إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Saturday, July 30, 2016

LENYAPNYA ILMU



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abdullah Bin Amr Bin Ash RA, Ia Mendengar Rasul SAW bersabda :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari para hamba-Nya dengan sekali pencabutan, namun Dia mencabut ilmu dengan mencabut nyawa (mewafatkan) para ulama. Sehingga, jika tidak tersisa seorang ulama, manusia mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Tatkala mereka ditanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka tersesat dan menyesatkan. [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Saat haji wada', Rasulullah SAW berdiri, saat itu beliau memboncengi Al-Fadhl bin 'Abbas di atas unta, beliau bersabda; "Wahai sekalian manusia! Ambillah ilmu sebelum dicabut dan dilenyapkan. Allah AzzaWaJalla telah menurunkan;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ وَإِنْ تَسْأَلُوا عَنْهَا حِينَ يُنَزَّلُ الْقُرْآنُ تُبْدَ لَكُمْ عَفَا اللَّهُ عَنْهَا وَاللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ
'Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu bertanya suatu hal, bila diperlihatkan bagimu akan menyusahkanmu, dan bila kamu menanyakannya saat Al Quran turun akan diperlihatkan padamu, Allah memaafkannya dan Allah Maha Pengampun lagi Penyantun.

Friday, July 29, 2016

FIKIH MEONG



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
دَخَلَتْ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا فَلَا هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَلَا هِيَ أَرْسَلَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ حَتَّى مَاتَتْ هَزْلًا
“Seorang wanita masuk Neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya makan dan tidak melepaskannya sehingga ia makan serangga bumi, sehingga kucing itu mati kelaparan.” [HR Muslim]

Catatan Alvers

Berbicara tentang kuicng maka banyak mitos yang dikenal masyarakat. Ada yang beranggapan bahwa kucing memiliki 9 nyawa, ada yang mengatakan pula bahwa kuicng adalah binatang yang mendatangkan petaka jika ditabrak sehingga harus dimandikan dengan bunga tujuh rupa dan dikuburkan bahkan pada masa Fir’aun, kucing dianggap sebagai titisan dewa. Sebaliknya di Eropa, kucing dianggap sebagai sihir setan atau pembawa bencana dan awabah kutukan sehingga kucing banyak dibunuh dan musnahkan secara besar-besaran. Padahal, wabah yang oleh masyarakat saat itu dianggap sebagai kutukan adalah jenis penyakit pes yang diakibatkan oleh meledaknya populasi tikus dan penurunan populasi kucing sebagai predator.

Wednesday, July 27, 2016

TAUBAT LAGI



ONE DAY ONE HADITH

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al-Anshari, pembatu Rasulullah SAW, Rasul SAW bersabda :
اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِى أَرْضِ فَلاَةٍ
“Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas.” [HR. Bukhari]

Catatan Alvers

Melakukan kesalahan adalah manusiawi karena kesalahan merupakan sifat yang pasti menyertai manusia layaknya lapar dan dahaga. Manusia pastilah berbuat kesalahan bagaimanapun ia berusaha menghindarkan diri darinya karena salah itu adalah sifat dasar manusia. Rasul SAW bersabda :

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

"Setiap manusia melakukan banyak kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah (dosa) adalah yang bertaubat" [HR Ibnu Majah]

Bahkan Rasul SAW menegaskan bahwa diantara tujuan penciptaan manusia adalah Allah menjadikan mereka makhluk yang berbuat dosa agar mereka bertaubat, beliau berkata:

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, kalau kalian tidak berdosa maka Allah akan menjadikan kalian sirna, lalu Allah akan mendatangkan suatu kaum yang mereka berdosa lalu mereka bertaubat kepada Allah lalu Allah mengampuni mereka" [HR Muslim]

Maka dari itulah kewajiban selanjutnya bagi orang yang telah berbuat kesalahan dan dosa ia bertaubat kepada Allah dan memohon ampunanNya. Dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman :

يا عبادي! إنَّكم تُخطئون بالليل والنهار، وأنا أغفرُ الذنوبَ جميعاً، فاستغفروني أغفرْ لكم

"Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian berbuat dosa di siang hari dan malam hari, dan Aku maha mengampuni semua dosa, maka mintalah ampunan kepadaKu niscaya Aku akan mengampuni kalian" (HR Muslim)

