Wednesday, April 15, 2020

CINTA PERTAMA NABI



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Sayyidina Ali RA, Rasul SAW bersabda :
خَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ وَخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ
Wanita terbaik (di zaman bani israil) adalah Maryam putri Imran dan Wanita terbaik (di zaman ini, zaman Rasul SAW) adalah Khadijah.” [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Setelah booming lagu “Aisyah istri Rasulullah” maka bermunculan pula lagu-lagu yang mengisahkan tentang kemuliaan Khadijah misalnya ada “Khadijah Istri Pertama Rasulullah” oleh Nisa Hanifa, “Khadijah Istri Rasulullah” oleh Tami Aulia, “Siti Khadijah” oleh Syahla, “Sayyidatuna Khadijah Istri Rasulullah” oleh Halimah bahkan ada Vira Choliq melagukan judul “Khadijah Istri Rasulallah” dengan Versi lain lagu Aisyah Istri Rasulullah. Namun lagu–lagu tersebut tidaklah se-booming lagu aisyah. Entah karena liriknya kurang menarik, terasa garing ataukah penyanyinya kurang tenar.


Pada kenyataannya, Khadijah tidak kalah mulia dari A’isyah. Dalam hadits utama di atas Rasul SAW menggelarinya sebagai wanita terbaik di zamannya. Bahkan di akhirat ia juga menjadi wanita terbaik sebagaiman Rasulullah SAW bersabda :
أَفْضَلُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ
Wanita-wanita yang paling utama di kalangan penduduk surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim (istri Fir’aun) dan Maryam binti ‘Imran. [HR Ahmad]

Begitu pula di sisi Nabi SAW, Khadijah tidak kalah tenar karena ia merupakan cinta pertama beliau dan secara teori, Abdul Muta’al as-sha’id menukil syair Abu Tammam :
نَقِّلْ فُؤَادَكَ حَيْثُ شِئْتَ مِنَ الْهَوَى :: فَماَ الْحُبُّ إِلاَّ لِلْحَبِيْبِ الْأَوَّلِ
وَكَمْ مَنْزِلٍ فِي الْأَرْضِ يَأْلَفُهُ الْفَتَى:: وَحَنِيْنُهُ أبَدًا لِأَوَّلِ مَنْزِلِ
Pindahkanlah hatimu kepada siapapun yang engkau kehendaki :: Namun ketahuilah bahwa kecintaan itu hanyalah untuk kekasih yang pertama. Betapa banyak rumah di muka bumi yang nyaman bagi seseorang:: namun selamanya kerinduannya akan tertuju kepada rumah pertama.[Bughyatul idlah]

Maka dari itu beliau sering sekali menceritakan kebaikan khadijah. Aisyah berkata :
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ذَكَرَ خَدِيجَةَ أَثْنَى عَلَيْهَا فَأَحْسَنَ الثَّنَاءَ
Nabi SAW ketika menceritakan Khadijah maka beliau memujinya dengan pujian yang indah. [HR Ahmad]

sampai-sampai Aisyah dibuat cemburu karenanya. Aisyah berkata :
مَا غِرْتُ عَلَى أَحَدٍ مِنْ نِسَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ وَمَا رَأَيْتُهَا
Tidaklah aku cemburu kepada istri-istri nabi SAW seperti aku cemburu kepada khadijah padahal aku tidak pernah melihatnya [HR Bukhari]

Bahkan Aisyah pernah berkata kepada Nabi SAW:
كَأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ فِي الدُّنْيَا امْرَأَةٌ إِلَّا خَدِيجَةُ
Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita lain (bagimu) selain khadijah. [HR Bukhari]

Memang demikian, sosok Khadijah tak tergantikan oleh siapapun. Suatu ketika Aisyah berkata kepada Nabi SAW : “Betapa seringnya engkau menyebut-nyebutnya (khadijah) padahal ia seorang wanita yang sudah tua dan Allah telah menggantikannya dengan wanita yang lebih baik darinya.” Maka Nabi SAW bersabda :
مَا أَبْدَلَنِى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ خَيْراً مِنْهَا قَدْ آمَنَتْ بِى إِذْ كَفَرَ بِى النَّاسُ وَصَدَّقَتْنِى إِذْ كَذَّبَنِى النَّاسُ وَوَاسَتْنِى بِمَالِهَا إِذْ حَرَمَنِى النَّاسُ وَرَزَقَنِى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَدَهَا إِذْ حَرَمَنِى أَوْلاَدَ النِّسَاءِ
Allah tidak menggantikannya dengan seorang wanita pun yang lebih baik darinya. Ia telah beriman kepadaku tatkala orang-orang kufur kepadaku, ia telah mempercayaiku di saat orang-orang mendustakanku, ia telah membantuku dengan hartanya tatkala orang-orang menahan hartanya, dan Allah telah menganugerahkan darinya anak-anak tatkala Allah tidak menganugerahkan kepadaku anak-anak dari wanita-wanita yang lain. [HR Ahmad]

Seperti itulah kecintaan beliau kepada khadijah yang tak terlupakan sehingga beliau mengalami kesedihan berkepanjangan tatkala ditinggal wafat olehnya sampai-sampai tahun itu kita kenal dengan “amul huzni” (tahun kesedihan). Tidak hanya mengingatnya namun beliau juga terus mengingat teman-temannya.Aisyah berkata :
وَرُبَّمَا ذَبَحَ الشَّاةَ ثُمَّ يُقَطِّعُهَا أَعْضَاءً ثُمَّ يَبْعَثُهَا فِي صَدَائِقِ خَدِيجَةَ
Terkadang ketika Rasul SAW menyembelih kambing lalu memotong-motongnya menjadi beberapa bagian dan beliau mengirimkannya kepada teman-teman khadijah sebagai hadiah. [HR Bukhari]

