إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Wednesday, February 8, 2017

SADAP MENYADAP (INTERSEPSI)


*ONE DAY ONE HADITH*

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas RA, Nabi SAW bersabda,
وَمَنِ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ أَوْ يَفِرُّونَ مِنْهُ ، صُبَّ فِى أُذُنِهِ الآنُكُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa menguping omongan orang lain, sedangkan mereka tidak menyukainya atau lari darinya, maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada hari kiamat.” [HR. Bukhari]

_Catatan Alvers_

Penyadapadan akhir-akhir ini kembali heboh pasca kasus percakapan telpon yang dituduhkan terjadi antara tokoh agama terkemuka dengan mantan presiden. Perkara sadap menyadap buknalah hal baru. Tidak hanya mantan presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah disadap, banyak pemimpin negara besar yang juga pernah jadi korban penyadapan.

Pengungkapan penyadapan terbesar terjadi pada tahun 2013 saat dokumen rahasia badan intelijen Amerika Serikat, NSA, dibocorkan oleh Edward Snowden ke media dan WikiLeaks yang telah menyadap 35 pemimpin negara. Dan pada tahun 2014 disebutkan ada 122 pemimpin jadi korban penyadapan, utamanya para pemimpin negara dalam KTT G20 di Kanada. [Kumparan com] Kasus penyadapan menjadi marak karena saat ini ternyata teknologi yang ada di film James Bond itu telah berkembang begitu pesatnya. Penyadapan hampir tidak mungkin diantisipasi, bahkan ratusan juta orang bisa disadap dalam waktu yang bersamaan.

Menurut Pakar Kriptografi, metode penyadapan yang berkembang saat ini ada dua, yakni pertama lawful interception dengan berkerjasama dengan perusahaan provider. Kedua, tactical interception, yaitu menyadap dengan batuan alat sadap portabel pada radius trebatas. Penyadapan model ini harus mendekati kepada target penyadapan. Misalnya target berada di gedung DPR, maka penyadap harus mendekat lokasi seperti di tempat parkir gedung DPR. Penyadapan model ini tidak memerlukan nomor handphone karena semua handphone yang berada pada radius alat tersebut otomatis akan tersadap. Metode kedua inipun sekarang telah berkembang macamnya sehingga radiusnya bertambah jauh.[jpnn com]

Menyadap atau dikenal dalam bahsa hukum sebagai intersepsi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia didefiniskan sebagai perbuatan mendengarkan (merekam) informasi (rahasia, pembicaraan) orang lain dengan sengaja tanpa sepengetahuan orangnya. [KBBI web id] Penyadapan merupakan perbuatan yang dilarang oleh Pasal 40 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (“UU Telekomunikasi”) yang berbunyi: “Setiap orang dilarang melakukan kegiatan penyadapan atas informasi yang disalurkan melalui jaringan telekomunikasi dalam bentuk apapun”.

Yang dimaksud dengan penyadapan (intersepsi) tersebut adalah kegiatan memasang alat atau perangkat tambahan pada jaringan telekomunikasi untuk tujuan mendapatkan informasi dengan cara tidak sah. Pada dasarnya informasi yang dimiliki oleh seseorang adalah hak pribadi yang harus dilindungi sehingga penyadapan harus dilarang. [Penjelasan Pasal 40 UU Telekomunikasi ] dan barang Siapa yang melanggarnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun. [ Pasal 56 UU Telekomunikasi ]

Di dalam islam, tindakan penyadapan adalah tergolong perbuatan yang haram karena tindakan menyadap ini tergolong tindakan menguping pembicaraan orang lain tanpa sepengetahuan dengan ancaman lebih berat dari pada hukuman yang dijatuhkan oleh UU telekomnukiasi di atas karena Rasul ﷺ bersabda dalam hadits utama di atas : “Barangsiapa menguping omongan orang lain, sedangkan mereka tidak menyukainya atau lari darinya, maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada hari kiamat.” [HR. Bukhari]

Islam merupakan agama yang sangat menghormati hak-hak sesama manusia baik bagi setiap individu maupun masyarakat. Dalam rangka menjaga keharmonisan hubungan sesama manusia maka islam menganjurkan setiap individu menutup aib orang lain dan melarang mencari-cari kesalahan mereka dengan menguping dan memata-matai.

Imam Al-Ghazali menceritakan bahwa di suatu malam, Khalifah Umar RA berkeliling untuk melihat situasi kondisi kota madinah. Saat itu ia mendengar dari suatu rumah suara lelaki sedang bernyanyi maka didekatilah rumah tersebut dan Umarpun memanjat pagarnya untuk melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata, Umar melihat lelaki tersebut sedang meminum khamer bersama seorang perempuan. Umar lantas berteriak “Hai Musuh Allah, Akankah kau menyangka bahwa Allah akan menutupi perbuatan maksiatmu ini?”
Lalu lelaki itu berkata :
وأنت يا أمير المؤمنين فلا تعجل، فإن كنت قد عصيت الله واحدة فقد عصيت الله في ثلاثة
Janganlah tergesa-gesa wahai Amirul Mu’minin!, Jika aku bermaksiat kepada Allah dalam satu hal maka engkau telah bermaksiat kepadaNya dalam tiga Hal.

Pertama, Allah SWT berfirman “Janganlah engkau memata-matai” [QS Al-Hujurat : 12] sedangkan engkau telah melanggarnya dengan memata-mataiku. Kedua, Allah SWT berfirman “Bukanlah kebaikan mendatangi rumah dari belakang” [AL-Baqarah : 189] sedangkan engkau telah memanjat rumahku. Ketiga, Allah SWT berfirman “Janganlah masuk rumah selain rumahmu sehingga kau meminta ijin dan mengucapkan salam” [QS An-NUR : 27] sedangkan kau telah menyusup dalam rumahku tanpa ijin dan tanpa mengucap salam. 

Umar berkata: “Apakah kau memiliki kebaikan untuk memaafkanku?”. Lelaki itu menjawab: Demi Allah wahai Amirul Mu’minin, Jika engkau memaafkanku atau pelanggaranku kali ini maka aku tidak akan mengulanginya lagi selamanya”. Maka Khalifah umarpun keluar dari rumah tersebut dan meninggalkannya. [Ihya Ulumuddin]

Perbuatan menyadap atau menguping pembicaraan orang lain termasuk tindakan tajassus yang terlarang. Tajassus (spionase) adalah mencari-cari kesalahan orang lain dengan menyelidikinya atau memata-matainya. Dalam kamus literatur bahasa Arab, Imam Ibnu Manzhur tajassus diartikan “bahatsa ‘anhu wa fahasha” yaitu mencari berita atau menyelidikinya.[ Lisan al-‘Arab]

Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” [QS Al-Hujurat : 12]

Tajassus biasanya merupakan kelanjutan dari prasangka buruk sehingga dalam ayat tadi, Allah Ta’ala melarang secara bersamaan.