Allah menciptakan seorang hamba dengan sifat berdosa agar ia bertaubat dan dan kembali kepada Allah dan saat itulah Allah mecurahkan kasih sayang dan rahmat kepadanya dengan
Menerima taubatnya. Sungguh Allah sangat gembira dengan bertaubatnya seorang hamba, Rasulullah SAW memberikan illustrasi seperti dalam hadits utama di atas dan dijabarkan oleh sabda beliau:
لله أشد فرحا بتوبة عبده حين يتوب إليه من أحدكم كان على راحلته بأرض فلاة فانفلتت منه وعليها طعامه وشرابه فأيس منها فأتى شجرة فاضطجع في ظلها قد أيس من راحلته فبينا هو كذلك إذا هو بها قائمة عنده فأخذ بخطامها ثم قال من شدة الفرح اللهم أنت عبدي وأنا ربك أخطأ من شدة الفرح
"Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat hambaNya tatkala bertaubat kepadaNya, melebihi daripada gembiranya salah seorang dari kalian yang bersama tunggangannya di padang pasir tiba-tiba tunggangannya tersebut hilang, padahal makanan dan minuman (perbekalan safarnya) berada di tunggangannya tersebut. Ia pun telah putus asa mencari tunggangannya tersebut, lalu iapun mendatangi sebuah pohon lalu berbaring di bawah pohon tersebut. Tatkala ia sedang demikian tiba-tiba tunggangannya muncul kembali dan masih ada perbekalannya, maka iapun segera memegang tali kekang tunggangannya, lalu ia berkata karena sangat gembiranya, "Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhanmu" Ia salah berucap karena sangat gembiranya" [HR Muslim]

Optimislah taubat pasti diterima. Imam Ghazali berkata :
فالتوبة بشروطها مقبولة ماحية لا محالة، قال: فمن توهم أن التوبة لا تصح ولا تُقبل كمن توهم أن الشمس تطلع والظلام لايزول.
Taubat yang telah memenuhi syaratnya pastilah diterima dan menghapuskan dosanya. Barang siapa yang menyangka bahwa taubatnya tidak sah dan tidak diterima maka sama halnya ia menyangka bahwa matahari terbit sedangkan kegelapan tetaplah ada. [Faidlul Qadir]

Lalu bagaimana jika setelah bertaubat ia melakukan dosa lagi? Apakah ia harus menunda taubatnya ataukah dia tetap bertaubat?. Menjawab pertanyaan ini ada sebuah illustrasi. Suatu hari seorang Kyai diundang ceramah di rumah seorang pengusaha. Sang kyai dijemput oleh Sopir dari pengusaha dengan mengendarai mobil mewahnya. Ditengah perjalanan, si sopir bertanya kepada kyai : "Maaf pak kyai, mengapa kita harus bertaubat, nanti kan kita berbuat dosa lagi pak kyai?" Kyai tersebut diam, tidak menjawab, ia hanya tersenyum seolah-olah menikmati perjalanan dengan mobil mewah yang menjemputnya. Ketika sampai di rumah pengusaha, Sang sopir tersebut bergegas mencuci mobilnya, lalu kyai  menghampirinya dan bertanya : " Pak, kenapa anda mencuci mobil ini? Bukankah habis ini mobilnya dipakai lagi dan kotor lagi". Sopir menjawab : "ya harus dicuci pak kyai, supaya bersih, agar si bos senang." "Tapi kan nanti kotor lagi ?" kata Kyai. Lalu sopir menjawab dengan senangnya "Ah gak papa pak kyai, nanti ya dicuci lagi, kotor lagi ya nanti dicuci lagi namanya juga mobil dipakai pak kyai." lalu sang kyai menjawab pertanyaan sopir yang belum sempat terjawab sebelumnya : "Pak, manusia itu ibarat  mobil, terus berjalan, pasti yang namanya kesalahan, dosa, kekhilafan itu selalu ada, maka sering-seringlah mencuci dosa tersebut dengan taubat dan istighfar”.

