إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Monday, July 21, 2025

GARANSI HIJRAH

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari orang Badui, Rasul SAW Bersabda :

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

Sesungguhnya tidaklah kamu meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla kecuali Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya”. [HR Ahmad]

 

Catatan Alvers

 

Pasca Fathu Makkah (Menguasai kembali Kota Mekkah), Hijrah bukan lagi soal tempat. Nabi SAW menegaskan :

لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ

“Tidak ada hijrah (dalam artian meninggalkan satu tempat) Pasca Fathu Makkah, akan tetapi yang ada adalah jihad dan niat.”[HR Bukhari]

 

Ya, jihad dan niat untuk meninggalkan segala apa yang diharamkan oleh Allah SWT itulah hijrah di masa kini. Rasul SAW bersabda :

الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan perkara yang dilarang Allah." [HR Bukhari]

 

Jangan ragu untuk meniggalkan dosa, maksiat dan segala apa yang dilarang oleh Allah karena ada garansi dari Nabi SAW yaitu akan diganti dengan perkara yang lebih baik. Tidak sama dengan garansi pabrik yang akan mengganti produk yang rusak dengan barang baru yang sama namun garansi nabi adalah perkara yang lebih baik. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam hadits utama di atas. Abu Qatadah dan Abid Dahma’, keduanya sering pergi ke baitullah untuk berhaji, keduanya berkata : Kami mendatangi seseorang dari penduduk pedesaan (Badui) lalu kami bertanya apakah ia pernah mendengar sesuatu dari Rasul SAW. Badui menjawab : Iya. Satu ketika Rasul SAW menggenggam tanganku lalu beliau mengajarkan kepadaku sebagian dari apa yang telah diajarkan oleh Allah kepada beliau. Aku ingat apa yang disampaikan oleh beliau, yaitu : “Sesungguhnya tidaklah kamu meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla kecuali Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya”. [HR Ahmad]

 

Diantara orang yang telah membuktikan garansi ini adalah Nabi Yusuf AS. Beliau digoda oleh wanita cantik yang disebutkan dalam Al-Qur’an dengan sebutan “Imra’atul Aziz” (Istri dari yang mulia) yang bernama Ra’il dan bergelar Zulaikha yang dalam bahasa persia kuno berarti wanita cantik nan lembut. Allah SWT mengisahkan :

وَرَاوَدَتْهُ الَّتِيْ هُوَ فِيْ بَيْتِهَا عَنْ نَّفْسِهٖ وَغَلَّقَتِ الْاَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ

Yusuf digoda oleh perempuan yang mana Yusuf tinggal di rumahnya. Dia menutup rapat-rapat semua pintu, lalu berkata, "Marilah mendekat kepadaku. [QS Yusuf : 23]

 

Siapa yang tidak tertarik kepada wanita cantik lagi memiliki kedudukan dan wanita itu sendiri yang menginginkan? Tak terkecuali Nabi Yusuf. Iapun tergoda dengan zulaikha. Allah SWT berfirman :

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan perbuatan itu pula) dengan wanita itu...  [QS Yusuf : 24]

 

Nabi Yusuf sendiri mengakui akan nafsunya. Allah mengisahkan ucapan Nabi Yusuf dalam firman-Nya :

وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ  بِالسُّوٓءِ

Dan aku tidak menganggap diriku bersih (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejelekan... [QS Yusuf : 53]

 

Namun demikian Nabi Yusuf mendapat rahmat dan burhan (tanda) dari Allah sehingga ia sadar bahwa hal itu terlarang dan iapun mengucapkan : “Ma’adzallah” (Aku berlindung kepada Allah) sebagaimana dikisahkan dalam QS Yusuf : 23. Lalu Nabi Yusuf meninggalkan zulaikha karena takut kepada Allah dan iapun siap menerima apapun konsekwesinya. Nabi Yusuf berkata:

رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ

"Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. ... [Yusuf: 33]

 

Dikarenakan Nabi Yusuf telah meninggalkan zulaikha karena Allah maka garansi di atas berlaku untuknya yaitu Allah memberinya sesuatu yang lebih baik. Apa itu? Pertama, ia dibersihkan namanya dari segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Istri Al-Aziz (Zulaikha) memberikan kesaksian kepada raja, ia berkata :

الْآنَ حَصْحَصَ الْحَقُّ أَنَا رَاوَدتُّهُ عَن نَّفْسِهِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الصَّادِقِينَ

"Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar". [QS Yusuf: 51]

Kedua, Allah memberikan kepadanya kemuliaan dan kedudukan di bumi. Allah SWT berfirman :

وَكَذَٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاءُ ۚ

Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki... [QS Yusuf: 56]

 

Raja saat itu, Rayyan ibnul Malik menawarkan jabatan apapun yang dikehendaki oleh Nabi Yusuf. Nabi Yusuf diangkat menjadi bendaharawan kerajaan sebagaimana yang ia minta. Dan itu adalah jabatan dari Ithfir, yang tak lain adalah suami zulaikha. Ithfir-pun dipecat dan Ithfir meninggal dunia beberapa hari setelah kejadian itu.

Ketiga, Allah mempertemukan Nabi Yusuf fengan Zulaikha dalam hubungan yang halal. Pasca wafatnya Ithfir, raja menikahkan Yusuf dengan mantan istri Ithfir yang tak lain adalah zulaikha. Dan ketika bertemu, Nabi Yusuf berkata kepada Zulaikha :

أَلَيْسَ هَٰذَا خَيْرًا مِمَّا كُنْتِ تُرِيدِينَ؟

"Bukankah ini lebih baik daripada apa yang dahulu engkau inginkan?" [Tafsir At-Thabari]

 

Lalu zulaikha menjawab : "Wahai pemuda yang jujur, janganlah kau mencelaku. Sungguh aku dulu adalah seorang wanita seperti yang engkau lihat: penuh pesona dan kecantikan, hidup nyaman dalam kekuasaan dan bergelimang harta, sementara suamiku dulu tidak menggauli wanita (impoten). Sedangkan engkau diciptakan Allah dalam rupa dan tampilan yang sangat rupawan, maka nafsuku mengalahkanku terhadap apa yang aku lihat saat itu"

 

Dengan demikian nabi Yusuf menikahi Zulaikha dalam keadaan masih gadis dan dari pernikahan tersebut Allah menanugerahkan kepadanya dua anak yaitu Afraim bin Yusuf dan Maysya bin Yusuf. [Tafsir At-Thabari]

 

Ibnul Qayyim juga menceritakan kisah di atas, lalu beliau berkata :

وَهٰذِهِ سُنَّتُهُ تَعَالَى فِي عِبَادِهِ قَدِيمًا وَحَدِيثًا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

(balasan yang lebih baik) Ini adalah sunnatullah pada hamba-hamba-Nya sejak dahulu sampai hari kiamat. [Raudlatul Muhibbin]

 

Itu semua adalah balasan di dunia bagi orang-orang yang meninggalkan larangan Allah takut kepada-Nya dan balasan di akhirat tentu akan lebih baik dan lebih indah. Allah SWT berfirman :

وَلَأَجْرُ الآخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

Dan sungguh, pahala akhirat lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa." [QS Yusuf: 57]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita agar menjauhi apapun yang dilarang Allah karena jika yang haram itu mendatangkan keuntungan dan kenikmatan maka meninggalkan yang haram akan jauh lebih untung dan nikmat, baik di dunia dan maupun di akhirat.


Salam Satu Hadits,

Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani

Ayo Mondok! Mondok itu Keren!

