Thursday, April 13, 2023

BERKAH AIR ZAM-ZAM

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Dzar RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ إِنَّهَا طَعَامُ طُعْمٍ

Sesungguhnya Air zam-zam itu adalah air yang penuh berkah dan ia adalah makanan yang mengenyangkan. [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Air zam-zam bukan air biasa, ia adalah air penuh berkah sebagaimana pernyataan hadits di atas. Air Zam-zam digunakan malaikat jibril AS untuk mencuci hati Nabi SAW ketika hendak isra’. Abu Dzar RA meriwayatkan bahwa Rasul SAW bersabda : "Saat aku di Makkah atap rumahku terbuka, tiba-tiba datang Malaikat Jibril AS”.

فَفَرَجَ صَدْرِي ثُمَّ غَسَلَهُ بِمَاءِ زَمْزَمَ

“Lalu dia membelah dadaku kemudian mencucinya dengan menggunakan air zamzam”.

 

Lalu ia membawa bejana terbuat dari emas berisi hikmah dan iman, lalu dituangnya ke dalam dadaku dan menutupnya kembali. Lalu dia memegang tanganku dan membawaku menuju langit dunia. [HR Bukhari] Al-Hafidz Al-Iraqy berkata : Hikmah mencuci hati Nabi SAW dengan air zam-zam adalah agar menguatkan hati nabi untuk melihat kerajaan langit dan bumi, surga dan neraka. Hal ini dikarenakan termasuk dari keistimewaannya adalah

أَنَّهُ يُقَوِّي الْقَلْبَ وَيُسَكِّنُ الرَّوْعَ

Air zam-zam dapat menguatkan hati dan menenangkan dari ketakutan. [Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaytiyyah]

 

Nama zam-zam berasal dari perkataan Siti Hajar. Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Ibrahim AS meninggalkan siti hajar dan anaknya, Isma’il atas perintah Allah SWT sebagaimana dikisahkan Al-Qur’an, Nabi Ibrahim AS berkata :

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak ada tumbuh-tumbuhan di dekat Baitullah yang dimuliakan. [QS Ibrahim : 37]

 

Maka saat itu Siti hajar dan isma’il merasa kehausan. Setelah siti hajar mencari air ke sana kemari maka Malaikat Jibril mengepakkan sayapnya dan memukulkannya ke tanah lalu seketika itu tanah tersebut mengeluarkan air dan Siti Hajar berkata : “Zam, Zam” yang artinya berkumpullah wahai air, yang penuh dengan berkah. Lalu air tersebut dikenal dengan nama zam-zam. [Hasyiyah Al-jamal]

 

Dalam versi lain, ia dinamakan air zam-zam karena keluar dari sumber dalam jumlah banyak karena arti zam-zam sendiri artinya banyak. Dan Mujahid berkata : dinamakan zam-zam yang merupakan “Isytiqaq” (turunan kata) dari kata “Hazmah” yang berarti hentakan ke tanah dengan menggunakan tumit (karena demikianlah yang dilakukan isma’il sehingga air zam-zam memancar dari tanah dibawha kakinya). [Fathul Bari]

 

Imam Nawawi mensyarahi hadits utama di atas, beliau berkata : Kata “Thu’m” dengan dibaca dlammah pada huruf tha’ dan sukun pada huruf wawunya, artinya :

تَشْبَعُ شَارِبَهَا كَمَا يَشْبَعُهُ الطَّعَامُ

air zam-zam itu dapat mengenyangkan orang yang meminumnya sebagaimana makanan. [Al-Minhaj Syarah Muslim]

 

Syeikh Sulaiman Al-Jamal berkata :

أَيْ فِيْهَا قُوَّةُ الْاِغْتِذَاءِ الأَيَّامَ الْكَثِيْرَةَ

“Artinya air zam-zam itu didalamnya mengandung energi seperti yang terdapat dalam makanan untuk beberapa hari”.