Illustrasi tersebut sejalan dengan hadits Nabi SAW:
أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَبْدِى أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ
Ada seorang hamba yang berbuat dosa lalu dia mengatakan “Ya Allah, ampunilah dosaku”. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia  berkata “Wahai Rabb, ampunilah dosaku”. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa. kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia  berkata “Wahai Rabb, ampunilah dosaku”. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa. Beramallah sesukamu, sungguh engkau telah diampuni.”[HR. Muslim]

Selanjutnya apakah hal itu tidak membuat Allah murka? Ya Allah murka namun ingatlah, rahmat Allah mengalahkan Murka-Nya. Rasul SAW bersabda: “Setelah Allah menciptakan seluruh makhluk, Dia menulis dalam Kitab-Nya, Dia menuliskan (ketetapan) atas diri-Nya dan Kitab itu diletakkan di sisi-Nya di atas ‘Arsy (yaitu): ‘Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemarahan-Ku.” [HR Bukhari]. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa bertaubat dan memohon ampunan-Nya sehingga kita mendapatkan Rahmat-Nya.

Persembahan Terbaik
DR.H.Fathul Bari, Malang Ind
081-2521-4321

MASALAH LAMARAN




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abu Hatim al-Muzani RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda :
إِذَا جَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَأَنْكِحُوهُ إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنْ كَانَ فِيهِ قَالَ إِذَا جَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَأَنْكِحُوهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Jika datang kepada kalian (untuk meminang puteri kalian) seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putri kalian). Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan. Para sahabat berkata : Wahai Rasul, Meskipun terdapat sesuatu? Rasul menjawab: Jika datang kepada kalian (untuk meminang puteri kalian) seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putri kalian). 3x [HR Turmudzi]

Catatan Alvers

khitbah atau biasa disebut lamaran atau pinangan adalah sebuah permintaan dari laki-laki kepada pihak perempuan untuk mengawininya, baik dilakukan oleh laki-laki secara langsung maupun dengan perantara pihak lain yang dipercayai sesuai dengan ketentuan agama. Pihak perempuan boleh menolak atau menerima, namun sesuai dengan hadits di atas maka hendaklah pihak perempuan menerima pinangan seseorang yang baik agamanya dan  akhlaknya dan tidak mempertimbangkan faktor harta atau gengsi. Inilah yang dimaksdukan dengan peetanyaan sahabat “Meskipun terdapat sesuatu?”. Lebih lanjut dijelaskan :
أَيْ شَيْءٌ مِنْ قِلَّةِ الْمَالِ أَوْ عَدَمِ الْكَفَاءَةِ .
Maksudnya: “sesuatu” adalah sedikitnya harta atau tidak sebanding (kufu) [Tuhfatul Ahwadzi]

Sunday, July 24, 2016

TWO IN ONE




ONE DAY ONE HADITH

Dari Anas bin Malik, beliau berkata bahwa Nabi SAW bersabda :
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah [HR Ibnu Hibban]

Catatan Alvers

Allah swt menciptakan makhluknya berpasang-pasangan. Ada malam ada siang, ada gelap ada terang, ada susah ada bahagia dan ada kesulitan ada kemudahan. Semuanya silih berganti sebagai ujian bagi kita. Allah swt berfirman : Patutkah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: “Kami beriman”, sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu cubaan)? [QS Al-Ankabut: 2]

Ketika kita sedang diuji maka mantapkanlah dalam hati bahwa setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada rasa segar, setelah begadang ada rasa tidur, setelah sakit ada sehat, kesulitan akan hilang, dan kegelapan akan sirna. Maka berikan kabar gembira kepada malam bahwa fajar akan tiba, berikan kabar gembira kepada orang yang sedang risau bahwa jalan keluar akan segera datang, sampaikan kabar gembira kepada orang yang sedang kesusahan bahwa kasih sayang-Nya sebentar lagi datang. Jika kamu melihat padang pasir yang luas membentang, ketahuilah bahwa sesudah itu terdapat taman hijau yang rimbun.

Saturday, July 23, 2016

PERUMPAMAAN DUNIA



ONE DAY ONE HADITH

Dari Abu Said ra, Rasulullah saw. bersabda:
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى مُسْتَخْلِفِكُم فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءِ
Sesungguhnya dunia adalah manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian sebagai khalifah di bumi. Maka Allah akan melihat apa yang kalian perbuat. Maka takutlah kepada dunia, dan berhati-hatilah dalam urusan wanita. [HR Muslim]

Catatan Alvers

Rustam, remaja berusia 17 tahun asal, Rusia, tewas setelah bermain sebuah game online bernama Defence of the Ancients selama 22 hari nyaris tanpa henti tahun 2015 silam. Di Awal tahun 2016, ada kejadian serupa di taiwan. Seorang maniak game usia 32 tahun meninggal dunia gara-gara main games online non-stop 3 hari tanpa tidur. Itulah permainan yang bisa melalaikan pemainnya hingga lupa bahwa ia hidup di dunia nyata yang itu jauh lebih penting dari game yang dimainkannya.