WA Auto Respon :  0858-2222-1979

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Tuesday, July 15, 2025

SURGA TERAKHIR

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud RA, Rasul SAW Bersabda :

إِنِّي لَأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولًا

"Sesungguhnya aku mengetahui orang terakhir keluar dari neraka dan orang terakhir yang masuk surga, [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Satu ketika Malaikat Jibril berkata kepada Nabi SAW :

مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِكَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barangsiapa di antara umatmu yang meninggal dalam keadaan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka dia akan masuk surga atau tidak masuk neraka”.

Lantas Nabi SAW bertanya :

وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ

"(Apakah orang tersbut tetap masuk surga) walaupun dia pernah berzina dan mencuri?"

Malaikat Jibril menjawab : “(Iya) walaupun dia pernah berzina dan mencuri”. [HR Bukhari]

 

Hadits tersebut senada dengan sabda Nabi SAW :

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

"Barangsiapa yang mengucapkan Tiada Tuhan selain Allah maka dia akan masuk surga". [HR Tirmidzi]

 

Abu Isa berkata : Hadits ini dipahami oleh sebagian Ulama bahwa :

أَنَّ أَهْلَ التَّوْحِيدِ سَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَإِنْ عُذِّبُوا بِالنَّارِ بِذُنُوبِهِمْ فَإِنَّهُمْ لَا يُخَلَّدُونَ فِي النَّارِ

“Bahwa orang-orang yang bertauhid pasti akan masuk surga, meskipun mereka disiksa terlebih dahulu di neraka karena dosa-dosa mereka; sesungguhnya mereka tidak akan kekal di dalam neraka.” [Sunan At-Tirmidzi]

 

Maka surga itu ibarat lemari dan manusia adalah pakaian. Semua pakaian pasti akan dimasukkan ke lemari, namun tidak semua pakaian langsung dimasukkan ke lemari melainkan dipilih yang bersih dahulu. Adapun pakaian yang masih kotor maka akan dimasukkan ke mesin cuci dahulu, setelah diambil kok masih kotor maka ia akan di gosok dengan sikat dan setelah itu dijemur lalu di setrika. Barulah kemudian ia dimasukkan ke lemari. Demikian manusia, semua manusia yang beriman akan dimasukkan ke surga namun mereka yang bersih dari noda dosa. Adapun yang masih kotor dan bergelimang dosa maka mereka akan dimasukkan ke neraka terlebih dahulu dengan berbagai proses siksaan di sana. Baru setelah itu mereka akan dikeluarkan satu persatu lalu di masukkan ke surga.

 

Nabi SAW bersabda : “Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan ‘Lā ilāha illallāh’ (Tiada tuhan selain Allah), dan di dalam hatinya terdapat seberat biji gandum dari kebaikan. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan ‘Lā ilāha illallāh’, dan di dalam hatinya terdapat seberat biji gandum besar (burrah) dari kebaikan”.

وَيَخْرُجُ مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ

“Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan ‘Lā ilāha illallāh’, dan di dalam hatinya terdapat seberat dzarrah (biji atom) dari kebaikan.” [HR Bukhari]

 

Jika satu persatu dikeluarkan dari neraka maka pada akhirnya sampailah pada orang yang terakhir dikeluarkan dari neraka lalu di masukkan ke surga. Dalam hadits utama di atas, Rasul SAW bersabda : ""Sesungguhnya aku mengetahui orang terakhir keluar dari neraka dan orang terakhir yang masuk surga, [HR Bukhari] Siapakah dia? Rasul SAW melanjutkan : “yaitu seorang laki-laki yang keluar dari neraka dalam keadaan merangkak, lalu Allah berfirman kepadanya, 'Pergilah, dan masuklah surga. Lalu dia mendatanginya, lalu dikhayalkan kepadanya bahwa surga telah penuh. Lalu dia kembali seraya berkata: 'Wahai Rabbku, aku mendapatinya telah penuh.' Maka Allah berfirman kepadanya, 'Masuklah surga.' Lalu dia mendatanginya, lalu dikhayalkan kepadanya bahwa surga telah penuh. Lalu dia kembali seraya berkata: 'Wahai Rabbku, aku mendapatinya telah penuh.' Maka Allah berfirman kepadanya :

اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا

“Pergilah, lalu masuklah ke surga, karena kamu mendapatkan seperti dunia dan sepuluh kali lipatnya dunia”

Dia berkata : 'Apakah Engkau mengolok-olokku atau sedangkan Engkau adalah Raja (semesta alama)' ." Perawi berkata: "Sungguh aku melihat Rasul SAW tertawa hingga gigi gerahamnya terlihat." Perawi melanjutkan: "Dan dikatakan bahwa dia adalah penduduk surga yang paling rendah kedudukannya." [HR Bukhari]

 

Dalam riwayat lain, orang tersebut setelah dikeluarkan dari neraka dengan badan yang gosong lalu ia disiram dengan “Ma’ul Hayat” (Air kehidupan) sehingga tumbuh seperti benih yang tumbuh di tanah berair lalu ia ditempatkan di luar dekat neraka. Dia berkata : “Wahai Tuhanku palingkanlah wajahku dari neraka, sungguh hembusan api neraka telah menyakiti diriku dan kobaran apinya telah membakarku”, Allah SWT berfirman: “Jika Aku kabulkan maka apakah kamu akan meminta yang lain?.” Dia menjawab : “Tidak”. maka Allah memalingkan wajahnya dari neraka sehingga ia menghadap ke arah surga.

 

Ketika wajahnya dihadapkan ke surga maka ia melihat apa yang ada di dalamnya, ia diam tertegun beberapa waktu lalu dia berkata: “Wahai Tuhanku dekatkanlah aku ke pintu surga”,  Allah berfirman: “Bukankah kau telah berjanji tidak akan meminta yang lain?”, Jika Aku memberimu, maka apakah kau akan meminta yang lain?. Dia berkata: “Tidak”. Maka Allah mendekatkannya ke pintu surga.

 

Dengan demikian ia melihat kenikmatan di dalam surga dan tertegun untuk beberapa lama kemudian ia berkata: “Wahai Tuhanku masukkanlah aku ke dalam surga”. Maka Allah berfirman : “Bukankah kau telah berjanji tidak akan meminta yang lain?”, Maka dia berkata : “Wahai Tuhanku janganlah Engkau jadikan aku  sebagai makhluk-Mu yang paling celaka. Allah-pun tertawa (ridla) dibuatnya, lalu Allah mengizinkannya masuk surga, dan ditawarkanlah kepadanya: “Mintalah apa saja yang kamu inginkan!”. Maka iapun menyebutkan keinginannya satu persatu hingga habislah semua keinginannya. Lalu dikatakan kepadanya :

لَكَ ذَلِكَ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ

“Kau mendapatkan semua permintaanmu dan sepuluh kali lipatnya.” [HR Bukhari]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita agar mengetahui betapa luasnya surga yang menjadi tempat dari rahmat Allah SWT lalu termotivasi untuk beramal shalih dan menghindari dosa dan maksiat.

 

Salam Satu Hadits,

Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani

Ayo Mondok! Mondok itu Keren!

WA Auto Respon :  0858-2222-1979

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Thursday, July 10, 2025

LEWAT DEPAN ORANG SHALAT

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Juhaim RA, Rasul SAW bersabda :

 لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيْ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ

“Seandainya orang yang lewat di depan orang shalat itu tahu dosa yang akan ia dapatkan, niscaya lebih baik ia berdiam (menunggu selesai shalat) selama 40 (masa) daripada ia berjalan di depan orang yang shalat”. [HR. Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Alkisah satu ketika Qais ibnul mulawwah yang terkenal dengan julukan “Majnun Layla” (orang yang menjadi gila karena cintanya ditolak pujaan hatinya, Layla) ia berjalan di depan orang-orang yang sedang shalat. Setelah mereka selesai shalat mereka mencela Qais dan mereka berkata : “Bagaimana kamu ini, kau berjalan di depan kami padahal kami sedang shalat?.” Qais berkata : Demi Allah, Aku tidak melihat kalian karena aku sibuk memikirkan Layla. Lalu ia berkata :