Rasulullah ﷺ bersabda,
إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”[HR Bukhari]

Terdapat perbedaan pendapat dalam makna Tahassus dan tajassus. Ada ulama yang mengatakan keduanya adalam sama, sinonim dan adapula yang mengatakan berbeda. Yahya ni Abi Katsir seorang tabi’in berkata :
Tajassus berarti mencari-cari kesalahan sedangkan tahassus berarti menguping, mendengarkan percakapan orang lain. [fathu Bari] dengan demikian tajassus lebih umum daripada tahassus.

Perbedaan selanjutnya, Kata ‘tajassus’ lebih sering digunakan untuk suatu kejahatan sedangkan kata ‘tahassus’ terkadang digunakan untuk hal yang baik. Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT :
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ
(Ya’qub berkata) “Wahai anak-anakku, pergilah kalian, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya…” [QS. Yusuf: 87]

Terlepas dari perbedaan tersebut, maka perbuatan mencari-cari kesalahan orang lain dengan menguping, memata-matai atau yang lainnya adalah perbuatan tercela. Pelakunya lupa bahwa dirinya juga memiliki dosa dan kesalahan yang sama bahkan boleh jadi lebih besar dari targetnya. Maka sebaiknya, mata-matailah diri sendiri sebelum memata-matai orang lain. Sungguh rugi orang yang mencari-cari kesalahan orang lain dan sebaliknya sungguh beruntung orang yang mau mencari-cari kesalahan diri sendiri. Rasulullah ﷺ bersabda :
طُوْبَى لِمَنْ شَغَلَهُ عَيْبُهُ عَنْ عُيُوْبِ النَّاسِ
Beruntunglah orang yang sibuk dengan aibnya sendiri, sehingga tidak sempat memperhatikan aib orang lain [HR Al-Baihaqi]

Bahkan orang yang mau melihat dan memeriksa kesalahan dirinya sendiri itu lebih baik daripada ia memiliki karomah dapat melihat hal ghaib. Syekh Atha’illah As-sakandary:
تَشَوُّفُكَ اِلَى مَا بَطَنَ فِيْكَ مِنَ الْعُيُوْبِ خَيْرٌ مِنْ تَشَوِّفِكَ اِلَى مَا حُجِبَ عَنْكَ مِنَ الْغُيُوْبِ
Usahamu untuk mengetahui apa yang tersimpan dalam dirimu dari berbagai macam cela itu lebih baik daripada usahamu kepada apa yang terhalang darimu dari berbagai macam perkara yang ghaib [Al-Hikam]

Dan terakhir, Tajassus itu diperkecualikan jika menjadi cara untuk menyelamatkan orang yang terancam di bunuh, dianiaya atau menghindarkan orang lain dari perbuatan maksiyat seperti zina. [Fathul Bari] Maka dari itu, termasuk dalam ranah perkecualian disebutkan dalam Pasal 31 UU 19/2016 ayat 3 :  Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku terhadap intersepsi atau penyadapan yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum atas permintaan kepolisian, kejaksaan, atau institusi lainnya yang kewenangannya ditetapkan berdasarkan undang-undang. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menyibukkan diri dengan kesalahan diri sendiri sehingga kita enggan untuk menguping apalagi menyadap pembicaraan orang lain.

_Salam Satu Hadith,_
DR.H.Fathul Bari Alvers
PP Annur2.net Malang, Ind

DAPATKAN BUKU ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA
(Singkat, Padat, Akurat)
Buku Serial #1 Indahnya Hidup Bersama Rasul SAW
Buku Serial #2 Motivasi Bahagia dari Rasul SAW
Harga Promo, hub.: 081216742626

*UMRAH ALVERS* Bersama Admin, Periode 20 April 2017 *Promo Hanya Rp 26 Juta* (Net, tanpa tambahan) *Pesawat Saudia Langsung Madinah,* Hotel Dekat, 13 Hari (Mekkah 7 H –Madinah 4 H) Free: Pigura Foto Depan Ka’bah, Video Dokumentasi, Asuransi-Airport tax-Handling-Perlengkapan. Kuota terbatas, cepat daftar via *WA : 08125214321*

Monday, January 30, 2017

I MISS U, MECCA


*ONE DAY ONE HADITH*

Rasulullah SAW bersabda :
وَاللَّهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ وَأَحَبُّ أَرْضِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ وَلَوْلَا أَنِّي أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ
“Demi Allah. Engkau adalah sebaik-baik bumi, dan bumi Allah yang paling dicintaiNya. Seandainya aku tidak terusir darimu, aku tidak akan keluar (meninggalkanmu)” [HR Tirmidzi]

_Catatan Alvers_

Rasul SAW begitu berat meninggalkan kota satu ini. Seandainya beliau tidak terusir dari sana, niscaya beliau tidak akan keluar meninggalkanya. Begitu pula perasaan setiap muslim dari ummatnya yang hendak berpisah dengannya. Tak terkecuali kami, kamipun merasakan berat meninggalkannya. Sambil mengitari ka'bah untuk pamitan, kami berdoa :

Ya Allah ya Tuhan kami! Janganlah engkau jadikan hari ini sebagai hari penghabisan bagiku untuk menziarahi Baitullah, Ya Allah ya Tuhan Kami !

Datang dan pergi silih berganti, Mekkah kota yang tiada pernah sepi. Sesuai dengan namanya, Mekah yang berasal dari kata "imtakka" yang artinya mendesak atau mendorong. Kota ini disebut Mekah karena manusia berdesak-desakan di sana [Mu’jam al-Buldan].

Surveeey membuktikan, pusat ritual agama satu2nya yang gak pernah lengang dari ummatnya adalah masjidil haram mekkah. Siaran live tv parabola yang bisa ditonton langsung oleh seluruh dunia tanpa edit tanpa sensor. Seandainya ada pusat ritual agama lain yang disiarkan secara live 24 jam niscaya yang terlihat adalah kursi saja atau benda mati saja.

Kota yang gersang, tiada tumbuhan namun menjadi kota impian dan melimpah keberkahan tanpa kekurangan buah-buahan atau makanan. Para jamaah senantiasa hidup terjamin, makanan dan minuman berlebih-lebih bahkan buah-buahan setiap hari kita makan tanpa mengerti letak kebun dan pohonnya.