Thursday, July 21, 2016

ALARM PENDETEKSI MALAIKAT



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA , bahwasannya Rasul SAW bersabda :
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الْحِمَارِ فَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا
Apabila kalian mendengar kokok “diyakah” (ayam-ayam jantan), mintalah karunia Allah (berdoalah), karena dia melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan himar / keledai, mintalah perlindungan  kepada Allah dari setan, karena dia melihat setan.” [HR. Bukhari]

Catatan Alvers

Imam Ibnu Hajar al-Atsqalany mengatakan bahwa kata “diyakah” pada hadits tersebut dibaca dengan kasrah dalnya, Fathah ya’nya, merupakan bentuk jamak (plural) dari mufrad “Dik” yang berarti ayam jantan.

Menarik sekali berbicara tentang ayam jantan atau ayam jago karena banyak orang yang hobi memelihara ayam dari orang awam sampai para kiyai dan ustadz, dari kalangan rakyat hingga pejabat. Orang awam memelihara ayam dengan berbagai tujuan mulai keindahan suara, keindahan bulu untuk kepentingan lomba suara ayam bahkan untuk kepentingan klenik. Sebut salah satunya adalah Ayam selasih atau yang dikenal sebagai Ayam Cemani. Kata cemani sendiri berasal dari bahasa jawa kuno yang artinya Hitam Legam, dan memang demikian ayam ini 100 % warna keseluruhannya hitam legam, tak hanya itu, bahkan warna daging tulang dan darahnya semuanya hitam legam. Ayam ini banyak dipelihara oleh masyarakat zaman Kerajaan Majapahit pada abad ke 19 dan menjadi peliharaan atau koleksi para bangsawan dan raja-raja saja pada zaman dulu. Dalam dunia klenik ia dipercaya dapat mendatangkan banyak rezeki, sebagai Syarat dalam Ritual Ghaib seperti penggalian harta karun, pengobatan, ruwatan, Ilmu Kesaktian dll. maka pantaslah ayam ini diburu dan harga fantastis, kisaran puluhan juta untuk satu ekor, bahkan sampai ratusan juta.

Wednesday, July 20, 2016

ISTIQAMAH DI JALAN ALLAH



ONE DAY ONE HADITH

Dari Abu ‘Amrah Sufyan bin ‘Abdullah RA, ia berkata :
يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ وَفِي حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ غَيْرَكَ قَالَ قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ
“Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku tentang Islam, suatu perkataan yang aku tak akan menanyakannya kepada orang lain’. Rasulullah bersabda: ‘Katakanlah : Aku beriman kepada Allah, kemudian ber-istiqamah-lah kamu. [HR Muslim]

Catatan Alvers

Kata Istiqamah merupakan derivasi (musytaq) dari akar kata “qama” yang berarti berdiri. Maka istiqamah diartikan tegak lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Menurut Al-

Al-Jurjani dalam at-ta’rifat mengatakan Istiqamah menurut Istilah ahli haqiqat adalah
الوفاء بالعهود كلها، وملازمة الصراط المستقيم برعاية حد التوسط في كل الأمور، من الطعام والشراب واللباس، وفي كل أمر ديني ودنيوي،
Memenuhi semua janji (komitmen) dan menetapi jalan yang lurus dengan menjaga batasan tawassut (moderat) dalam semua urusan seperti urusan makan, minum, pakaian, baik dalam urusan agama maupun urusan dunia.

BAHAYA RIBA (rev)



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abdillah putera dari Hanzhalah Ghasilul malaikat, Rasulullah bersabda :
دِرْهَمُ رِباً يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةٍ وَثَلاَثِينَ زَنْيَةً
Satu dirham yang didapatkan dari transaksi riba lantas dimanfaatkan oleh seseorang dalam keadaan dia mengetahui bahwa itu berasal dari riba dosanya lebih ngeri dari pada berzina sebanyak 36 X.  [HR Ahmad]

