Monday, March 23, 2020

LEBIH BAIK DI RUMAH



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Sa’d bin Abi Waqqash RA, Rasul SAW bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." [HR Bukhari]

Catatan Alvers

“ Hanya bilik bambu tempat tinggal kita tanpa hiasan tanpa lukisan. Beratap jerami beralaskan tanah namun semua ini punya kita. Memang semua ini milik kita sendiri... Lebih baik di sini, rumah kita sendiri. Segala nikmat dan anugerah yang kuasa semuanya ada di sini, Rumah kita..."


Ini adalah lirik lagu berjudul rumah kita yang dipopulerkan oleh god bless. Lirik ini sangat cocok untuk renungan untuk saat ini dimana kita dianjurkan untuk menetap di dalam rumah dan tidak bepergian kecuali untuk urusan yang sangat mendesak. Belajar bahkan bekerja diharuskan di dalam rumah untuk memutus mata rantai penularan covid-19.

Telah terdapat arahan presiden dan gubernur jatim yang diperjelas dengan Surat edaran dari bupati, dinas kesehatan, camat bahkan kepala desa yang intinya “Menghimbau masyarakat untuk tetap di rumah kecuali ada hal yang sangat penting. Dan Menunda kegiatan yang bersifat pengumpulan massa seperti rapat, pertemuan, pelatihan, diklat, haul, selamatan, dll. yang melibatkan lebih dari 20 orang.”[Teks ini diambil dari edaran camat bululawang]

Demi menjamin terlaksananya amanat tersebut maka Kapolri memberikan maklumat tertanggal 19 maret 2020 tentang kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan penyebaran covid-19 yang menegaskan bahwa “apabila ditemukan perbuatan yang bertentangan dengan maklumat maka setiap anggota polri wajib melakukan tindakan kepolisian yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Maka lirik di atas menganjurkan kita untuk betah di rumah. Minimal supaya selama masa isolasi ini kita menahan keinginan untuk keluar rumah karena bagaimanapun keadaan di dalam rumah itu adalah lebih baik daripada di luar sana. Kita harus pandai-pandai mensyukuri nikmat Allah sehingga bisa merasakan kenikmatan dan kebahagiaan berada di dalam rumah bersama keluarga.

Jangan tertipu dengan ajakan keluar rumah untuk mendatangi perkumpulan apapun bahkan dalam acara doa bersama menolak wabah corona karena hal itu dapat membahayakan diri sendiri dan orang lainnya. Virus bukannya lari akan tetapi malah menyebar kemana-mana terlebih lagi acara seperti itu tidak pernah di contohkan oleh para ulama salaf di tengah mewabahnya penyaki menular.

Syeikh Abu Ubaidah Masyhur bin hasan Ali sulaiman dalam bukunya Hukmut tada’i li fi’lith tha’ati fin nawazili was syada’ibi wa mulimmat (Amman Jordania, cet.2009 hal.17-21) berkata : Al-hafidz Ibn Hajar al-‘Asqalani dalam kitabnya “Badzlul Ma’un” berkata :
فَلَيْسَ الدُّعَاءُ بِرَفْعِ الْوَبَاءِ مَمْنُوْعًا وَلَا مُصَادِمًا لِلْمَقْدُوْرِ مِنْ حَيْثُ هُوَ أَصْلًا، وَإِنَّمَا الْاِجْتِمَاعُ لَهُ كَمَا فِي اْلِاسْتِسْقَاءِ فَبِدْعَةٌ
Berdo’a untuk menolak wabah bukanlah hal yang terlarang dan tidaklah bertentangan dengan takdir ditinjau dari sisi asalnya namun berkumpul untuk doa tersebut sebagaimana (dengan diqiyaskan berkumpulnya orang-orang untuk shalat) istisqa adalah bid’ah.

Dahulu pernah terjadi wabah Tha'un besar-besaran pada tahun 749 di damaskus. Masyarakat berkumpul dan berdoa dengan suara yang keras, begitu pula mayoritas tokoh negeri, mereka berdoa dan ber-istighatsah namun setelahnya justru wabahnya semakin banyak (menyebar) daripada sebelumnya.

Dan telah terjadi di zaman kami, tatkala wabah tha'un untuk pertama kalinya melanda kairo pada tanggal 27 bulan rabi'ul akhir di tahun 833, saat itu orang yang meninggal disebabkan oleh wabah tidak sampai 40 orang,  kemudian orang-orang keluar dan berkumpul di lapangan pada (seminggu setelahnya) tanggal 4 jumadil 'Ula setelah dianjurkan terlebih dahulu untuk berpuasa 3 hari sebagaimana yang dilakukan pada shalat Istisqa', lalu mereka berkumpul dan berdoa selama satu jam kemudian mereka pulang ke rumah masing-masing (sebelum dzuhur). Dan Tidak sampai satu bulan setelahnya, jumlah orang yang meninggal di kairo setiap harinya mencapai seribu orang lebih kemudian semakin bertambah banyak. [Hukmut tada’i]

Maka tetaplah stay di rumah. Ambillah pelajaran dari semut tatkala mereka terancam, seekor semut berkata :
يَاأَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ
Hai semut-semut, masuklah ke dalam tempat-tempat tinggal kalian... [QS An-Naml : 18]

Jangan tinggalkan kampung halaman, baik kampung halaman yang masuk zona merah ataupun masih zona aman dari wabah covid-19 ini sebagaiaman perintah Nabi SAW dalam hadits utama di atas.  Sang Mufasir bergelar “Turjumanul Qur’an” Ibnu Abbas RA berkata: Mereka berjumlah 4.000 orang. Mereka semua keluar karena lari dari tha’un (wabah penyakit menular). Mereka berkata:
نَأْتِي أَرْضًا لَيْسَ بِهَا مَوْتٌ
“Kami akan mendatangi sebuah negeri yang tidak ada kematian (tha’un)”.

(Sesampainya di sana) Allah berfirman kepada mereka : “Matilah kalian”. Maka mereka semua mati. (setelah berselang waktu yang lama) Lalu seorang Nabi melintasi mereka dan nabi itu memohon kepada Allah agar menghidupkan kembali.mereka itulah yang dimaksud dengan orang-orang yang difirmankan oleh Allah SWT : “mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati” [HR Al-Hakim]

Yaitu firman Allah SWT :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِن دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا ثُمَّ أَحْيَاهُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: “Matilah kamu”, kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” [QS Al-Baqarah: 243]

Ingat keuntungan yang hilang bisa dicari di lain waktu, kerugian materi yang terjadi bisa ditutupi di lain hari namun nyawa yang hilang kapanpun tidak akan kembali lagi. Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita berusaha dan terus berdoa agar wabah corona ini segera enyah dari kita semua kaum muslimin.

Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren Lho!

NB.
Hak Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang  lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]

0 komentar:

Post a Comment