ONE DAY ONE HADITH
Dari Jabir bin Abdillah RA, Nabi SAW bersabda :
أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ
رِزْقَهُ ، فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ ، اتَّقُوا اللَّهَ أَيُّهَا النَّاسُ ،
وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ، خُذُوا مَا حَلَّ ، وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai
sempurna jatah rizkinya, karena itu, jangan kalian merasa rizki kalian
terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki
dengan baik, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram.” [HR. Hakim
dalam Al-Mustadrak ]
Catatan Alvers
Harga kebutuhan meroket di saat masyarakat menjalankan ibadah puasa saat
ini. Harga minyak goreng, ayam, telur, beras dan sembako lainnya naik padahal
pasokan di pasar sebenarnya mencukupi menurut keterangan Mentri pertanian
(mentan). “Ini adalah anomali”, tegas mentan.
Namun anehnya anomali ini terjadi setiap tahun seakan-akan menjadi “ritual” tahunan yang menguji kesabaran orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa. Harga-harga naik, Ya memang demikian kenyataannya namun janganlah anda panik sebab rezeki kita sudah ditaqdirkan oleh Allah untuk kita. Kenaikan harga tidaklah mengurangi rezeki kita yang telah ditetapkan oleh Nya sebagaimana hadits di atas.
Namun anehnya anomali ini terjadi setiap tahun seakan-akan menjadi “ritual” tahunan yang menguji kesabaran orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa. Harga-harga naik, Ya memang demikian kenyataannya namun janganlah anda panik sebab rezeki kita sudah ditaqdirkan oleh Allah untuk kita. Kenaikan harga tidaklah mengurangi rezeki kita yang telah ditetapkan oleh Nya sebagaimana hadits di atas.
Harga naik, janganlah panik sebab hal ini bukanlah terjadi pertama
kali karena kenaikan harga pernah juga terjadi di zaman Nabi SAW. Di zaman sahabat pernah terjadi kenaikan
harga. Mereka pun mendatangi Nabi SAW dan Mereka mengatakan,
يا رسول الله غلا السعر فسعر لنا
“Wahai Rasulullah, harga-harga barang banyak yang naik, maka
tetapkan keputusan yang mengatur harga barang.”
Nabi SAW menjawab,
إن الله هو المسعر القابض الباسط الرازق وإني لآرجو أن ألقى الله وليس
أحد منكم يطلبني بمظلمة في دم أو مال
“Sesungguhnya Allah-lah Dzat yang menetapkan harga, yang
menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang Pemberi rezeki. Sementara aku
berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari
kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam urusan darah maupun harta.”
[HR. Ahmad]
Rasul SAW saat itu berada pada posisi dilematis, jika Rasul
menurunkan harga maka tentu petani merugi namun jika harga dinaikkan maka
konsumen yang merugi. Rasul tidak ingin mendzalimi salah satunya, Maka beliau
berkata “Allah-lah sang penentu harga”. Maka biarlah harga naik, karena segala
sesuatu yang terjadi pastilah ada hikmahnya. Boleh jadi dengan kenaikan harga
maka kita tidak lagi berprilaku boros dan menghambur-hamburkan harta. Yakinlah
bahwa Rizki telah ditakar oleh Allah sesuai dengan kebaikan kita. Allahswt
berfirman :
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ
وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
“Andaikan Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah
mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang
dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan)
hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” [QS. As-Syura: 27]
Manjelaskan ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan:
أي: ولكن يرزقهم من الرزق ما يختاره مما فيه صلاحهم، وهو أعلم بذلك فيغني
من يستحق الغنى، ويفقر من يستحق الفقر.
“Maksud ayat, Allah memberi rezeki mereka sesuai dengan apa yang
Allah pilihkan, yang mengandung maslahat bagi mereka. Dan Allah Maha Tahu akan hal
itu, sehingga Allah memberikan kekayaan kepada orang yang layak untuk kaya, dan
Allah menjadikan miskin sebagian orang yang layak untuk miskin.” [Tafsir Al-quran
al-Adzim]
Naiknya harga
janganlah membuat putus asa, Yakinlah Allah lebih tahu akan hal yang terbaik
buta kita semua. Bukankah Allah telah mengingatkan kita semua dengan firmanNya:
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi,
kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui,
sedangkan kamu tidak mengetahui.” [QS. Al-Baqarah:216] Wallahu A’lam Semoga
Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk bisa menyadari bahwa semua yang
terjadi adalah yang terbaik di sisi Dzat yang maha mengetahui.
0 komentar:
Post a Comment