Catatan Alvers

Perawi hadits ini adalah putera dari Hanzhalah bin ‘Amir bin Ar-Rahib Al-Anshari yang bergelar Ghasilul malaikat (orang yang jenazahnya dimandikan malaikat) Digelari demikian karena Hanzhalah ini mendengar seruan perang uhud saat itu sedang berkumpul dengan istrinya. Iapun langsung keluar mengangkat senjata untuk berjihad bersama Rasul SAW dan belum sempat mandi junub. Ketika ia tewas, Rasul SAW melihat para malaikat memandikan jenazahnya sebelum dikebumikan sehingga ia digelari sebagai  Ghasilul malaikat yang berarti orang yang jenazahnya dimandikan malaikat. [Lihat Ket.Catatan Kaki Mushannaf Ibn Abi Syaibah]

Monday, July 18, 2016

KOPIAH




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, Ia berkata :
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يلبس قلنسوة بيضاء
Sesungguhnya Rasul SAW memakai kopiah putih [HR Baihaqi]

Catatan Alvers

Hadits di atas dinilai sebagai hadits dha’if karena dalam jalur periwayatannya terdapat perawi tunggal yaitu ibnu kharras dan ia dha’if. Ibnu Hajar al-Haitami berkata :
قد اتفق العلماء على جواز العمل بالحديث الضعيف في فضائل الأعمال لأنه إن كان صحيحا في نفس الأمر، فقد أعطي حقه من العمل به وإلا لم يترتب على العمل به مفسدة تحليل ولا تحريم ولا ضياع حق للغير.
Para ulama sepakat atas bolehnya mengamalkan hadits dla’if dalam fadlailul a’mal (keutamaan amalan). Karena jika hadits tersebut ternyata benar, maka sudah seharusnya diamalkan. Dan jika ternyata tidak benar, maka pengamalan terhadap hadits tersebut tidaklah mengakibatkan kerusakan (mafsadah) menghalalkan yang haram, mengharamkan yang halal, dan tidaklah menyia-nyiakan hak orang lain. [FathulMubin Fi Syarhil Arbain]

Sunday, July 17, 2016

PEMIMPIN CERMINAN RAKYAT



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Hudzaifah bin Yaman, Rasulullah SAW bersabda:
يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ
Akan ada sepeninggalku nanti para pemimpin yang tidak berpedoman dengan petunjukku, dan tidak mengambil sunnah dengan sunnahku. Akan muncul (pula) ditengah-tengah kalian orang-orang (di kalangan penguasa) yang hatinya adalah hati syaithan dalam wujud manusia. Aku (Hudzaifah) bertanya: Apa yang harus saya perbuat jika aku mendapatinya? Beliau bersabda: (Hendaknya) kalian mendengar dan taat kepada amir, meskipun dia memukul punggungmu dan merampas hartamu. [HR Muslim]

Catatan Alvers

Setiap orang menginginkan pemimpin yang adil dan ideal. Jika seorang pemimpin berlaku baik dalam pandangan mereka maka mereka memujinya dan sebaliknya jika seorang pemimpin tidak sesuai dengan harapan maka mereka berbalik menghujatnya. Kebanyakan orang hanya bisa menuntut pemimpin untuk berlaku adil dan ideal, namun mereka lupa bahkan tidak tahu bagaimana mewujudkan impian mereka. Mereka hanya menghujat para pemimpin dan bermimpi menggantinya dengan pemimpin yang adil dan ideal.

Perilaku ini tidak hanya terjadi masa sekarang, bahkan di zaman sayyidina Ali telah terjadi hal yang sama. Abu Bakar At-Tharthusy mengisahkan bahwa suatu saat ubaidah as-salmany (masuk islam sebelum wafat Nabi namun belum sempat bertemu Nabi SAW) berkata kepada sayyidina Ali : “Wahai amirul mukminin, Kenapa rakyat tunduk pada khalifah Abu bakar dan umar sewaktu keduanya menjabat, sementara mereka tidak tunduk padamu dan khalifah ustman?”. Maka sayyidina Ali menjawab :
لأن رعية أبي بكر وعمر كانوا مثلي ومثل عثمان، ورعيتي أنا اليوم مثلك وشبهك!
Hal ini terjadi karena rakyat abu bakar dan umar seperti aku dan utsman sementara rakyatku sekarang adalah kamu dan orang-orang sepertimu! [Kitab: Sirajul Muluk]

Saturday, July 16, 2016

NYAWAL YUK



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshari RA, Nabi SAW bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian ia berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka sama halnya ia berpuasa seperti setahun penuh.[HR Muslim]

