gerhana dini hari tadi (28/07/2018) di samping kita dianjurkan untuk melaksanakan sholat gerhana kita juga diajurkan oleh Rasul saw untuk “tashaddaqu” bersedekah sebagaimana hadits di atas. Rasul saat terjadi gerhana sangat khawatir kalau saat itu adalah hari akhir dari kehidupan dunia, hari kiamat. Sebagaimana diriwayatkan dari sahabat Abu Musa R.A, ia berkata :
خسفت الشمس فقام النبي صلى الله عليه وسلم فزعا يخشى أن تكون الساعة
Telah terjadi gerhana matahari, maka Rasulullah saw langsung terbangun seketika dalam keadaan takut, takut jika hari tersebut adalah Hari Qiamat " [HR Bukhari]


Jika belum, bersedekahlah sekarang karena bersedekah itu dianjurkan kapan saja sehingga tidak harus menunggu terjadinya gerhana. Namun demikian, ketika momen gerhana lebih dianjurkan lagi untuk bersedekah karena gerhana mengingatkan kepada hari akhir atau kiamat dimana sedekah tidak lagi memungkinkan.

Seseorang pastilah mengalami hari akhir dalam hayatnya yaitu hari kematiannya. Sebelum semua itu terjadi maka hendaklah memperbanyak amal kebaikan khususnya sedekah. Sedekah adalah amal yang sangat diinginkan oleh orang yang akan mengalami akhir hidupnya. Sebagaimana Allah menceritakan perkataan orang yang mau menghadapi kematiannya :
 رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ
"Wahai Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda [kematian]ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah..." [QS. Al-Munafiqun: 10]
Ibnu Abbas RA berkata :
ما قصر أحد في الزكاة والحج إلا سأل الرجعة عند الموت
Tidaklah seseorang meninggalkan zakat (sedekah) dan haji dengan sembrono melainkan ia meminta agar dikembalikan ke dunia saat kematiannya [Tafsir Jalalain]

Jika orang yang sembrono dalam sedekah wajib (zakat) meminta dihidupkan kembali maka itu hal yang wajar, tetapi bagaimana bisa  orang lainnya juga meminta ditambah umurnya? Dan ada apa dengan sedekah? Kenapa dia tidak mengatakan, "Maka aku dapat melaksanakan umrah" "Maka aku dapat melakukan sholat atau puasa" dll? Maka dikatakan : “Tidaklah seorang mayit menyebutkan "sedekah" kecuali karena dia melihat betapa besarnya pahala sedekah setelah dia meninggal”. Dengan demikian ia merasa menyesal kenapa sedekah yang dia berikan dahulu tidak lebih banyak dan lebih bagus?

Maka dari itu, Marilah perbanyak bersedekah, karena seorang mukmin akan berada dibawah naungan sedekahnnya. Rasulullah saw bersabda,
كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ
“Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskan perkara-perkara di antara manusia.” [HR. Ahmad]

Dan bersedekah-lah pula atas nama bapak ibu kita yang sudah meninggal, karena sesungguhnya mereka sangat berharap kembali ke dunia untuk bisa bersedekah dan beramal shalih, maka bantulah mereka untuk mewujudkan harapannya. Dari ‘Aisyah RA bahwasanya ada seseorang mendatangi Nabi saw, kemudian dia bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Ibuku tiba-tiba saja meninggal dunia dan tidak sempat menyampaikan wasiat padaku. Seandainya dia ingin menyampaikan wasiat, pasti dia akan mewasiatkan agar bersedekah untuknya.
فهل لها أجر إن تصدقت عنها
Apakah Ibuku akan mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya? Rasulullah saw menjawab, “Iya”. [HR. Bukhari]

Mengapa kita bersedekah untuk orang tua kita? Karena Allah tidak mengabulkan permintaan mereka untuk ditambahi umurnya dalam arti yang hakiki namun Allah menambah umur mereka dengan makna majazi sebagaimana disebutkan oleh Rasul SAW :

إن الله لا يؤخر نفسًا إذا جاء أجلها وإنما الزيادة في العمر أن يرزق الله العبدَ ذُرية صالحة يدعون له فيلحقه دعاؤهم في قبره
Sesungghnya Allah tidak menunda ajal seseorang jika sudah tiba waktunya. Hanya saja penambahan umur itu berwujud pemberian Allah kepadanya berupa keturunan yang shalih yang mendoakannya lalu doanya sampai kedalam kuburnya [Tafsir Ibnu Katsir]

Janganlah menunda-nunda waktu untuk bersedekah. Ada seseorang yang bertanya :”Ya Rasulallah, Sedekah yang bagaimana yang paling besar pahalanya? Maka Rasul SAW menjawab :
 أن تصدق وأنت صحيح شحيح تخشى الفقر وتأمل الغِنى ولا تُمهل حتى إذا بلغتِ الحلقوم قلتَ: لفلان كذا ولفلان كذا وقد كان لفلان.
Engkau bersedekah dalam keadaan sehat lagi pelit dan engkau khawatir miskin dan menginginkan kaya dan engkau tidak menundanya sampai ruh sampai di kerongkongan lalu engkau baru berkata : Untuk si fulan sekian dan untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan [HR Bukhari]

Mengapa demikian? Al-Khattabi berkata : bersedekah ketika sakit tidak bisa menghapuskan tanda kekikirannya. Ibnu Baththal berkata:  sifat Kikir itu biasanya terjadi ketika sehat, maka bersedekah ketika sehat lebih menunjukkan kesungguhan niat dan besarnya pahala [Fathul Bari] Wallahu A’lam. Semoga Allah al-bari menjadikan kita sebagai anak shalih yang terus mendoakan orang tua dan gemar bersedekah serta meringankan tangan-tangan kita untuk mengeluarkan sedekah atas nama mereka.

0 komentar:

Post a Comment