Sebagai istri, Khadijah memiliki jasa besar dalam kehidupan dan perjuangan Nabi SAW. Ketika beliau menghadapi kesulitan dan kegelisahan maka ia pun bersegera menenangkan hati beliau sebagaimana kejadian dimana Nabi SAW mengalami ketakukan ketika pertama kali menerima wahyu. Beliau turun dari gua Hira menuju rumah Khadijah, lantas beliau berkata : “Sungguh Aku mengkhawatirkan diriku”, maka Khadijah menghibur beliau seraya berkata :
كَلاَّ أَبْشِرْ فَوَاللهِ لاَ يُخْزِيْكَ اللهُ أَبَدًا فَوَاللهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمِ وَتَصْدُقُ الْحَدِيْثَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُوْمَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِيْنُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
 Sekali-kali tidak (ada yang perlu dikhawatirkan), bergembiralah. Demi Allah sesungguhnya Allah selamanya tidak akan pernah menghinakanmu. Demi Allah sungguh engkau telah menyambung tali silaturahmi, jujur dalam berkata, menanggung beban orang lain, engkau menolong orang miskin, menjamu tamu, dan menolong orang-orang yang tertimpa musibah. [HR Bukhari]

Sebagai istri, Khadijah melayani langsung suaminya, Nabi SAW dengan layanan yang terbaik. Abu Hurairah RA berkata: Malaikat Jibril mendatangi Nabi SAW lalu berkata :
يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ
Ya Rasulullah, ini dia Khadijah telah datang membawa tempayan berisi lauk atau makanan atau minuman, jika ia telah sampai kepadamu maka sampaikanlah kepadanya salam dari tuhannya dan salam dariku, serta sampaikanlah kabar gembira kepadanya (bahwa ia akan mendapatkan) sebuah istana di surga dari mutiara yang tidak ada suara keras (hiruk pikuk) di dalamnya dan juga tidak ada keletihan. [HR Bukhari]

Inilah yang dikatakan oleh As-Suhaili sebagai “Ma’na Lathif” (rahasia) dimana Allah memberikan rumah (istana) di surga kepada Khadijah karena khadijah megurusi rumahnya dengan baik. As-suhaili berkata: Khadijah mendapatkan Rumah di surga karena ia adalah satu-satunya pengurus rumah dalam (masa awal)islam. Maka Tidak ada rumah islam di atas muka bumi pada awal diutusnya Nabi SAW melainkan rumahnya Khadijah dan ini adalah kelebihan yang tidak dimiliki oleh siapapun. [Fathul Bari]

Dan As-suhaili juga berkata :
وَكَذَا كَانَ لِخَدِيْجَةَ مِنَ اْلِاسْتِوَاءِ مَا لَيْسَ لِغَيْرِهَا إِذْ كاَنَتْ حَرِيْصَةً عَىَص رِضَاهُ بِكُلِّ مُمْكِنٍ وَلَمْ يَصْدُرْ مِنْهَا مَا يُغْضِبُهُ قَطُّ كَمَا وَقَعَ لِغَيْرِهَا
Seperti inilah keistimewaan  yang didapatkan khadijah dan tidak dimiliki wanita lainnya. Ia adalah istri yang sangat serius untuk mencari ridla suaminya sebisa mungkin dan tidak pernah keluar dari (ucapan dan perbuatan) nya; sesuatu yang membikin Nabi SAW marah sebagaimana dilakukan oleh wanita lainnya. [Fathul Bari]

Dan beberapa keistimewaan inilah yang menjadikan aisyah cemburu kepada Khadijah sebagaimana sampaikan langsung oleh sayyidah Aisyah : “Aku tidak cemburu pada seorang wanita pun melebihi kecemburuanku pada Khadijah. Sungguh dia telah wafat tiga tahun sebelum Rasulullah SAW menikahiku. Kecemburuanku disebabkan aku pernah mendengar Nabi SAW menyebut-nyebut dia (Khadijah). Tuhannya pun menyuruh Nabi SAW untuk memberikan kabar gembira kepadanya (Khadijah) bahwa ia mendapatkan istana di surga yang terbuat dari perhiasan. Ditambah lagi apabila beliau SAW menyembelih kambing lalu beliau akan menghadiahkan sahabat-sahabat Khadijah.” [HR Muslim]

Ibnu Hajar Al-Asqalani menukil pendapat As-Suhaili dimana ia berkata : Kisah ini dijadikan dasar oleh Abu Bakar bin dawud dalam memutuskan bahwa
أنَّ خَدِيْجَةَ أَفْضَلُ مِنْ عَائِشَةَ
“Khadijah lebih afdhal (utama) dari Aisyah”.
Karena Aisyah pernah mendapat salam dari Jibril sedangkan Khadijah mendapat salam dari Allah melalui perantara jibril. Ibnul Arabi menyangka bahwa dalam hal ini tidak ada khilaf bahwa Khadijah lebih Afdhal dari Aisyah. [Fathul Bari]

Dan tentunya perbandingan tersebut sebagaimana kita membandingkan kemuliaan Nabi SAW atas para nabi lainnya dengan tanpa adanya unsur merendahkan yang lain. Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk berusaha membangun keluarga harmonis seperti keluarga Nabi SAW dan Khadijah dengan niatan mencari ridla Allah SWT.

Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren Lho!

NB.
Hak cipta berupa karya ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang  lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]

0 komentar:

Post a Comment