Monday, May 11, 2020

“ATER-ATER” RAMADHAN



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan Ibnu Abbas RA, ia berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ...
Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan... [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Ater-ater (bahasa Jawa) berarti mengantar. Ater-ater dalam tradisi orang jawa dimaknai sebagai aktifitas mengantarkan makanan kepada orang yang masih ada hubungan famili atau tetangga pada waktu tertentu dengan maksud tertentu. Misalnya ater-ater berkaitan dengan momen bulan Ramadhan utamanya seminggu menjelang hari raya idul fitri, seminggu selepas hari raya idul fitri (kupatan), Asyura, bulan rajab menjelang ramadhan. Ater-ater seperti ini biasanya dilakukan dengan dua arah sehingga terjadi pertukaran hadiah berupa makanan. Hal ini bertujuan untuk memupuk kasih sayang dengan saudara dan tetangga. Paket makanan tersebut biasanya terdiri dari nasi dan lauk pauk namun terkadang ditambah dengan kue atau buah.


Memberi sedekah itu kapan saja baik namun“Ater-Ater” khususnya di bulan Ramadhan adalah tradisi yang sangat baik karena segala kebaikan akan dilipatgandakan terlebih menepati lailatul qadar. Itulah teladan Nabi SAW dimana beliau bertambah dermawan di bulan ramadhan sebagaimana hadits utama di atas. Anas bin Malik RA berkata:
قِيلَ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
Nabi SAW ditanya: Sedekah apa yang paling utama? Beliau menjawab : “Sedekah di bulan Ramadhan”. [HR Turmudzi]

“Ater-ater” ramadhan memiliki nili plus yaitu shadaqah sekaligus memberikan hidangan berbuka puasa yang mana berpahala besar. Rasul SAW bersabda:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” [HR Tirmidzi]

Ater-ater tentulah membikin uang belanja membengkak namun janganlah hal itu menjadikan berat hati. Syeikh Abu bakar bin abi maryam menceritakan bahwa para gurunya berpesan :
إِذَا حَضَرَ شَهْرُ رَمَضَانَ فَانْبَسِطُوا فِيْهِ بِالنَّفَقَةِ فَإِنَّ النَّفَقَةَ فِيْهِ مُضَاعَفَةٌ كَالنَّفَقَةِ فِي سَبِيْلِ اللهِ
Jika bulan ramadhan telah datang maka perluaslah urusan nafkah karena nafkah di bulan ramadhan itu bernilai seperti pahala membelanjakan harta untuk jihad fi sabilillah.[Lathaiful Ma’arif]

Bersedekah di bulan ramadhan akan terasa lebih ringan karena kita hanya melawan hawa nafsu minus setan, bukankah setan dibelenggu? Rasul SAW bersabda : “Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” [HR Bukhari] Jika bersedekah dibulan ramadhan masih terasa berat, di bulan mana lagi kita akan merasa ringan?.  Ater-ater memang bukanlah suatu kewajiban namun selama itu masih memungkinkan kenapa tidak? Meskipun keuangan menipis? Abu Hurairah RA bertanya: “Wahai Rasulullah, sedekah manakah yang paling utama?, Rasul SAW menjawab :
جَهْدُ الْمُقِلِّ
“(Sedekah) yang dilakukan dengan penuh perjuangan karena sedang berada dalam keadaan sedikit harta [HR Abu Dawud]

Selanjutnya, Jika kita menerima ater-ater tersebut maka jangan lupa untuk membalasnya dengan mengirimkan ater-ater juga. Atau jika tidak memungkinkan maka minimal membalasnya dengan doa kebaikan. Rasul SAW bersabda :
مَن صَنَعَ إِليكُم مَعرُوفًا فَكَافِئُوه ، فَإِن لَم تَجِدُوا مَا تُكَافِئُوا بِهِ فَادعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوا أَنَّكُم قَد كَافَأتُمُوهُ
“Siapa yang memberikan kebaikan untuk kalian, maka balaslah. Jika engkau tidak mampu membalasnya maka doakanlah pemberinya sampai-sampai engkau yakin telah benar-benar membalasnya.” [HR Abu Daud]

Namun demikian, janganlah kita mengharapkan balasan dari ater-ater yang kita berikan apalagi mengungkit-ngungkitnya sebab tidak mendapatkan balasan karena hal itu akan merusakkan pahala. Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [QS Al-Baqarah : 264]

Tradisi ater-ater kepada sanak famili akan berpahala ganda. Rasulullah SAW bersabda :
إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
“Shadaqah untuk orang miskin, nilainya hanya 1 shadaqah. Sementara shadaqah untuk kerabat, nilainya dua: shadaqah dan silaturahim.” [HR An-Nasa’i]

Imam Nawawi menegaskan hal ini, beliau berkata :
 أَجْمَعَتْ الْأُمَّةُ عَلَى أَنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْأَقَارِبِ أَفْضَلُ مِنْ الْأَجَانِبِ
“Ulama sepakat bahwa sedekah kepada sanak kerabat lebih utama daripada sedekah kepada orang lain. [Al-Majmu’]

Janganlah meniadakan ater-ater secara khusus untuk kerabat yang membenci kita, Justru disitulah terdapat pahala yang lebih besar. Rasulullah SAW bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ الصَّدَقَةُ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ
“Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah kepada kerabat yang memendam permusuhan.” [HR Ahmad]

Selanjutnya untuk tetangga, jika harus memilih di antara mereka karena ater-ater yang terbatas mengingat kondisi ekonomi yang kurang baik maka tetangga manakah yang didahulukan? Sayyidah Aisyah RA pernah bertanya : Ya Rasulallah, Aku memiliki dua tetangga (dekat) maka tetangga manakah yang aku beri hadiah? Maka Rasul SAW  menjawab :
إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا
(berikanlah) kepada tetangga yang paling dekat pintunya dari (rumah)mu. [HR Bukhari]

Wallahu A'lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk terus bisa bersedekah terutama di bulan mulia ramadhan ini dan bisa mengalahkan hawa nafsu yang terus berusaha menggagalkan kebaikan.

Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari, S.S.,M.Ag

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren Lho!

NB.
Hak cipta berupa karya ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Dilarang mengubahnya tanpa izin tertulis. Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang  lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]

0 komentar:

Post a Comment