Tuesday, April 14, 2020

BAKTI BERBALAS SURGA



ONE DAY ONE HADITH

Abdullah Bin Amr RA berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَأْذَنَهُ فِي الْجِهَادِ فَقَالَ أَحَيٌّ وَالِدَاكَ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ
Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW meminta ijin untuk ikut berjihad. Maka Rasulullah SAW bertanya : "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" Dia menjawab : "Ya". Maka Rasulullah SAW bersabda : “"Berjihadlah (dengan berbakti) pada keduanya." [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Di masa karantina covid 19 ini yang mengharuskan kita lebih banyak berada di dalam rumah dan tak jarang di antara kita yang hidup berdekatan bahkan serumah dengan orang tua. Tetaplah berbakti kepada keduanya, jangan pernah kita menolak perintahnya dan sakit hati karena ucapannya. Jadikanlah kebaktian kepadanya sebagai jalan meraih pahala jihad fisabilillah sebagaimana hadits di atas bahkan sarana menggapai surga yang mahal harganya.


Terdapat redaksi yang berbeda dalam hadits yang sama-sama bersumber dari 'Abdullah bin 'Amr ibnil 'Ash RA sebagaimana hadits diatas. Diantaranya adalah : Terdapat seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW lalu dia berkata: Aku bai'at (berjanji setia) dengan Anda untuk ikut hijrah dan jihad, karena aku menginginkan pahala dari Allah." Nabi SAW bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" Jawab orang itu; "Bahkan keduanya masih hidup." Nabi SAW bertanya lagi: "Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah?" Jawabnya; "Ya!" Lantas Nabi SAW bersabda :
َ فَارْجِعْ إِلَى وَالِدَيْكَ فَأَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا
"Pulanglah kamu kepada kedua orang tuamu, lalu berbaktilah pada keduanya dengan sebaik-baiknya." [HR Muslim]

Dan redaksi lainnya adalah seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW lalu dia berkata: Aku bai'at (berjanji setia) dengan Anda untuk ikut hijrah dan aku meninggalkan kedua orang tuaku menangis maka Rasul SAW bersabda :
ارْجِعْ عَلَيْهِمَا فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا  
Kembalilah kepada orang tuamu dan jadikanlah keduanya tertawa (tersenyum) sebagaimana engkau telah membuatnya menangis. [HR Abu Dawud]

Begitu mulianya perilaku berbakti kepada kedua orang tua hingga Rasul SAW menyuruh seseorang yang ingin berjihad dan berhijrah karena Allah untuk kembali ke rumahnya guna berbakti kepada kedua orang tuanya. Ya memang demikian, berbakti kepada orang tua tidak kalah pahalanya dengan pahala jihad fi sabilillah. Dalam riwayat yang lain diceritakan ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW lalu dia berkata: Aku ingin ikut jihad namun aku tidak memiliki kemampuan untuk melaksanannya. Rasul SAW bertanya : "Apakah dari kedua orang tuamu ada yang masih hidup?" Lelaki itu menjawab : Ibuku. Rasul SAW bersabda :
فَاتَّقِ اللهَ فِيهَا، فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَأَنْتَ حَاجٌّ وَمُعْتَمِرٌ، وَمُجَاهِدٌ، فَإِذَا دَعَتْكَ أُمُّكَ فَاتَّقِ اللهَ وَبِرَّهَا
Bertakwalah kepada Allah dalam perilaku berbakti kepada ibu, jika engkau melakukannya maka engkau (mendapat pahala) haji, umrah dan jihad. Jika ibu memanggilmu maka bertakwalah kepada Allah dan berbaktilah kepada ibumu. [HR Baihaqi]

Bahkan birrul walidain (perilaku berbakti kepada kedua orang tua) akan mengantarkan seseorang masuk surga. Dikisahkan oleh sayyidah Aisyah RA bahwa Rasul SAW bersabda :
نِمْتُ فَرَأَيْتُنِي فِي الْجَنَّةِ فَسَمِعْتُ صَوْتَ قَارِئٍ يَقْرَأُ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالُوا هَذَا حَارِثَةُ بْنُ النُّعْمَانِ فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذَاكَ الْبِرُّ كَذَاكَ الْبِرُّ وَكَانَ أَبَرَّ النَّاسِ بِأُمِّهِ
“Aku pernah tidur, lalu aku bermimpi diriku berada di Surga, lalu aku mendengar suara seorang yang sedang membaca (al-Qur’an), lalu kutanyakan, ‘Siapa ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah Haritsah bin an-Nu’man”  Maka Rasulullah SAW bersabda kepada Aisyah RA:  “Demikianlah ganjaran dari berbakti, demikianlah ganjaran dari berbakti”Beliau adalah orang yang paling berbakti terhadap ibunya. [HR. Ahmad]