Itu semua wujud doa dari khalilullah (kekasih Allah)- Ibrahim AS;

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
“Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” [QS. Ibrahim: 37]

Berkah doa Nabi ibrahim AS yang lain adalah semangat ibadah yang menggelora saat berada di mekkah yang tidak ditemui di tempat yang lain. Namun demikian, mudah-mudahan kami beserta jamaah dapat mempertahankan motivasi ibadah ini dan membawanya ke tanah air sebagai indikator kemabruran umrah kami.

Di samping semangat ibadah, kedamaian adalah faktor plus dr kota mekkah. Allah swt memberi keistimewaan pada Makkah sebagai Al-Balad al-Amin (kota yang aman), Allah berfirman,
وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ
“Demi al-Balad al-Amin ini (Mekkah).” [QS. At Tin: 3].

Terbukti Ketika Allah menundukkan kota Makkah untuk Rasulullah, beliau berdiri di tengah orang-orang, lalu memuji Allah dan menyanjung-Nya, kemudian bersabda: “Sesungguhnya Allah telah melindungi kota Makkah dari pasukan gajah dan menguasakannya kepada Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. [HR Bukhari].

Nantipun Dajjal tidak akan bisa memasuki Kota Makkah dan Madinah karena malaikat akan menjaga dua kota tersebut, Dimana Tidak ada satu negeri pun melainkan Dajjal akan mampir di tempat tersebut. Dalam hadits Fathimah bin Qais RA disebutkan bahwa Dajjal berkata,

فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِى الأَرْضِ فَلاَ أَدَعَ قَرْيَةً إِلاَّ هَبَطْتُهَا فِى أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَىَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِى مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِى عَنْهَا وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلاَئِكَةً يَحْرُسُونَهَا
“Aku akan keluar dan menelusuri muka bumi. Tidaklah aku membiarkan suatu daerah kecuali pasti aku singgahi dalam masa empat puluh malam selain Makkah dan Thoybah (Madinah Nabawiyyah). Kedua kota tersebut diharamkan bagiku. Tatkala aku ingin memasuki salah satu dari dua kota tersebut, malaikat menemuiku dan menghadangku dengan pedangnya yang mengkilap. Dan di setiap jalan bukit ada malaikat yang menjaganya.” [HR. Muslim]

Subhanallah, walhamdulillah. Segala puji hanya bagi Allah swt yang telah menyampaikan kami ke tanah suci ini. Tiada harapan terindah melainkan memperoleh janji
Rasulullah Saw :

هذا البيت دعامة من دعائم الإسلام فمن حج البيت أو اعتمر فهو ضامن على الله فإن مات أدخله الجنة وإن رده إلى أهله رده بأجر وغنيمة
“Baitullah ini adalah sebuah tiang di antara tiang-tiang Islam, barangsiapa melakukan ibadah haji atau umrah maka dia berada dalam tanggungan Allah. Jika ia wafat maka akan dimasukkan ke dalam surga, dan jika ia dikembalikan kepada keluarganya dalam keadaan selamat, dia akan kembali dengan membawa pahala dan ghanimah.” [HR Thabrani] Wallahu A'lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk tetap semangat beribadah dimanapun dan kapanpun. Semoga Allah menyampaikan kita semua ke tanah suci dan ridlo ilahi.

_Salam Satu Hadith,_
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind

Jelang sayonara mekkah
30 Januari 2017

ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat)
READY STOCK BUKU ONE DAY#1#2
Distributor : 081216742626

*UMRAH ALVERS GROUP*
Periode April 2017
💰 Biaya : *Rp.25 Jutaan*
🗓 Lama : 12 hari
📕FREE Buku One Day #2

Sunday, January 29, 2017

VERSUS MASJIDIL HALAL?

ONE DAY ONE HADITH
Spesial ditulis di Depan Ka'bah

Dari Jabir RA, Rasulullah saw bersabda:

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ، وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ
“Shalat di masjidku (Nabawi), lebih utama seribu kali (dibandingkan) shalat di selainnya kecuali Masjidil haram. Dan shalat di Masjidil haram lebih utama seratus ribu (dibandingkan) shalat (di selainnya).“ [HR. Ahmad]

Catatan Alvers

Ada sebuah kisah lucu, seorang yang berumrah sedang ambil miqat di salah satu masjid miqat. Sekeluar dari masjid sembari menunggu jamaah rombongannya keluar semua maka ia menyulut rokok. Belum sempat ia menghisap rokok maka ia mendengar teriakan dari seberang jalan "haram". Ia bergumam dalam hati, payah di sini rokokan haram hukumnya. Iapun kemudian mengeluarkan soft drink dari tasnya untuk diminum maka iapun mengurungkan niatnya karena mendengar teriakan haram. Iapun akhirnya mengeluarkan sepotong roti dan ketika hendak dimakan maka ia lagi lagi mendengar suara lantang "haram". Datanglah ketua rombongan menghampirinya dan bapak satu ini bertanya. Pak ustadz disini emangnya rokok, soft drink dan roti haram ya? Kok saya tadi diteriakin sama syeikh berjubah di seberang jalan itu. Pak ustadz sambil menahan ketawanya menjelaskan," o itu adalah sopir taksi pak. Ia teriak teriak haram karena taksinya jurusan masjidil haram. Jadi teriaknya, haram haram".

Kata haram pada masjidil haram seringkali di dudukkan berlawanan dengan kata halal sehingga ada masjid di satu daerah yang bernama masjidil halal, entah apa maksud penamaan ini namun akhirnya terkesan sebagai antonim, lawan kata dari masjidil haram. Apakah benar demikian?

Ketika disebut kata Masjidil Haram maka pemahaman seseorang langsung tertuju pada sebuah masjid terbesar di dunia yang terletak di tanah suci kota Mekkah, yang menjadi tujuan utama dalam ibadah haji sekaligus ka'bah yang ada di dalamnya yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah Shalat lima waktu sehari-hari.

Namun tahukah anda alvers, apa maksud sebenarnya dari kata haram dan masjidil haram?

Pertama, masjidil haram bermakna ka'bah.
فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ المسجد الحرام
Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (ka'bah). [QS Al-Baqarah : 143]

Kedua, bermakna mekkah.

(لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ ۖ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ
Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram (mekkah al-mukarramah), insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya. [QS Al-Fath 27]

Ketiga, bermakna masjid. Sebagaimana dalam hadits utama di atas yakni shalat di Masjidil haram lebih utama seratus ribu (dibandingkan) shalat (di tempat selainnya). Ini artinya shalat sekali di masjidil haram setara (pahalanya) dengan 100.000 shalat atau 20.000 hari atau 55 tahun. Subhanallah.