وَاللهِ، لَوْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ كَمَا أُحِبُّ لَيْلَى، لَمَا رَأَيْتُمُونِي، وَلَانْشَغَلْتُمْ بِهِ وَبِمُنَاجَاتِهِ عَنْ رُؤْيَتِي

“Demi Allah, jika kalian mencintai Allah sebagaimana aku mencintai Layla, niscaya kalian (ketika shalat) tidak akan melihatku, karena kalian sibuk dengan-Nya dan bermunajat kepada-Nya, hingga tidak memperhatikan keberadaanku.”

 

Pernahkah Anda melihat ada orang yang lewat di depan orang yang shalat seperti kisah di atas? Atau di depan Anda sendiri ketika shalat, atau jangan-jangan Anda sendiri orang yang lewat itu? Wah wah.. bahaya kalau begitu. Jangan pernah lakukan hal itu karena itu adalah dosa yang seandainya Anda tahu ukuran dosanya niscaya Anda akan memilih untuk menunggu meskipun dalam waktu yang lama. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits utama : “Seandainya orang yang lewat di depan orang shalat itu tahu dosa yang akan ia dapatkan, niscaya lebih baik ia berdiam (menunggu selesai shalat) selama 40 masa daripada ia berjalan di depan orang yang shalat”. [HR. Bukhari]

 

Perawi hadits tersebut yaitu Abu Nadhar berkata : “Aku tidak tahu apakah sabdanya 40 hari, bulan, ataukah tahun.” Yang jelas apapun itu, mau 40 hari, bulan, ataukah tahun, itu adalah waktu yang sangat lama untuk menunggu namun demikian seseorang akan rela menunggu dalam waktu yang lama seperti itu seandainya dia tahu betapa celakanya ketika dia lewat di depan orang yang sedang shalat. Orang yang menerjang perlintasan kereta api lalu ia tewas tersambar kereta yang lewat, seandainya ia tahu dan yakin akan tersambar niscaya ia akan memilih menunggu walau dalam waktu yang lama. Maka ketika kita mengetahui ada orang yang hendak melakukan demikian niscaya kita akan mencegahnya supaya ia tidak celaka. Itulah kenapa lantas Nabi bersabda :

إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ إِلَى شَيْءٍ يَسْتُرُهُ مِنْ النَّاسِ فَأَرَادَ أَحَدٌ أَنْ يَجْتَازَ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلْيَدْفَعْهُ

“Jika salah seorang dari kalian shalat dengan menghadap sesuatu yang ia jadikan sutrah (penghalang, pembatas) terhadap orang lain, kemudian ada seseorang yang mencoba lewat di antara ia dan sutrah tersebut, maka cegahlah. [HR Bukhari]

 

Untuk mempermudah orang yang hendak lewat di depan kita yang sedang shalat supaya itu tidak berdosa dengan menginjak tempat shalat kita maka hendaknya kita memasang jadikan sutrah (penghalang, pembatas). Syeikh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in berkata : “Disunnahkan bagi orang yang  shalat untuk menghadap ke dinding atau tiang, atau benda tegak lainnya yang tingginya minimal 40 CM, dan jarak antara benda tersebut dan tumitnya tidak lebih dari 180 CM. Jika tidak ada, gunakanlah semisal tongkat yang ditancapkan, atau koper. Jika tidak ada, gelarlah sajadah, jika tidak ada, buatlah garis di depannya dalam jarak 180 CM, baik secara melintang atau memanjang. Dan ini lebih utama karena ada hadits” :

إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَجْعَلْ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ شَيْئًا فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيَنْصِبْ عَصًا فَإِنْ لَمْ يَكُنْ مَعَهُ عَصًا فَلْيَخْطُطْ خَطًّا ثُمَّ لَا يَضُرُّهُ مَا مَرَّ أَمَامَهُ

"Jika salah seorang dari kalian shalat, maka hendaklah ia meletakkan sesuatu di hadapannya. Jika tidak ada, maka tancapkan tongkat. Jika tidak ada tongkat, maka buatlah garis. Setelah itu, apa pun yang lewat di depannya tidak akan membahayakannya." [HR Abu Daud]

 

Dari hadits ini dipahami bahwa sutrah itu berfungsi untuk penanda area shalat sehingga orang akan lewat di depan kita, tidak menginjak area shalat kita sehingga ia berdosa. Dan yang demikian itu tidak akan mengganggu kekhusu’an kita karena orang yang shalat dianjurkan untuk mengarahkan pandangannya ke tempat sujud atau area shalat tersebut. Dan sebagian ulama berpendapat sutrah tidak harus berupa benda khusus, namun benda apapun yang bisa dipahami sebagai pembatas area shalat seperti kopyah. Hal ini dipahamai dari teks hadits di atas disebutkan “Syai’an” (sesuatu) secara umum. [Hasyiyah As-Sindy]

 

Dalam lanjutan hadits Bukhari mengenai perintah mencegah orang yang lewat di depan orang yang shalat, Nabi Bersabda :

فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ

“Jika ia enggan dicegah maka cegahlah dengan lebih keras, karena sesungguhnya ia telah melakukan perbuatan terlarang seperti setan” [HR Bukhari]

 

Selanjutnya, perlu diketahui bahwa tempat shalat kita yang kita jaga seperti di atas adalah tempat yang mulia dan ia akan menangis ketika kita wafat. Ibnu Abbas berkata : “Setiap orang memiliki satu pintu di langit, untuk jalan turun rezeki dan naiknya amalan. Apabila seorang mukmin meninggal, maka pintu langit itu akan menangisinya.

وَإِذَا فَقَدَهُ مَقْعَدُهُ مِنَ الْأَرْضِ الَّتِي كَانَ يُصَلِّي فِيهَا وَيُذْكُرُ اللهَ فِيهَا بَكَتْ عَلَيْهِ

Dan ketika tempat duduk yang dipakai shalat dan berzikir itu kehilangan dia maka tempatnya itu menangisinya. [Syu’abul Iman]

 

Terakhir, apa yang dikatakan Majnun Layla “Demi Allah, jika kalian mencintai Allah sebagaimana aku mencintai Layla, niscaya kalian (ketika shalat) tidak akan melihatku” itu tidak berarti orang yang shalat itu kemudian lupa segalanya dan tidak merasakan apa yang terjadi di sekelilingnya, tidak begitu. Nabi sendiri ketika shalat masih mendengar tangisan bayi. Beliau bersabda : “Sesungguhnya aku berdiri dalam shalat dengan niat ingin memperpanjangnya, tetapi kemudian aku mendengar tangisan bayi, maka aku pun mempercepat shalatku, karena aku tidak ingin memberatkan ibunya.” [HR Bukhari] Nabi juga memperlama sujudnya dan ketika ditanya beliau menjawab : “Sesungguhnya cucuku ini menaiki (punggung)ku (ketika aku sujud), maka aku tidak ingin menyudahinya terlalu cepat sampai ia selesai dari hajatnya.” [HR Nasa’i]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita agar menjadi muslim sejati dengan menjauhi perilaku yang merugikan orang lain, berlebih-lebihan lagi menimbulkan kerusakan dalam segala urusan.

 

Salam Satu Hadits,

Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani

Ayo Mondok! Mondok itu Keren!

WA Auto Respon :  0858-2222-1979

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]