 

Namun hal itu kata beliau harus dibarengi dengan keyakinan, sebagaimana dialami oleh Abu Dzar yang berasal dari suku Al-Ghifar, beliau beberapa hari (sebulan) tidak makan, hanya minum air-zam-zam saja namun beliau bertambah gemuk badannya. [Hasyiyah Al-Jamal]  Abdullah Ibnus Shamit meriwayatkan bahwa suatu ketika Abu dzar ditanya oleh Rasul SAW : Mulai kapan engkau di sini (mekkah)? Abu dzar : Sejak 30 hari yang lalu. Rasul SAW : Lalu engkau makan apa?

Abu dzar menjawab :

مَا كَانَ لِي طَعَامٌ وَلَا شَرَابٌ إِلَّا مَاءَ زَمْزَمَ، وَلَقَدْ سَمِنْتُ حَتَّى تَكَسَّرَتْ عُكَنُ بَطْنِي، وَمَا أَجِدُ عَلَى كَبِدِي سُخْفَةَ جُوعٍ

“Aku tidak memiliki makanan atau minuman selain air zam-zam. Sungguh aku menjadi gemuk sehingga perutku berlipat dan aku tidak merasakan pada lambungku busung lapar”.

Nabi SAW lantas bersabda seperti hadits diatas : “Sesungguhnya Air zam-zam itu adalah air yang penuh berkah dan ia adalah makanan yang mengenyangkan”. Dan terdapat tambahan dalam riwayat ini :

وَشِفَاءُ سَقَمٍ

Dan obat dari segala penyakit. [Ma’rifatus Sunan Wal Atsar Lil Bayhaqi]

 

Menjelaskan lafadz terakhir ini, Imam zainuddin Al-Munawi berkata :

أَيْ حِسِّيٍّ أَوْ مَعْنَوِيٍّ مَعَ قُوَّةِ الْيَقِيْنِ وَكَمَالِ التَّصْدِيْقِ

Air zam-zam menjadi obat dari segala penyakit, baik penyakir dhahir maupun bathin disertai dengan keyakinan yang kuat dan kepercayaan yang sempurna. [Faidlul Qadir]

 

Air zam-zam dijuluki sebagai “Syarabul Abrar”. Ibnu Abbas RA berkata :

صَلُّوا فِي مُصَلَّى الْأَخْيَارِ وَاشْرَبُوا مِنْ شَرَابِ الْأَبْرَارِ

“Lakukanlah shalat di tempat sholatnya orang-orang pilihan dan minumlah kalian dari minumannya orang-orang baik”.

Lalu ada yang bertanya : dimanakah tempat sholatnya orang-orang pilihan? Beliau menjawab : Dibawahnya “mizab” (talang air) ka’bah. Lalu ada yang bertanya : Apakah minumannya orang-orang baik itu? . Beliau menjawab : Air zam-zam, minuman yang paling mulia. [Faidlul Qadir]

 

Mengingat betapa besar keberkahan dari air zam-zam maka tidak selayaknya air zam-zam diperlakukan seperti air biasa, dibuat mencuci pakaian atau menghilangkan najis. Syeikh M Hasan Abdul Ghaffar berkata : Menurut madzhab syafi’i air zam-zam itu sah digunakan untuk berwudlu namun menurut para ulama madzhab hambali hal itu tidak diperbolehkan. Mereka berkata :

هَذَا مَاءٌ مُبَارَكٌ فَلَا يَصِحُّ اِسْتِعْمَالُهُ فِي الْغُسْلِ وَلَا فِي الْوُضُوءِ وَلَا رَفْعِ الْحَدَثِ وَلَا إِزَالَةِ النَّجسِ

(Air zam-zam) Ini adalah air yang penuh barokah maka tidak sah menggunakannya untuk mandi, wudlu, menghilangkan hadas dan najis. [Syarah Matan Abi Syuja’]

 

Dan Syeikh Izzuddin Ibnu Abdis Salam berfatwa :

لَا يُكَفَّنُ الْمَيِّتُ فِي ثَوْبٍ غُسِلَ بِمَاءِ زَمْزَمَ

Tidak boleh hukumnya (makruh) mengkafani mayat dengan kain yang dicuci dengan air zam-zam. [Mawahibul Jalil]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mengetahui keistimewaan dari Air Zam-zam sehingga kita memperlakukannya dengan semestinya.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

0 komentar:

Post a Comment