ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr RA, Rasul SAW
bersabda :
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ
يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ
الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ
النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
Puasa dan Al Qur’an akan memberi syafaat bagi
hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: “Wahai tuhanku, Aku telah mencegahnya
dari makan dan syahwatnya pada siang hari maka izinkan aku memberi syafaat
kepadanya”. Al-Qur’an berkata: “ Aku telah mencegahnya dari tiudur pada malam
hari maka izinkan aku memberi syafaat kepadanya, maka Nabi SAW bersabda : maka
keduanya diizinkan memberikan syafaat. [HR Ahmad]
Catatan Alvers
Al-Qur’an adalah kalam yang mulia dari Allah
yang maha mulia dan segala sesuatu akan menjadi mulia karena mendapat bagian
dari kemuliannya. Syeikh Ahmad Isa Al-Mu'ashrawi Nge-tweet:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْقُرْآنِ
نَزَلَ جِبْرِيْلُ بِهِ فَأَصْبَحَ أَفْضَلَ الْمَلَائِكَةِ نَزَلَ عَلىَ مُحَمَّدٍ
صلى الله عليه وسلم فَأَصْبَحَ سَيِّدَ الْخَلْقِ نَزَلَ عَلىَ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ فَأَصْبَحَتْ
خَيْرَ أُمَّةٍ نَزَلَ فىِ رَمَضَانَ فَأَصْبَحَ خَيْرَ الشُّهُوْرِ نَزَلَ فىِ لَيْلَةِ
الْقَدْرِ فَأَصْبَحَتْ بِأَلْفِ شَهْرٍ فَمَاذَا لَوْ نَزَلَ فِي قُلُوبِنَا
Betapa Mulianya Al-Qur’an. Al-Qur’an dibawa
turun oleh Malaikat Jibril maka ia menjadi Malaikat yang paling mulia,
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW maka beliau menjadi Makhluk
paling mulia, Al-Qur’an diturunkan kepada Ummat Nabi Muhammad SAW maka mereka
menjadi ummat yang paling mulia, Al-Qur’an diturunkan di bulan ramadhan maka ia
menjadi bulan yang paling mulia, Al-Qur’an diturunkan pada malam lailatul qadar
maka ia menjadi lebih mulia dari 1000 bulan, Trus bagaimana jika Al-Qur’an
turun ke hati kita? [@elmasrw]
Subhanallah, betapa mulianya al-Qur’an itu
sehingga dalam hadits dinyatakan :
أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ
Ibadah yang paling utama dari ummatku adalah membaca
Al-Qur’an [HR Baihaqi]
Namun demikian masih saja banyak yang berat
untuk membaca al-Qur’an. Tanya kenapa? Sayyidina Utsman RA berkata :
لَوْ طَهُرَتِ الْقُلُوْبُ
لَمْ تَشْبَعْ مِنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
Jika hati itu suci maka ia tak akan pernah
merasa kenyang dari membaca Al-Quran. [Ihya’ Ulumuddin]
Dan Abul Jawza’ (pembesar Ulama bashrah) berkata
:
نَقْلُ الْحِجَارَةِ أَهْوَنُ
عَلَى الْمُنَافِقِ مِنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
Mengangkut bebatuan lebih enteng bagi orang
munafiq dari pada membaca al-Qur’an. [Hilyatul Awliya’]
Astaghfirullah, perbanyaklah membaca istighfar
hingga Allah menjadikan hati bersih dan akhirnya semangat untuk membaca al-Qur’an,
terlebih di bulan ramadhan ini karena bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya
Al-Qur’an. Bulan dimana kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak membacanya.
Jika di bulan ini kita tidak semangat untuk membacanya maka di bulan mana lagi
kita akan lebih semangat untuk membacanya?.