Sisi lain keutamaan masjidil haram adalah tidak adanya larangan untuk melakukan shalat kapan pun, bahkan termasuk pada waktu-waktu yang dilarang (makruh tahrim) untuk melakukan shalat, yaitu
1. Saat Istiwa (matahari tepat ditengah yang tidak menimbulkan bayangan) kecuali dihari Jum'at
2. Saat terbitnya matahari
3. Setelah shalat Shubuh hingga matahari naik ukuran sepenggalah
4. Setelah menjalankan shalat Ashar
5. Saat terlihat matahari kekuning-kuningan hingga ia tenggelam [Al-Iqna]

Hal itu dikarenakan Nabi Muhammad SAW telah bersabda:
يا بَنِي عَبْدِ مَنافٍ ، لا تَمْنَعُوا أحدًا طَافَ بهِذا البيتِ وصلَّى أَيَّةَ ساعَةٍ شاءَ من لَيْلٍ أوْ نَهارٍ
“Wahai Bani Abdi Manaf, janganlah kalian melarang seoranpun yang akan thawaf (mengelilingi tujuh kali) sekitar Ka’bah, dan seorang yang akan menunaikan shalat pada waktu malam atau siang,” [HR Abu Daud]

Khitab ini ditujukan oleh Rasul saw kepada Bani Abdi Manaf yang ternyata pemerintahan dan kekuasaan di Makkah kembali pada mereka, karena merekalah pemimpin-pemimpin Makkah, dan urusan-urusan dalam haji (menjamu jamaah haji dengan memberikan minum, makanan, pengamanan) mereka yang melakukannya. [Tuhfatul Ahwadzi]

Keempat, Tanah Haram.
إِنَّمَا المشركون نَجَسٌ فَلاَ يَقْرَبُواْ المسجد الحرام بَعْدَ عَامِهِمْ هذا
Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis (secara maknawiyah), maka janganlah mereka mendekati Masjidil haram (tanah haram) sesudah tahun ini.

Hingga sekarang orang non muslim dilarang masuk tanah haram sehingga jalan menuju mekkah terpisah dua lajur, satu lajur untuk kaum muslimin dan lajur yang lain adalah jalan untuk non muslim.

Hasan Al-Ghamidi, seorang pilot dan pemerhati urusan penerbangan sipil dalam video rekaman yang diunggah di jejaring sosial facebook mengatakan :

Pesawat tidak boleh melintas di atas Ka’bah dan Masjidil Haram bukan karena adanya gelombang magnet yang terpancar dari Ka’bah, ataupun adanya ruangan hampa di atas kiblat umat Islam sebagaimana di viralkan di medsos, melainkan karena untuk melindungi keselamatan dan kenyamanan para jamaah umrah dan haji mengingat posisi kota Makkah yang berada di wilayah pegunungan, dimana jika pesawat melintas menyebabkan efek suara yang ditimbulkan mesin pesawat dapat memantul dan menimbulkan efek buruk bagi para jamaah umrah dan haji.

Sebab lainnya adalah karena di dalam pesawat yang melintas sangat memungkinkan adanya penumpang non muslim. Dan dalam Al-Quran disebutkan bahwa non muslim tidak boleh memasuki wilayah Makkah dan Madinah.

Hal penting lain yang berkenaan dengan makna yangbke empat dimana masjidil haram diartikan sebagai tanah haram adalah kelipatan pahala shalat di masjidil haram sebagai hadits utama di atas adalah berlaku juga di semua tanah haram. Sebagaimana pendapat seorang tabi’in dari Makkah yaitu Atha bin Abi Rabah, beliau adalah imamnya ahli Makkah di masanya. Rabi’ bin Shubaih bertanya:
يا أبا محمد، هذا الفضل الذي يذكر في المسجد الحرام وحده أو في الحرم كله؟
“wahai abu Muhammad, keutamaan yang disebutkan itu apakah untuk masjidil haram saja atau semua tanah haram?”.

Maka, Atha bin Abi Rabah menjawab:
بل في الحرم كله، إن الحرم كله مسجد
“semua tanah haram, karena sesungguhnya tanah haram itu semuanya masjid”.[Musnad At-Thayalisi]

Selanjutnya, Haram juga Menumpahkan Darah (Pembunuhan) dan Mematahkan Tumbuhan serta mengganggu hewan.
فهو حرام بحرمة الله إلى يوم القيامة، لا يعضد شوكه، ولا ينفر صيده، ولا يلتقط لقطته إلا من عرفها، ولا يختلى خلاها 
“….maka sejak itu (negeri Makkah) haram dengan keharaman Allah hingga hari kiamat, duri-durinya tidak boleh dipatahkan, binatang buruannya tidak boleh di usir (diganggu), barang yang jatuh di Makkah tidak boleh diambil, kecuali untuk mencari (pemiliknya), tumbuh-tumbuhannya tidak boleh ditebang…..,” [HR Bukhari dan Muslim]

Maka dari itulah mengapa banyak burung dara berkeliaran bebas dan menjadi pemandangan menarik yang bisa ditemui di sekitar masjidil haram tanpa ada yang berani mengusiknya atau memburunya.

Dari uraian itu jelas bahwa haram adalah lawan kata halal dan haram juga bermakna mulia sebagaimana maklum adanya.

Wallahu A'lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk banyak belajar lagi dan bersikap toleran terhadap perbedaan amaliyah.

_Salam Satu Hadith,_
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind

Ditulis di depan Ka'bah
29 Januari 2017

ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat)
READY STOCK BUKU ONE DAY#1#2
Distributor : 081216742626

*UMRAH ALVERS GROUP*
Periode April 2017
💰 Biaya : *Rp.25 Jutaan*
🗓 Lama : 12 hari
📕FREE Buku One Day #2

Saturday, January 28, 2017

SI ALIM TIDAK SUKA "USIL"


*ONE DAY ONE HADITH*

_Edisi Spesial_
_Ditulis di depan Ka'bah_

Rasulullah saw bersabda,
إِذَا َاجْتَهَدَ الْحَاكِمُ فَأَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ وَإِذََا اجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ
“Jika seorang hakim berijtihad lalu benar, maka ia berhak mendapat dua pahala, namun jika ia berijtihad lalu salah, maka ia mendapat satu pahala” [HR Bukhari]

_Catatan Alvers_

Selama ini banyak orang mengira bahwa beribadah di masjidil haram lebih nyaman karena tidak akan ada yang usil terhadap amaliyah kita karena di tempat ini sangatlah beragam madzhab dan bahasanya. Namun kali ini saya membuktikannya, ternyata selama di sini banyak mendapati orang lain "usil" dengan apa yang saya perbuat. Mulai shalat qabliyah maghrib, idhtiba' sewaktu sa'i hingga membaca quran dari HP.