Catatan Alvers

Bulan ramadhan telah pergi dengan segala keutamaan dan semangat ibadah didalamnya, namun bukan berarti kita berhenti beribadah dan memperbanyak amalan shalih di bulan syawal ini. Ulama mengatakan :
كن ربنيا ولا تكن رمضانيا
Jadilah Hamba Allah, bukan hamba Ramadhan.
Sehingga meskipun Ramadan telah pergi, baca quran, shalat lima waktu, shalat malam,
Harus tetap terjaga! Ingat, Ramadhan kita memiliki waktu 24 jam dalam sehari.
Di bulan Syawwal kita juga mempunyai waktu 24 jam dalam sehari. Allah pencipta bulan Ramadhan, Allah pulalah yang menciptakan bulan Syawwal. Jadi barang siapa yang menyembah Ramadhan maka ketahuilah bahwa Ramadhan telah pergi, Dan barang siapa yang menyembah Allah, maka ketauilah bahwa Allah itu Maha Hidup.

Friday, July 15, 2016

MENGAKUI KESALAHAN



ONE DAY ONE HADITH


Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasul SAW bersabda :


كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
"Setiap anak Adam berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat" [HR Turmudzi]

Catatan Alvers

Kebanyakan orang enggan untuk mengakui sebuah kesalahan apalagi sampai harus meminta maaf. Jika seseorang mengucapkan kata maaf bukan berarti merendahkan harga diri, justru sebaliknya, ungkapan kata maaf yang sederhana sekalipun akan menunjukkan bahwa seseorang telah berbesar hati untuk mengakui bahwa telah terjadi sebuah kesalahan.

Mengakui kesalahan bukanlah pertanda kelemahan. Justru diperlukan kekuatan yang luar biasa besar untuk mampu melihat dan mengakui suatu kesalahan. Terlebih lagi untuk meminta maaf sekaligus membangun komitmen baru untuk memperbaikinya. Orang yang bertaqwa bukanlah orang yang selalu benar dan tidak pernah berbuat salah, Namun orang yang bertaqwa jika ia berbuat salah maka ia mengakui kesalahannya dan meminta ampunan-Nya. Allah SWT berfirman :
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ
Dan (Orang yang bertaqwa itu adalah) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka [QS Ali Imran 135]

Wednesday, July 13, 2016

DAHSYATNYA BERJABAT TANGAN



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abdillah Al-Khurasani, Rasul SAW bersabda :
تَصَافَحُوا يَذْهَبْ الْغِلُّ وَتَهَادَوْا تَحَابُّوا وَتَذْهَبْ الشَّحْنَاءُ
Saling bersalamanlah kalian niscaya akan hilang kedengkian, Salinglah memberi hadiah kalian niscaya kalian akan saling mencintai dan hilang permusuhan [HR Imam Malik]

Catatan Alvers

Bersalaman atau dalam bahasa arab dikenal dengan mushafahah bisa menghilangkan kedengkian. Orang indonesia terkenal dengan ramah tamah boleh jadi karena seringnya bersalaman. Kelembutan orang indonesia mirip dengan orang yaman yang mana ketika mereka datang, Nabi Saw bersabda: “Penduduk Yaman telah datang, mereka adalah orang yang hatinya lebih lembut dari pada kalian.” Anas bin Malik ra. berkomentar tentang sifat mereka: “Mereka adalah orang yang pertama kali mengajak untuk berjabat tangan.” [HR. Ahmad]

Tuesday, July 12, 2016

ESENSI HALAL BI HALAL

*ONE DAY ONE HADITH*

 

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah saw bersabda :

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ

“Barang siapa telah melakukan kezaliman kepada saudaranya, baik menyangkut harga diri/kehormatan atau harta, maka pada hari ini hendaklah ia meminta dibebaskan (dihalalkan) sebelum datang hari di mana tidak berguna lagi dinar dan dirham.” [HR Bukhari].

 

_Catatan Alvers_

 

Halal bi Halal tak terpisahkan dengan hari raya idul fitri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Halal bi Halal diartikan sebagai hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, biasanya diadakan di sebuah tempat oleh sekelompok orang. Dalam Ensiklopedi Indonesia, disebutkan bahwa Halal bi Halal berasal dari Bahasa Arab yang tidak berdasarkan gramatikanya yang benar sebagai pengganti istilah silaturrahmi.