Jika ramadhan tiba, Imam Az-Zuhri (pembesar tabi’in) berkata :
فَإِنَّمَا هُوَ قِرَاءَةُ
الْقُرْآنِ وَإِطْعَامُ الطَّعَامِ
Bulan ini hanyalah untuk membaca al-Qur’an dan
Memberikan makanan [Lathaiful Ma’arif]
Rabi’ bin sulaiman berkata : Imam Syafi’i
menghatamkan al-Qur’an sebanyak 30 kali setiap bulannya namun pada bulan
ramadhan beliau mengkhatamkan 60 kali, selain al-Qur’an yang beliau baca ketika
shalat. [Ma’rifatus Sunan Wal atsar lil Bayhaqi] begitu pula imam Ahmad bin
Hanbal [Lathaiful Ma’arif]
Jika tidak bisa membaca al-Qur’an sebanyak itu
maka hendaknya tidak kurang dari batas minimalnya. Abul Laits berkata :
“Seyogyanya seseorang itu mengkhatamkan al-Qur’an sebanyak dua kali selama
setahun jika tidak bisa lebih”. Dan Abu hanifah berkata :
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ
فِي كُلِّ سَنَةٍ مَرَّتَيْنِ فَقَدْ أَدَّى حَقَّهُ
“Barang
siapa membaca al-Qur’an dengan khatam dua kali setahun maka ia telah menunaikan
haknya al-Qur’an”.
Dan Imam Ahmad berkata : “Makruh hukumnya
mengkhatamkan al-Qur’an lebih dari 40 hari tanpa adanya udzur”. [Fathul Muin]
Di bulan ini, sangat dianjurkan pula “mudarasah”
atau dalam tradisi jawa dikenal dengan “darusan”. Yaitu :
بِأَنْ يَقْرَأَ عَلَى
غَيْرِهِ وَيَقْرَأَ عَلَيْهِ غَيْرُهُ
Seseorang membaca al-Qur’an di hadapan orang
lain, dan orang lain membaca al-Qur’an di hadapannya. (secara bergantian).
[I’anatut Thalibin]
Hal ini sebagaimana dilakukan oleh Baginda Nabi
SAW dan malaikat Jibril AS. Ibnu Abbas RA berkata:
وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ
فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
dan Malaikat Jibril menemui beliau di setiap
malam bulan Ramadhan untuk mudarasah Al-Qur’an. [HR Bukhari]
Adapun mengenai waktunya, Imam Nawawi berkata :
Waktu yang paling mulia untuk membaca Al-Qur’an pada selain saat shalat adalah
malam hari, separoh malam yang kedua lebih utama dari separoh malam yang
pertama, Membaca Al-Qur’an antara maghrib dan isya adalah mahbubah (disenangi),
Adapun di siang hari maka yang paling utama adalah setelah shalat subuh,
diantara hari yang terpilih yaitu hari jumat, senin, kamis, hari arafah, dari
10 hari adalah 10 hari pertama dzul hijjah dan 10 hari terakhir bulan ramadhan
dan bulan yang terpilih adalah bulan ramadhan. [Al-Adzkar]
Betapapun seorang mukmin itu baik namun jika
tidak gemar membaca al-Qur’an maka ia akan memiliki kekurangan. Diriwayatkan
dari Abu Musa Al-Asy’ari, Rasul SAW bersabda :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي
يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ
الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا
حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا
طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ
Perumpamaan orang mukmin yang suka membaca
al-Quran ialah seperti buah jeruk utrujjah, baunya enak dan rasanya pun enak
dan perumpamaan orang mukmin yang tidak suka membaca al-Quran ialah seperti
buah kurma, tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang
munafik yang suka membaca al-Quran ialah seperti dedaunan rayhanah, baunya enak
sedang rasanya pahit dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca
al-Quran ialah seperti buah hanzhalah, tidak ada baunya dan rasanyapun pahit.
[HR Muslim]
Wallahu A'lam. Semoga Allah Al-Bari membuka
hati kita untuk terus gemar membaca al-Quran terutama di bulan ramadhan ini
sehingga keduanya memberikan kepada kita syafaat di hari kiamat nanti.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari, S.S.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren Lho!
NB.
Hak cipta berupa karya ilmiyah ini dilindungi
oleh Allah SWT. Dilarang mengubahnya tanpa izin tertulis. Silahkan Share tanpa
mengedit artikel ini. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia
adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Al-haddad]
0 komentar:
Post a Comment