Mendapat perlakuan "usil" semacam ini kami lebih memilih untuk no comment di hadapan mereka karena seorang yang berhaji dan berumrah dilarang untuk bermujadalah, berbantah-bantahan. Lagian juga tidak ada gunanya karena sama-sama tidak paham bahasa mereka, bahasa turki dll. Namun untuk membantu jamaah yang kebingungan dan demi berbagi pengalaman dengan alvers semua maka saya tulis pengalaman ini.

Baiklah saya mulai jelaskan dengan hadits utama di atas. Dalam memutuskan suatu perkara, seorang hakim mengerahkan segenap daya dan upaya serta segenap kapasitas keilmuan yang dimilikinya. Hasil ijtihadnya boleh jadi benar sesuai dengan hakikatnya karena keluasan ilmunya dan boleh jadi salah karena keterbatasannya sebagai manusia yang tak luput dari salah dan khilaf. Namun hal ini tidak jadi kendala, jika ia benar dapat dua pahala jika salahpun ia tidak berdosa bahkan tetap mendapat satu pahala.

Hadits di atas menegaskan adanya perbedaan hasil ijtihad kendati dasar hukum yang digunakan adalah sama. Dan ijtihad sendiri direstui oleh Nabi saw. Ketika Nabi mengutus Sahabat Muadz bin Jabal ke Yaman sebagai hakim Nabi bertanya:
كيف تقضي إذا عرض لك قضاء؟
Bagaimana cara kamu menghukumi suatu masalah hukum?
Muadz menjawab: Saya akan putuskan dengan Quran. Nabi bertanya: Apabila tidak kamu temukan dalam Quran? Muadz menjawab: Dengan sunnah Rasulullah. Nabi bertanya: Kalau tidak kamu temukan? Muadz menjawab:
أجتهد رأيي ولا آلو
Saya akan berijtihad dengan pendapat saya dan tidak akan mundur.
Muadz berkata: Lalu Nabi memukul dadaku dan bersabda:
الحمد لله الذي وفق رسول رسول الله لما يرضي رسول الله
Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada utusan dari utusannya Rasulullah terhadap suatu perbuatan yang diridloi Rasulullah. [HR Ahmad]

Tergesa-gesa menuduh keliru kepada amalan saudara seiman menunjukkan kerdilnya jiwa dan kurangnya wawasan keilmuan Islam. Dan sebaliknya jika seseorang tidak banyak "usil" dengan amalan orang lain yang berbeda maka hal ini salah satu indikator keluasan ilmunya.

Dzun Nun Al-Mishri berkata :
النَّاسُ أَعْدَاءُ مَا جَهِلُوا
“Manusia itu menjadi musuh terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya.” [Al-Khulf Bayna Jaisy Mishr]

Selaras dengan pembahasan ini, ada sebuah kalam hikmah:
من كثر علمه قل إنكاره
Barang siapa yang banyak ilmunya maka ia sedikit mengingkari.

Syeikh sa'ud as-syuraim (Lahir th.1966) imam masjidil haram menjelaskan dalam statusnya di twitter :
إذا زاد علم المرء قل إنكاره على المخالف ؛ لعلمه أن لديه دليلا
Jika ilmu seseorang bertambah banyak maka ia sedikit mengingkari orang yang menyelisihinya (dalam suatu amalan) karena ia tahu bahwa orang lainpun memiliki dalil (atas apa yang ia amalkan [@saudalshureem]

Sikap seperti inilah yang ditunjukkan para sahabat yang merupakan generasi terbaik dalam menghadapi masalah khilafiyah. Mereka banyak beramal dan sedikit berdebat dan sebaliknya orang sekarang banyak  berdebat dan sedikit beramal. Muhammad bin Abu Bakr bertanya kepada Anas di waktu pagi saat berada di Arafah, "Bagaimana menurut Anda mengenai talbiyah di hari ini?" Anas menjawab,
سِرْتُ هَذَا الْمَسِيرَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ فَمِنَّا الْمُكَبِّرُ وَمِنَّا الْمُهَلِّلُ وَلَا يَعِيبُ أَحَدُنَا عَلَى صَاحِبِهِ
"Aku menelusuri jalan ini bersama Nabi saw, di antara kami ada yang membaca takbir dan ada pula yang membaca tahlil, namun tak seorang pun dari kami yang "usil" dengan mencela temannya. [HR Muslim]

Masalah shalat qabliyah maghrib adalah masalah khilafiyah yang tdk sepatutnya di pertentangkan. Dalam Shahih Bukhari disebutkan,
صَلُّوا قَبْلَ صَلاَةِ الْمَغْرِبِ – قَالَ فِى الثَّالِثَةِ – لِمَنْ شَاءَ كَرَاهِيَةَ أَنْ يَتَّخِذَهَا النَّاسُ سُنَّةً
“Shalat sunnahlah sebelum Maghrib, beliau mengulangnya sampai tiga kali dan mengucapkan pada ucapan ketiga, “Bagi siapa yang mau, karena dikhawatirkan hal ini dijadikan sunnah.” [HR. Bukhari]

Juga ada hadits dari Anas bin Malik, ia berkata,
كُنَّا بِالْمَدِينَةِ فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ لِصَلاَةِ الْمَغْرِبِ ابْتَدَرُوا السَّوَارِىَ فَيَرْكَعُونَ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ الْغَرِيبَ لَيَدْخُلُ الْمَسْجِدَ فَيَحْسِبُ أَنَّ الصَّلاَةَ قَدْ صُلِّيَتْ مِنْ كَثْرَةِ مَنْ يُصَلِّيهِمَا
“Dahulu ketika kami berada di Madinah, ketika muadzin mengumandangkan adzan Maghrib, mereka langsung saling berlomba untuk melakukan shalat dua raka’at dan dua raka’at. Sampai-sampai jika ada orang asing yang masuk dalam masjid, ia akan menyangka bahwa shalat Maghrib sudah dilaksanakkan karena saking banyaknya orang yang melakukan shalat dua raka’at tersebut.”  [HR. Muslim]

Imam Nawawi menjelaskan, “Riwayat-riwayat di atas menunjukkan akan dianjurkannya shalat sunnah dua raka’at antara tenggelamnya matahari dan shalat maghrib dilaksanakan. Namun mengenai anjuran shalat sunnah sebelum Maghrib ada dua pendapat dalam madzhab Syafi’i, yang paling kuat dalam madzhab adalah tidak disunnahkan. Namun berdasarkan pendapat para peneliti hadits, yang lebih kuat adalah shalat sunnah sebelum Maghrib tetap disunnahkan, alasannya karena dukungan hadits-hadits di atas.” [Syarh Shahih Muslim]

Mengenai masalah Idhtiba’.
وهو جعل وسط ردائه تحت منكبه الايمن،
وطرفيه على الايسر - للاتباع
Idhtiba’ adalah mengenakan selendang ihram dengan posisi bagian tengah selendang ihram di bawah pundak kanan (sebelah bawah ketiak kanan) sedangkan kedua ujungnya di atas pundak kiri.

