Monday, October 27, 2025

NURUTI KAREP

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Anas Bin Malik RA, Rasul SAW bersabda :

حُفَّتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

"Surga itu diliputi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan neraka diliputi oleh syahwat (kenikmatan duniawi)." [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Saya sering menemui kata-kata random di belakang bak truk. Ada yang berupa nasehat seperti : Utamakan bayar hutang, Jangan tertipu dengan pujian ingat nyamuk mati karena tepuk tangan, Kasih sayang semakin indah jika dibarengi kasih uang, Dilarang mengangkut istri orang. Ada juga yang berupa curhatan seperti : Dia menatapmu karena punya mata bukan karena punya rasa, Kukira kau tanya kamu dimana adalah perhatian ternyata khawatir berpapasan. Baik buruknya seseorang tergantung siapa yang cerita. Ada juga yang sedang menghibur diri : Kalah gaya menang setia, Putus cinta soal biasa, putus rem mati kita.  Ada juga yang memberi semangat seperti : Allah SWT tidak menyukai hambanya yang klemar klemer kurang sat set. Ada juga yang lucu seperti : Dont Mother think i’m not father (gak usah mbok pikir, aku gak papa). Jangan disalip aku Islam. Dan ada yang menarik perhatian saya “Nuruti karep” (menuruti kemauan). Lha ini bahaya!.

 

Saya sering bilang kepada para santri : “Ojo Nuruti karep” (Jangan menuruti kemauan) meskipun dalam urusan kebaikan. Soalnya jika kamu shalat karena menuruti kemauan maka kau akan melakukan shalat tapi satu saat tidak ada kemauan maka kau akan meninggalkan shalat. Shalatlah karena menuruti perintah Allah sehingga ada atau tidak ada kemauan, maka kamu tetap akan melaksanakan shalat. Maka yang jadi pedoman itu bukan kemauan tetapi Qur’an, Firman Allah. Menjelaskan hal ini, Nabi SAW bersabda :

فَمَنْ جَعَلَهُ إِمَامًا قَادَهُ إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَنْ جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقُهُ إِلَى النَّارِ

"Barang siapa yang menjadikannya (Qur’an) sebagai imam (pemimpin), ia akan menuntunnya ke surga. Dan barang siapa yang meletakkannya di belakang, ia akan menyeretnya ke neraka." [HR Baihaqi]

 

Berbicara mengenai “karep” (kemauan) maka ia berpangkal kepada nafsu. Dalam Ihya Ulumiddin, Imam Ghazali menjelaskan bahwa nafsu adalah esensi halus (lathifah) yang terdapat dalam diri manusia. Ia bisa berubah-ubah sifatnya tergantung pada keadaannya. Jika tenang dan tunduk kepada perintah Allah, maka disebut nafsu al-muthma’innah (jiwa yang tenang). Allah SWT berfirman:

يَاأَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً

“Wahai nafsu (jiwa) yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai.” [QS Al-Fajr : 27-28]

 

Dan jika ia tidak tenang karena masih berjuang melawan dorongan syahwat, maka disebut nafs al-lawwamah (jiwa yang mencela). Karena nafsu akan mencela pemiliknya jika ia lalai dalam beribadah. Allah SWT berfirman:

وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ

“Aku bersumpah dengan jiwa yang mencela.” [QS Al-Qiyamah : 2]

 

Dan jika ia memperturutkan kepada syahwat dan godaan setan (nuruti karep), maka disebut nafsu al-ammarah bissu’ (jiwa yang memerintahkan kepada keburukan).

Allah SWT berfirman :

إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ

“Sesungguhnya jiwa itu benar-benar menyuruh kepada kejahatan.”  [QS Yusuf : 53]

 

Dengan demikian, Islam itu tidak memberangus nafsu namun mengarahkannya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT :

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا

"Sungguh beruntung orang yang menyucikan nafsu (jiwa) itu, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya." [QS Asy-Syams : 9–10]

 

Memang ajaran Islam itu tampak bertentangan dengan nafsu sebagaimana sabda nabi dalam hadits utama : "Surga itu diliputi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan neraka diliputi oleh syahwat (kenikmatan duniawi). " [HR Muslim] namun demikian Islam mengerti kebutuhan manusia karena Islam bersumber dari pencipta manusia.

 

Tatkala Islam mewajibkan kita berpuasa maka Islam juga menganjurkan agar kita menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur. Tatkala Islam menganjurkan kita banyak berpuasa maka Islam melarang kita melakukan wishal, berpuasa dalam beberapa hari tanpa berbuka. Tatkala Islam menganjurkan kita qiyamul lail, bangun malam untuk beribadah maka Islam menganjurkan kita untuk qailulah, tidur siang. Dan tatkala seseorang shalat malam lalu mengantuk maka Rasul Menganjurkannya untuk tidur. Rasul SAW bersabda :

إِذَا نَعَسَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ يُصَلِّى فَلْيَرْقُدْ حَتَّى يَذْهَبَ عَنْهُ النَّوْمُ

“Jika salah seorang di antara kalian dalam keadaan mengantuk ketika shalat, maka hendaklah ia tidur hingga hilang ngantuknya. [HR Bukhari]

 

Demikian pula tatkala Islam menganjurkan kita bersedekah maka Islam tidak membatasi sedekah dengan uang saja namun sedekah bisa juga berupa dzikir dan memerintah kebaikan serta melarang keburukan, bahkan Rasul SAW bersabda :

وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ

"Dan pada kemaluan salah seorang dari kalian (dengan berhubungan suami istri) itu terdapat sedekah." [HR Muslim]

Para sahabat bertanya heran : "Wahai Rasulullah, apakah seseorang di antara kami menyalurkan syahwatnya lalu ia mendapat pahala karenanya?" Beliau bersabda: "Bagaimana pendapat kalian jika ia menyalurkannya pada yang haram, bukankah ia berdosa? Maka demikian pula jika ia menyalurkannya pada yang halal, ia mendapat pahala." [HR Muslim]

 

Jika ada ajaran Islam yang sejalan dengan nafsu seperti itu maka akan bertambah-tambah kenikmatannya. Imam Ghazali mengistilahkan :

وَهُوَ أَلَذُّ مِنَ الزُّبْدِ بِالشَّهْدِ

Itu lebih lezat daripada mentega yang dicampur dengan madu putih. [Ihya Ulumuddin]

 

Jadi meskipun surga itu diliputi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan neraka diliputi oleh kenikmatan namun jika nafsu sudah bisa kita kendalikan maka kita bisa merasakan nikmatnya ajaran Islam bahkan terasa  lebih nikmat dari makanan yang paling lezat sekalipun.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan pikiran kita untuk mengetahui bahwa ajaran Islam itu tidak memberangus nafsu namun mengarahkannya supaya menjadi kebaikan dan bernilai pahala.   

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.

0 komentar:

Post a Comment