 

Menurut Prof Dr Quraish Shihab, istilah Halal bi Halal adalah bentuk kata majemuk yang pemaknaannya dapat ditinjau dari dua sisi: sisi hukum dan sisi bahasa. Pada tinjauan hukum, halal adalah lawan dari haram. Jika haram adalah sesuatu yang dilarang dan mengundang dosa, maka halal berarti sesuatu yang diperbolehkan dan tidak mengundang dosa. Dengan demikian, Halal bi Halal adalah menjadikan sikap kita terhadap pihak lain yang tadinya haram dan berakibat dosa, menjadi halal dengan jalan mohon maaf.

 

Sedangkan pada tinjauan bahasa, kata halal yang darinya dapat terbentuk beberapa bentuk kata memiliki varian makna, antara lain: “menyelesaikan masalah”, “meluruskan benang kusut”, “melepaskan ikatan”, “mencairkan yang beku”, dan “membebaskan sesuatu”. Bahkan jika langsung dikaitkan dengan kata dzanbin; halla min dzanbin, akan berarti “mengampuni kesalahan”. Jika demikian, ber-Halal bi Halal akan menjadi suatu aktivitas yang mengantarkan pelakunya untuk menyelesaikan masalah dengan saudaranya, meluruskan hubungan yang kusut, melepaskan ikatan dosa dari saudaranya dengan jalan memaafkan, mencairkan hubungan yang beku sehingga menjadi harmonis, dan seterusnya. Kesemuanya ini merupakan tujuan diselenggarakannya Halal bi Halal. [Membumikan Al-Qur'an]

 

Masihkah diperlukan Halal bi Halal setelah kita melakukan puasa, yang mana Nabi bersabda : “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu [HR. Bukhari]. Untuk menjawab pertanyaan ini kiranya kita harus mengetahui bahwa *pertama,* dosa yang diampuni dalam hadits tersebut adalah dosa kecil. Rasul SAW bersabda :

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

“Antara sholat lima waktu, jum’at ke jumat, Ramadhan ke Ramadhan akan menghapuskan dosa-dosa antaranya jika dosa-dosa besar dijauhi”. [HR. Muslim].

 

Dosa besar itu seperti “Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, persaksian palsu. [HR. Bukhari]. Dosa besar seperti ini tidak bisa dilebur kecuali dengan taubatan nashuha.

 

*Kedua*, Jika dosanya bersifat haqqul adami atau kesalahan pada manusia maka haruslah ia membebaskan diri dari hak manusia yang dizalimi sebagaimana terdapat pada hadits utama di atas. Jika menyangkut harta benda maka ia harus mengembalikannya dan bila menyangkut non-materi seperti ghibah maka hendaknya ia meminta maaf. Namun haruskah kita menjelaskan secara detail ghibah tersebut? Ulama berbeda pendapat. *Yang pertama* mengatakan harus menjelaskannya, pendapat ini adalah Adhar (lebih jelas argumentasinya) dan *pendapat yang kedua* mengatakan :

لا يشترط ، لأن هذا مما يتسامح فيه ، فلا يشترط علمه ، بخلاف المال .

Tidak disyaratkan untuk menjelaskan secara detail ghibah tersebut karena hal ini termasuk bagian yang dimaafkan maka tidak harus memberi tahu kepadanya. Berbeda dengan dosa yang berkenaan dengan harta. Namun jika orangnya telah meninggal atau tidak ada dan sulit meminta maafnya maka ulama berpendapat sebaiknya ia memperbanyak istighfar untuknya, berdoa dan memperbanyak kebaikan. [kitab Al-Adzkar]

 

Orang yang enggan meminta maaf atas kesalahan kepada saudaranya maka amal kebaikannya akan diambil untuk saudaranya, atau jika tidak maka dosa amal buruk saudaranya itu akan ditimpakan kepadanya hingga ia akan menjadi orang yang muflis (merugi) seperti sabda Nabi SAW:

أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ

“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?”

Para sahabat menjawab,

الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ

”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”

Tetapi Nabi SAW berkata : “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka”.[HR Muslim] Ini seperti keterangan hadits utama di atas. _Wallahu A’lam_. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk ringan hati meminta maaf dan memafkan kesalahan orang lain sehingga bisa berbahagia bersama keluarga di momen idul fitri yang penuh dengan suka cita ini.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]