Pertanyaannya, bagaimanakah hukumnya idhtiba' sewaktu sa'i? Sayyed bakri berkata:
وكذا يسن الاضطباع في السعي، قياسا على الطواف.
Begitu pula, sunnah idhtiba' dalam sa'i dengan hukum qiyas kepada thawaf. [I'anatut thalibin]

Imam Nawawi berkata :
قَالَ أَصْحَابُنَا وَيُسَنُّ الِاضْطِبَاعُ أَيْضًا فِي السَّعْيِ هَذَا هُوَ الْمَذْهَبُ وَبِهِ قَطَعَ الْجُمْهُورُ وَفِيهِ وَجْهٌ شَاذٌّ أَنَّهُ لَا يُسَنُّ فِيهِ مِمَّنْ حَكَاهُ الرَّافِعِيُّ
Para ulama pengikut imam syafi'i berkata ; idhtiba' hukumnya sunnah juga ketika sa'i. Dan inilah pendapat madzhab syafii dan dipastikan oleh mayoritas ulama. [Majmu']

Dan terakhir masalah membaca qur'an dari HP. Ini menjadi pilihan karena quran di HP memberikan tanda terkahir di baca secara otomatis sehingga lebih mudah untuk lanjutan pembacaan khataman. Begitu pula ketika ada ayat yg kurang difahami maka dengan mudah mendapatkan tafsirnya.

Saya sengaja tidak mencari rujukan dalam kasus ini di dalam kitab kuning dimana HP belum ada. Namun berdasarkan fatwa-fatwa para ulama modern yang secara kebetulan kami jadikan rujukan karena kami sedang berada di saudi sehingga lebih relevan dengan pertanyaan. Syeikh shaleh munajjid, riyadh berkata :

أنه لا فرق بين التلاوة في المصحف المطبوع على الأوراق وبين القراءة في الهاتف فمنزلتهما سواء.

Bahwa tidak ada bedanya membaca quran dari mushaf cetakan berupa kertas dan membacanya dari HP. Keduanya sama saja [islamqa]

Dan dalam situs fatwa yang lain disebutkan :
وبهذا يتبين أنه إذا قرأت القرآن في الجوال بخشوع وتدبر ، لم ينقص أجرك عن قراءته في المصحف إن شاء الله ، فالمدار كله على حضور القلب وانتفاعه بالقرآن
Dengan ini menjadi jelas bahwa jika kau membaca quran dari HP dengan khusu' dan tadabbur maka pahalanya tidaklah lebih sedikit dari membaca quran lewat mushaf. InsyaAllah. Maka acuannya adalah konsentrasi dan kemanfaatannya.[alukah]

Mohon pengertian, merujuk ke situs tersebut bukan serta merta menjadikan penulisnya seorang wahhabi. Wallahu A'lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk banyak belajar lagi dan bersikap toleran terhadap perbedaan amaliyah.

_Salam Satu Hadith,_
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind

Ditulis di depan Ka'bah
28 Januari 2017

ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat)
READY STOCK BUKU ONE DAY#1#2
Distributor : 081216742626

*UMRAH ALVERS GROUP*
Periode April 2017
💰 Biaya : *Rp.25 Jutaan*
🗓 Lama : 12 hari
📕FREE Buku One Day #2

Wednesday, January 25, 2017

PESONA KAKBAH


*ONE DAY ONE HADITH*

Diriwayatkan dari Ibn Abbas RA, Rasul SAW Bersabda :

يُنْزِلُ اللهُ كُلَّ يَوْمٍ عِشْرِيْنَ وَمِائَةِ رَحْمَةٍ سِتُّوْنَ مِنْهَا لِلطَّائِفِيْنَ وَأَرْبَعُوْنَ لِلْعَاكِفِيْنَ حَوْلَ الْبَيْتِ وَعِشْرُوْنَ مِنْهَا لِلنَّاظِرِيْنَ إِلَى الْبَيْتِ
Allah menurunkan tiap harinya  120 rahmat . Enam puluh  rahmat untuk orang – orang yang menjalankan tawaf .  40 untuk orang – orang yang ber itikaf  di sekitar baitullah . 20 untuk orang – orang yang melihat Ka`bah .[HR Thabrani]

_Catatan Alvers_

Sambil memandangnya, aku teringat sebuah lirik lagu:
_"Memandangmu...walau Selalu...
Tak Akan Pernah Beri...jemu Di Hatiku..."_
Tentu saja lirik ini dilagukan dengan objek yang berbeda. Karena lirik lagu tadi kali ini ditujukan ke ka'bah.

Kubus hitam satu ini memang memiliki pesona yang sungguh luar biasa. Ka’bah menjadi sentra ritual pertama dalam peradaban manusia. Allah swt berfirman:

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
Sesungguhnya rumah pertama yang dibangun untuk  tempat manusia beribadah adalah yang ada di Makkah. [QS Ali Imran: 96]

Namun demikian, dalam agama islam ia bukanlah berhala, tuhan yang disembah ataupun perantara kepada Allah sebagaimana kaum paganisme menjadikan berhala sebagai sesembahan. Allah dengan lugas dan tegas berfirman,
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ
Maka sembahlah tuhan rumah ini [QS Quraysh :3]

Ka’bah adalah lambang persatuan ummat islam yang tidak dimiliki oleh ummat lain. Inilah yang menyebabkan mereka iri dan hasud atas agama islam sebagaimana Rasul saw bersabda :

Mereka (orang yahudi) iri kepada kita (orang islam) atas kiblat yang mana kita diberi petunjuk untuk menghadap kiblat sedangkan mereka sesat darinya, dan atas sholat jum’at yang mana kita diberi petunjuk untuknya sedangkan mereka sesat darinya, dan atas ucapan “amin” kita dibelakang imam. [HR Al-Baihaqi]