Itulah mimpi Nabi SAW. Ya, mimpi. Orang-orang bertanya (benarkah) Rasul SAW itu tidur penglihatannya namun tidak tidur hatinya maka Amru berkata : aku mendengar Ubaid bin Umair berkata :
رُؤْيَا  الْأَنْبِيَاءِ وَحْيٌ
“Mimpinya para nabi itu merupakan wahyu”

Lalu ia membaca ayat (yang menerangkan bahwa Nabi ibrahim menyembelih anaknya berdasarkan wahyu berupa mimpi) [QS As-Shaffat: 102] :
إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
Aku bermimpi dalam tidurku bahwa aku menyembelihmu. [HR Bukhari]

Lalu kebaktian yang bagaimanakah yang dilakukan oleh Haritsah bin an-Nu’man sehingga ia masuk surga dan siapakah haristah tersebut? Sayyidah Aisyah RA berkata :
كَانَ رَجُلاَنِ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَبَرَّ مَنْ كَانَا فِي هَذِهِ الْأُمَّةِ بِأُمِّهِمَا: عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ، وَحَارِثَةُ بْنُ النُّعْمَانِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
Terdapat dua orang sahabat Nabi SAW yang merupakan orang terbaik dalam ummat ini dalam hal berbakti kepada ibunya yaitu ustman bin Affan dan haritsah bin Nu’man RA.

Lebih lanjut Aisyah menerangkan : Utsman berkata “Sejak aku masuk islam, Aku tidak berani memandang wajah ibuku” (secara langsung dan tidak berani mangangkat kepala di hadapan ibu). Adapun Haritsah, ia membersihkan kutu dari kepala ibunya, ia juga menyuapi ibunya dengan tangannya dan ia tidak berani bertanya atau meminta untuk mengulangi setiap perkataan dari ibunya. Jika ia kurang jelas maka ketika ibunya keluar barulah ia akan menanyakannya kepada orang yang bersamanya. [Ibnul Jauzi, Birrul Walidain]

Lebih lanjut Abu Nu’aim Al-Asfihani menjelaskan profilnya. Dia bernama Haritsah ibnu Nu’man,  berasal dari kota madinah, Al-Anshari dari kabilah An-Najjari. Ia termasuk komunitas sahabat Ahlus Shuffah (para sahabat yang menetap di emperan masjid untuk menuntut ilmu kepada Nabi SAW). Ia termasuk veteran perang badar dimana Rasul SAW bersabda :
لَا يَدْخُلُ النَّارَ أَحَدٌ شَهِدَ بَدْرًا
Tidaklah masuk neraka; seseorang yang ikut dalam perang badar [HR Ahmad]

Ia juga termasuk veteran perang Hunain, dimana saat para pajurit islam kocar kacir dan banyak yang melarikan diri dari medan peperangan maka haritsah termasuk dari 80 orang yang tetap berperang dan tidak surut langkah serta tidak gentar dengan musuh Dan pada akhir hayatnya ia mengalami kebutaan. [Hilyatul Awliya’] Ya, Buta yang disabdakan oleh Rasul SAW :
إِنَّ اللَّهَ قَالَ إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِى بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا  الْجَنَّةَ
Allah SWT berfirman : Jika aku menguji hambaku dengan (buta) kedua matanya lalu ia bersabar maka aku akan gantikan dari keduanya dengan surga [HR Bukhari]

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk terus berbakti kepada kedua orang tua bahkan setelah mereka wafat. Semoga Allah mengampuni dan memberikan kasih sayang-Nya kepada kedua orang-tua kita.

Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren Lho!

NB.
Hak cipta berupa karya ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang  lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]

0 komentar:

Post a Comment