Memandang ka'bah adalah bernilai ibadah sebagaimana dalam hadits utama di atas yaitu orang yang memandangnya akan 20 rahmat dari Allah swt. Dan lebih dari itu memandang ka'bah adalah waktu mustajabah. Dalam hadits di sebutkan :

” تُفْتَحُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيُسْتَجَابُ الدُّعَاءُ فِي أَرْبَعَةِ مَوَاطِنَ: عِنْدَ الْتِقَاءِ الصُّفُوفِ، وَعِنْدَ نُزُولِ الْغَيْثِ، وَعِنْدَ إِقَامَةِ الصَّلَاةَ، وَعِنْدَ رُؤْيَةِ الْكَعْبَةِ “
‘pintu-pintu langit dibuka dan doa diijabah pada empat waktu: ketika bertemunya pasukan (ketika perang), ketika turun hujan, ketika shalat ditegakkan dan ketika melihat Ka’bah‘”.[HR Baihaqi]

Al-Munawi berkata: maksud saat memandang ka'bah boleh jadi pandangan pertama orang yang datang atau juga mencakup keadaan selama memandangnya, maka selama seseorang memandang ka'bah itu artinya pintu langit terbuka dan doa mustajabah. Dan maksud yang pertama adalah yang lebih dekat dengan kebenaran. [Faidlul Qadir]

Bahkan ada segolongan ulama yang menganjurkan untuk tetap melihat ka'bah ketika shalat di masjidil haram. Meskipun  menurut al-Asnawi pendapat tersebut adalah dla'if [Mughnil Muhtaj]

Dan menurut Khudaifah al-Ghifari, Ketika melihat ka'bah Rasul saw membaca doa :
اللَّهُمَّ زِدْ بَيْتَكَ هَذَا تَشْرِيفًا، وَتَعْظِيمًا، وَتَكْرِيمًا، وَبِرًّا، وَمَهَابَةً، وَزِدْمَنْ شَرَّفَهُ، وَعَظَّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ أَوِ اعْتَمَرَهُ تَعْظِيمًا، وَتَشْرِيفًا، وَتَكْرِيمًا، وَبِرًّا، وَمَهَابَةً
Ya Allah tambahilah keagungan, kebesaran, kemuliaan, dan kehormatan rumah suci-Mu ini. Dan tambahkanlah keagungan, kemuliaan, kebesaran, dan kebaikan serta kewibawaan orang yang mengagungkan dan memuliakannya di antara mereka yang datang untuk berhaji atau berumrah dengan keagungan, kemuliaan, kebesaran, dan kebaikan serta kewibawaan [HR Thabrani]

Selanjutnya ketika melihat ka'bah, kita melihat ribuan tangan melambai ke arah hajar aswad sambil mengumandangkan basmalah dan takbir. Lebih dekat lagi kita akan melihat kerumunan orang orang yang berjubel berebut untuk menciumnya.

Batu satu ini sangat istimewa lebih istimewa dari batu merah delima yang mahal harganya. Ia bukanlah batu biasa, Rasul saw menjelaskan :
نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ
Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Namun dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”. [HR. Tirmidzi]

Namun demikian, kendati hajar aswad adalah batu surga, ia tetaplah batu biasa. Ia menjadi primadona bukan karena keistimewaanya tersebut melainkan karena ittiba Nabi saw. Sahabat ‘Umar RA pernah mendatangi Hajar Aswad lantas menciumnya. Dan Ia pun berkata,
إِنِّى أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ ، وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ
Aku tahu engkau hanyalah batu, tidak bisa memberikan bahaya dan tidak bisa pula mendatangkan manfaat.Sekiranya Aku tidak melihat Nabi saw menciummu, maka aku pun takkan menciummu.” [HR Bukhari]

Statement brillian dari sahabat umar ini menegasikan bahwa ka'bah adalah berhala ummat bagi islam.

Selanjutnya yang menarik dari syariat mencium hajar aswad adalah :-
فَإِنْ لَمْ يَتَمَكَّنْ مِنْ ذَلِكَ أشار بيده أو بشئ فِي يَدِهِ إلَى الِاسْتِلَامِ ثُمَّ قَبَّلَ مَا أَشَارَ بِهِ 
jika seseorang tidak bisa menciumnya maka hendaknya ia berisyarat mengusap hajar aswad dengan tangannya atau dengan sesuatu yang ada ditangannya kemudian ia menciumnya. [Al-Majmu']

Ini adalah prinsip beribadah dalam islam yang sangat indah dan jauh dari kata pemaksaan bahkan sebaliknya hal tersebut membuktikab bahwa islam itu kental dengan fleksibilitas ajarannya. Rasul saw bersabda :
وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
dan apa yang aku perintahkan maka lakukanlah semampu kalian. [HR Bukhari Muslim]

Dan terakhir dari tulisan odoh yang kami rampungkan di masjidil haram ini adalah bahwa ritual mencium hajar aswad haruslah tetap menjaga diri untuk tidak menyakiti orang lain. Rasul saw berpesan:
يا عمر إنك رجل قوي لا تزاحم على الحجر فتؤذي الضعيف إن وجدت خلوة فاستلمه وإلا فاستقبله وهلل وكبر
Wahai umar, kau adalah lelaki yang kuat. Jangan kau berdesakan untuk mencium hajar aswad karena hal itu akan menyakiti yang lemah. Jika kau temukan kelonggaran maka sentuhlah hajar aswad itu namun jika kondisi sedang berdesakan maka hadapkan mukamu ke arahnya dan bacalah tahlil serta takbir [HR Ahmad] Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk semangat beribadah layaknya berada di dekat ka'bah dengan tidak menyakiti orang lain. Semoga Allah menyampaikan kita semua ke tempat-tempat mustajabah-Nya.

_Salam Satu Hadith,_
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind

ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat)
READY STOCK BUKU ONE DAY#1#2
Distributor : 081216742626

*UMRAH ALVERS GROUP*
Periode April 2017
 Biaya : *Rp.25 Jutaan*
 Lama : 12 hari
FREE Buku One Day #2

Monday, January 23, 2017

MAGNET MASJID NABAWI


*ONE DAY ONE HADITH*

Dari Jabir RA, Nabi SAW bersabda :
صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ
“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” [HR. Ahmad]

_Catatan Alvers_

Saat sholat ashar di masjid nabawi ada seorang pemuda berjubah dan bersorban khas arab saudi bertanya kepada saya, di mana posisi raudlah? Saya tunjukkan lokasi raudlah yang kebetulan berada di posisi sebelah kiri sekitar lima meter di mana saya sholat. Saya merasa heran mengapa orang tersebut tidak tau posisi raudlah, taman surga nabi? Yang diperebutkan jutaan orang yang datang ke masjid nabawi? karena Rasul SAW bersabda :
ما بين بيتي ومنبري روضة من رياض الجنة
“antara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) dari taman-taman surga” [HR Tirmidzi]

Mengobati rasa penasaran saya, akhirnya saya bertanya dari mana asalnya? Dia menjawab dari kota jeddah. Dan dia juga menceritakan bahwa dia pertama kali berkunjung ke masjid nabawi. MasyaAllah, ternyata orang yang rumahnya dekat sekitar 400 KM saja terasa berat untuk datang ke masjid nabawi. Hal ini membuktikan bahwa ziarah masjid Rasul itu ternyata lebih dipengaruhi oleh faktor kemauan daripada kemampuan. Dan untuk memotivasi dia, saya berkata Alhamdulillah kami berasal dari indonesia yang jaraknya lebih dari 8.000 KM dan sudah berkali-kali datang ke masjid nabawi.

Masjid nabawi adalah salah satu masjid yang dianjurkan untuk tujuan religi. Rasul SAW bersabda,
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ، وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ – صلى الله عليه وسلم – وَمَسْجِدِ الأَقْصَى
“Tidaklah pelana itu diikat (untuk melakukan perjalanan dalam rangka ibadah) kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, masjid Rasul saw dan masjidil Aqsha” [HR. Bukhari]

Karena anjuran tersebut cukup logis, karena secara dogmatis bahwa sholat di masjid ini setara dengan 1000 kali sholat di masjid lainnya sebagaimana hadits utama di atas. Ini berarti sekali sholat di sana sama halnya sholat 6,5 Bulan di masjid atau tempat lainnya. Subhanallah, sungguh besar pahalanya. Maka tak ayal masjid ini menjadi magnet ibadah kaum muslimin dari seluruh penjuru dunia tanpa pandang warna kulit, bahasa bahkan kasta. Mereka semua berjubel berebut sholat di masjid nabawi terlebih di raudhah.

Seusai shalat, mereka berbondong-bondong melintasi sisi makam Nabi saw untuk mengucapkan salam dan istimewanya Rasul saw akan menjawab secara langsung. Dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA disebutkan:
ما من أحد يُسَلِّمُ عليّ؛ إلا رَدَّ الله عَلَيَّ روحي، حتى أرُدَّ عليه السلامَ ".
“Tidaklah salah seorang mengucapkan salam kepadaku, kecuali Allah akan mengembalikan ruh ku sehingga aku bisa membalas salamnya.” [HR Abu Dawud]

Sudah maklum bahwasanya orang yang meninggal, ruhnya berpisah dari jasadnya, sehingga jasadnya di makamkan ke dalam bumi. Adapun ruhnya akan tetap hidup di Alam Barzah. Namun khusus untuk para Nabi lebih dari itu, mereka itu hidup di dalam kuburnya. Sehingga menguatkan hadits di atas, Dalam hadits shahih Rasul saw bersabda :
الْأَنْبِيَاءُ أَحْيَاءٌ فِي قُبُورِهِمْ يُصَلُّونَ
“(Arwah) Para Nabi itu hidup di dalam kubur mereka, mereka itu shalat.” [HR. Al-Bazzar]

Posisi kuburan Nabi ditandai dengan kubah hijau di atasnya. Kubah hijau yang dikenal dengan nama Qubbatul Khadra' dibangun pada masa pemerintahan Sultan Mahmud (1233 H), dan kini menjadi ciri khas atau identitas Masjid Nabawi.

Meskipun dalam kondisi yang  berdesakan yang tak terelakkan maka yang tidak boleh terlupakan adalah tetap menjaga tatakrama dengan  merendahkan suara dan tidak mengeraskannya. Allah swt berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara nabi, dan janganlah kamu Berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak dihapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari. [QS. Al-Hujurat: 2]

Para ulama berkata:
يُكْرَهُ رَفْعُ الصَّوْتِ عِنْدَ قبره صلى الله عليه وسلم كما كان يكره في حياته عليه الصلاة والسلام، لِأَنَّهُ مُحْتَرَمٌ حَيًّا وَفِي قَبْرِهِ صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ دَائِمًا
“Dibenci mengeraskan suara di sisi kubur Nabi saw sebagaimana di dibenci ketika beliau masih hidup, karena Nabi selalu terhormat baik ketika saat hidupnya maupun setelah wafatnya”.[Tafsir Ibn kasir]

Setelah melewati kubur Nabi saw, para peziarah akan melewati kuburan Abu Bakar RA Lalu Umar bin Khathab RA sembari mengucapkan salam kepada keduanya. Assalamu alayka Ya Rasulallah minni wa min Muhibbil Murtadlo (alvers), Assalamu alayka Ya Aba Bakar, Assalamu alayka Ya Umar.
Allahumma la taj'al hadza akhiral ahdy bi harami Rasulillah (Ya Allah, janganlah engkau jadikan ziarahku ini sebagai ziarah terakhir di tanah haram utusan-Mu, perkenankan kami untuk kembali lagi). Wallahu A'lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan pikiran kita untuk tergerak hati dan berniat untuk pergi ke Masjid Nabawi serta ziarah Rasul SAW Dan semoga Allah mempermudah semua niat baik kita.

Ditulis di Masjid Nabawi Madinah
22 Januari 2017

Salam Satu Hadits,
DR.H.Fathul Bari Alvers

ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat)
READY STOCK BUKU ONE DAY#1#2
Distributor : 081216742626

*UMRAH ALVERS GROUP*
Periode 2 April 2017
 Biaya : *Rp.25 Jutaan*
 Lama : 12 hari
FREE Buku One Day #2

Monday, January 16, 2017

RINDU KAMI PADAMU




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasulullah bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ ِللهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. (2) Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. (3) Ia tidak suka untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagai-mana ia tidak mau untuk dilemparkan ke dalam api.” [HR Bukhari]

Catatan Alvers

“Rindu kami padamu... ya Rasul, Rindu tiada terperi. Berabad jarak darimu ya rasul, Serasa dikau di sini. Cinta ikhlasmu pada manusia Bagai cahaya suarga Dapatkah kami membalas cintamu Secara bersahaja.” Itulah lirik lagu “lawas” yang mengungkapkan kerinduan kepada Rasulullah yang disenandungkan oleh Bimbo, grup musik asal Bandung yang berdiri tahun 1967 yang terdiri atas tiga bersaudara kakak beradik.